Menghadapi era revolusi industri 4.0, peternakan dituntut untuk mampu bersaing dalam hal kualitas produk dan efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, peternakan ayam sekarang lebih memilih memperbaiki segala hal terkait manajemen pemeliharaan.

Di Indonesia dengan iklim tropisnya, pemeliharaan dengan sistem open house memiliki banyak faktor yang tidak dapat dikontrol. Saat kondisi cuaca panas, maka ayam akan melakukan “panting” sebagai usaha pertahanan. Di saat bersamaan dengan tingginya suhu udara dan kelembapan membuat ayam mengalami kesulitan mengeluarkan panas tubuhnya. Terlebih lagi tantangan cuaca (global warming) maupun perubahan genetik ayam broiler, tantangan penyakit, gangguan binatang liar serta komplain lingkungan terhadap bau dan lalat juga berpengaruh terhadap efisiensi pemeliharaan.

Hal ini berarti sangat penting untuk kita memperhatikan kenyamanan ayam. Karena dengan memenuhi kebutuhan ayam, diharapkan menghasilkan performa yang baik pula. Dengan adanya bantuan teknologi closed house kenyamanan tersebut dapat kita capai. Beberapa peternak sudah membuktikan bahwa dengan menggunakan closed house mampu meningkatkan performa ternak dan memiliki daya saing yang lebih baik.

Sistem closed house merupakan suatu sistem kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, uap air, dan gas-gas berbahaya (CO, CO₂, NH₃) yang ada di dalam kandang tetapi di sisi lain dapat menyediakan kebutuhan oksigen (O₂) bagi ayam sehingga performa ayam tetap berjalan optimal (Poultry Indonesia, 2011). Perkembangan peternak yang menggunakan closed house, baik full closed house maupun semi closed house semakin hari semakin bertambah.

Keunggulan Sistem Closed House

Keunggulan pemeliharaan ayam dengan sistem closed house diantaranya adalah:

  • Peningkatan kepadatan

Kepadatan kandang open house berkisar 13-15 kg/m² dan saat menggunakan closed house kepadatan kandang akan meningkat hampir 2x, yaitu mencapai 25-30 kg/m². Hal ini tentu saja akan meminimalkan kebutuhan lahan yang saat ini semakin hari semakin sulit dan mahal untuk mencarinya. Terlebih lagi sudah banyak kasus penutupan kandang karena berdekatan dengan pemukiman penduduk. Peningkatan kapasitas ini semakin bertambah saat kandang dibuat bertingkat, baik dua maupun tiga tingkat.

  • Lingkungan terkontrol

Ayam yang dipelihara di kandang closed house menjadi lebih nyaman karena suhu dalam kandang lebih stabil dan bisa diatur sesuai kebutuhan. Di samping itu kebutuhan O₂ lebih terpenuhi, udara dalam kandang lebih sejuk dan segar karena adanya sirkulasi udara yang baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas kotoran yang dikeluarkan. Kotoran menjadi lebih kering. Terlebih lagi adanya exhaust fan sedikit banyak akan membantu memperbaiki kualitas feses. Keberadaan lalat pun bisa lebih ditekan.

  • Mortalitas rendah

Kenyamanan yang diberikan oleh kandang closed house menjadikan ayam memiliki sistem imun yang baik sehingga dapat melawan tantangan penyakit dan menghasilkan performa yang baik.

  • Efisiensi sumber daya manusia (SDM)

Sistem otomatis yang diterapkan pada kandang closed house membuat SDM yang dibutuhkan lebih efisien. Namun, perlu diperhatikan meski sistem closed house sangat mendukung keberhasilan usaha, menjadi tidak berarti apabila tidak dibarengi manajemen yang baik. Tenaga kandang mutlak menguasai teknis produksi dan teknis alat.

Dengan penggunaan kandang closed house, SDM harus betul-betul diberi pelatihan secara berkelanjutan agar berkompeten. Karena, sebagian besar tenaga kandang awalnya menggunakan peralatan tradisional seperti di open house sehingga saat menggunakan peralatan modern seperti closed house biasanya banyak masalah yang sering terjadi di lapangan.

  • Biosecurity terkontrol

Pelaksanaan dan efek biosecurity dapat dikontrol, binatang liar dari luar kandang minimal dan penularan penyakit dapat ditekan.

  • Performa optimal

Peningkatan performa ayam menjadi keunggulan utama dari sistem closed house. Hal inilah yang seringkali menjadikan peternak berubah pikiran. Produktivitas ayam yang semakin hari semakin sulit mencapai optimal, menjadikan peternak mencari solusi. Dan salah satunya adalah membuat kandang senyaman mungkin bagi ayam. Harapannya saat kondisi kandang nyaman ayam akan mampu tubuh secara optimal. Indeks performa (IP) ayam broiler saat menggunakan kandang open house berkisar 260-370 sedangkan saat kandang diubah menjadi closed house bisa meningkat menjadi 400-420 (Trobos, 2018). Semakin tinggi pencapaian IP maka keuntungan peternak akan semakin besar. Dengan kata lain, performa ayam meningkat dengan tingkat efisiensi pakan lebih baik.

Titik Kritis dan Kelengkapan Sistem Closed House

Titik kritis dalam sistem closed house adalah sistem ventilasi. Perhitungan dan pengaturan sistem ventilasi yang tepat dapat menciptakan suhu dan kualitas udara yang sesuai dengan kebutuhan serta kecepatan angin yang seimbang sehingga kondisi ayam menjadi nyaman.

Berikut target suhu dan kelembapan kandang agar tetap dalam zona nyaman ayam (Tabel 1).

Kelengkapan dari sistem ventilasi closed house terdiri dari exhaust fan, evaporative cooling pad, controller dan tirai kandang.

  • Exhaust fan

Fan (kipas) merupakan alat yang menciptakan pergerakan udara. Secara umum, terdapat 2 jenis kipas yaitu exhaust fan dan blowing fan.

Exhaust fan berfungsi menyedot angin dan blowing fan berfungsi untuk meniup angin. Daya dorong blowing fan sangat terbatas, yaitu maksimal sejauh 12 meter oleh blowing fan 36 inch berkapasitas 20.700 m³/jam pada tekanan 50 Pa. Sistem closed house umumnya menggunakan exhaust fan.

Parameter yang perlu diperhatikan dalam mengoperasionalkan kipas adalah jumlah, kapasitas/ukuran dan lama waktu kipas menyala serta posisi kipas yang menyala. Pemilihan kipas yang tepat sangat diperlukan agar menghasilkan kecepatan udara dan temperatur yang sesuai dengan konsumsi daya listrik yang optimal.

  • Evaporative cooling pad

Evaporative cooling pad adalah alat pendingin udara yang memanfaatkan penguapan air. Evaporative cooling pad dihubungkan dengan pompa yang akan membasahinya dengan air. Ketika udara panas dari luar kandang memasuki cooling pad, air akan mengambil energi panas dari udara sehingga air akan menguap (proses evaporasi) dan mengakibatkan turunnya temperatur udara yang masuk ke dalam kandang. Peternak tidak dianjurkan membasahi cooling pad saat kelembapan >85%, karena akan menambah kelembapan kandang.

Evaporative cooling pad juga berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke kandang. Sekat-sekat cooling pad mencegah pengotor udara (berukuran besar) untuk masuk ke dalam kandang, sehingga udara masuk menjadi lebih bersih.

  • Controller

Controller atau climate controller adalah alat untuk mengendalikan suhu dan kelembapan dalam kandang. Selain itu, juga bisa dikoneksikan dengan heater, feeder, waterer maupun tirai (sesuai tipe dan merek). Alat inilah yang seringkali disebut sebagai “otak”nya closed house. Controller ini bisa diprogram sedemikian rupa dengan target membuat suasana kandang, yaitu suhu dan kelembapan nyaman bagi ayam. Controller akan mengatur nyala atau matinya kipas (exhaust fan) maupun pompa pada evaporative cooling pad.

  • Tirai kandang

Tirai kandang merupakan penutup sisi kandang sehingga ayam terlindung dari gangguan luar. Selain itu, pada sistem closed house tirai kandang juga bermanfaat untuk :

  1. Menghasilkan tekanan statis yang dibutuhkan dalam sistem closed house
  2. Menyediakan ventilasi darurat jika listrik mati (kipas mati)

Tirai kandang dipadukan dengan sistem winch (katrol), untuk memudahkan menaikkan atau menurunkan tirai dengan cepat, cukup dengan satu orang operator. Selain itu, tirai juga dapat dikoneksikan dengan controller sehingga akan otomatis terbuka ketika diperlukan (automatic curtain drop).

Mekanisme Pengaturan Suhu pada Closed House

Gejala over heating seringkali terjadi di umur 21 hari ke atas, saat tubuh ayam broiler sudah semakin besar dan memproduksi panas sendiri. Umur ayam yang berbeda membutuhkan suhu yang berbeda dan toleransi terhadap kecepatan angin yang berbeda pula (Contohnya DOC = still air, 1 minggu = 0,5 – 1 meter/detik).

Suhu yang terdeteksi pada termometer seringkali disamaartikan dengan suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam. Padahal tidak demikian. Suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam dinamakan suhu efektif. Dan suhu efektif ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ruangan (suhu yang terdeteksi di sensor), kelembapan dan kecepatan aliran udara dalam kandang (yang mengenai tubuh ayam.

Kelembapan udara (relative humidity atau RH) adalah tingkat uap air yang terdapat dalam udara. Udara yang lembap (banyak mengandung uap air) akan menghambat laju penguapan dari tubuh ayam, sehingga suhu yang dirasakan ayam akan lebih tinggi dari suhu ruang (suhu termometer).

Dan meskipun suhu ruangan tinggi, namun jika terdapat aliran udara maka suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam akan lebih rendah. Hal inilah yang dinamakan dengan chilling effect.

Chilling effect adalah efek penurunan suhu yang dirasakan ayam akibat kecepatan angin yang berhembus. Alat yang berperan dalam efek ini adalah kipas. Semakin tinggi kecepatan angin yang berhembus, maka chilling effect yang dirasakan semakin besar atau suhu efektif makin rendah. Hanya saja kecepatan angin yang mengenai tubuh ayam perlu diperhitungkan. Untuk ayam broiler kecepatan angin yang direkomendasikan adalah 0,3 m/detik pada saat masa brooding dan 3 m/detik saat umur >28 hari.

Saat kondisi lingkungan kering, dimana kelembapan udara rendah (RH rendah) penyalaan evaporative colling pad akan membantu menurunkan suhu udara dalam kandang dan suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam. Penurunan suhu udara dengan memanfaatkan proses penguapan air ini dinamakan cooling effect.

Heat stress index ialah sebuah parameter yang bisa membantu kita untuk melihat kenyamanan udara dalam kandang. Indeks ini merupakan korelasi antara suhu dan kelembapan kandang. Batas aman heat stress index untuk ayam broiler adalah 85-95. Rumus heat stress index adalah penjumlahan antara suhu (°C) dan kelembapan (%). Tabel 2 menunjukkan heat stress index.

Tabel 2. Heat Stress Index

Wind speed dalam kandang dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya :

  • Kipas : jumlah, kapasitas, kekencangan belt, kebersihan blade, daya motor yang semakin menurun seiring usia pemakaian, dan keseragaman antar kipas.
  • Kerapatan kandang : cek tirai samping yang berlubang atau lubang lain (plafon, sambungan bangunan) pada kandang yang menyebabkan udara masuk melalui lubang tersebut, bukan melalui inlet (cooling pad) pada bagian depan kandang.
  • Luas cooling pad

Ketidaksesuaian ketiga hal di atas dapat mengakibatkan turbulensi sehingga aliran udara dan kecepatan angin dalam kandang tidak optimal. Kecepatan aliran udara di kandang closed house dapat diukur menggunakan windmeter.

Kecepatan angin maksimal dalam kandang adalah 3 meter/detik. Semakin tinggi kecepatan angin, maka semakin besar efek penurunan suhu yang dirasakan tubuh ayam. Dampak negatif kecepatan angin yang tinggi adalah menerbangkan debu-debu dari alas kandang yang memicu gangguan pernapasan karena udara kotor yang berasal dari debu. Selain itu, suhu efektif yang dirasakan ayam yang terlalu rendah akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi pakan ayam. Kondisi ini dapat menyebabkan feed intake tidak tercapai. Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh tirai kandang.

Pertanda Adanya Masalah Ventilasi

Aliran udara dalam kandang yang tidak merata menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan performa ayam. Oleh karena itu, amatilah perilaku ayam dan sekeliling kandang untuk mengetahui masalah ventilasi yang terjadi:

  1. Ayam mengumpul di tengah kandang

Ayam mengumpul di tengah kandang atau seakan menghindari bagian tepi/sisi kandang. Hal ini disebabkan kecepatan angin terlalu lambat. Umumnya kondisi kecepatan angin terlalu lambat dijumpai di sisi kiri dan kanan kandang, menyebabkan suhu di kiri dan kanan kandang menjadi lebih panas dibandingkan di tengah kandang. Oleh karena itu, ayam akan cenderung menghindari daerah yang panas tersebut (disebut juga dengan daerah dead spot).

Masalah ini dapat diatasi dengan memperkecil celah bukaan tirai inlet cooling pad atau memodifikasi atap dimana atap diberi plafon. Dengan pemasangan plafon menyebabkan udara panas yang berkumpul pada daerah aliran minim angin dapat dihindari.

2. Ayam mengumpul di sisi kiri dan kanan kandang serta cenderung tidak banyak bergerak atau tidur

Pertanda ini disebabkan kecepatan angin yang terlalu cepat atau kencang dan memberi dampak wind chill effect yang besar, sehingga ayam menjadi kedinginan. Ayam yang kedinginan akan mengurangi aktivitas supaya energi dari pakan tidak terbuang untuk aktivitas gerak, dan digunakan untuk memanaskan tubuhnya. Dengan demikian akan berdampak pada pengurangan feed intake dan perlambatan pertumbuhan broiler. Hal ini dapat diatasi dengan memperlebar celah bukaan tirai inlet cooling pad atau mematikan beberapa kipas yang sedang menyala. Pastikan temperatur efektif yang dibutuhkan ayam tercapai.

3. Penyebaran ayam tidak merata

Penyebaran ayam yang tidak merata menunjukkan suhu kandang yang tidak merata. Suhu kandang yang tidak merata dapat disebabkan adanya lubang udara. Lubang yang terdapat pada tirai atau plafon kandang closed house merupakan suatu masalah besar.

Lubang udara juga dikatakan bermasalah jika :

  • Menimbulkan banyak area dengan aliran udara minim (“area mati”).
  • Udara panas dan lembap akan berada pada area inlet, outlet, dan sisi-sisi kandang.
  • Daya kerja kipas semakin berat karena harus menarik udara dari lubang kebocoran.

Lokasi yang perlu diperhatikan karena seringkali terjadi kebocoran lubang udara adalah:

  • Sambungan tirai kandang.
  • Tiang penopang lantai atas (lubang udara dari lantai dua ke lantai satu).

4. Sekam yang basah/lembap

Sekam yang basah atau lembap menunjukkan kecepatan angin yang terlalu lambat. Selama masa produksi, banyak gas dan uap air yang dihasilkan. 80% air yang diminum oleh ayam broiler akan diekskresikan menjadi uap air yang harus dibuang dari kandang. Uap air yang tidak terbuang lewat ventilasi akan diserap oleh sekam dan menyebabkan basahnya sekam.

5. Bau yang menyengat

Salah satu masalah yang biasa muncul di peternakan ayam adalah masalah bau amonia. Gas amonia mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada mata dan saluran pernapasan ayam. Saat kita masuk ke kandang dan bau amonia sudah tercium, berarti kadar amonia sudah diatas ambang batas (>20 ppm). Di luar ambang batas aman ini, amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa kerusakan membran mata dan pernapasan.

Penyebab peningkatan kadar amonia antara lain:

  • Sistem sirkulasi udara yang terhambat .
  • Kepadatan kandang terlalu tinggi.
  • Manajemen litter yang kurang optimal.
  • Feses yang dikeluarkan ayam bersifat basah atau diare.

Oleh karena itu, beberapa langkah untuk mencegah peningkatan kadar amonia adalah dengan:

  • Pengaturan sirkulasi udara.
  • Mengatur kepadatan kandang yang sesuai.
  • Manajemen litter yang baik (lakukan pembolakbalikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali serta memperhatikan kebocoran dari tempat minum ayam).
  • Cek dan perbaiki kualitas nutrisi ransum (agar feses tidak basah).

Penggunaan closed house dalam bisnis ayam broiler memang membutuhkan modal yang lebih tinggi pada awal pembangunan, namun jika kita mengetahui titik kritis dari sistem closed house, makabegitu banyak keunggulan yang dapat kita rasakan. Salam.

Closed House Mengoptimalkan Performa

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin