Tahukah Anda jika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah World Tourism Day (WTD) tahun 2022? Penganugerahan sebagai tuan rumah tersebut tak lepas dari upaya pemerintah untuk terus memperkenalkan potensi pariwisata Indonesia yang kaya akan nilai dan budaya masing-masing suku adat dari Sabang hingga Merauke. Dari mulai alat seni, tradisi adat, hingga destinasi wisata tradisional yang eksotis.

 

       Namun sebenarnya, kekayaan nilai dan budaya yang diwariskan turun temurun bukan hanya dalam bentuk benda atau tradisi adat saja. Ada juga falsafah yang dimaknai sebagai pandangan hidup nenek moyang kita yang diharapkan menjadi bekal penerus generasi bangsa agar menjalani kehidupan yang harmonis. Dari ribuan falsafah yang terpelihara menjadi kebiasaan rutin dalam berkegiatan sehari-hari, kami sajikan beberapa penjelasan 6 falsafah suku adat Indonesia, mungkin saja salah satunya Anda kenali! Yuk simak ulasannya berikut ini:

 

1. Sakai Sambayan
 

Sakai Sambayan merupakan pandangan hidup masyarakat Lampung yang memiliki makna saling memberi kepada seseorang atau sekolompok orang dalam bentuk benda dan jasa sebagai tanda itikad baik.

Sakai Sambayan
2. Waras, Wareg, Wastra, Wisma, Widya
 

Suku Tengger – Jawa Timur memiliki 5 pandangan yang mencerminkan pondasi harapan hidup masyarakatnya dalam memiliki kehidupan sejahtera. Nilai-nilai tersebut diantaranya Waras (sehat), Wareg (kenyang), Wastra (memiliki pakaian/sandang), Wisma (memiliki tempat tinggal), dan Widya (menguasai ilmu & teknologi, berpengetahuan, dan terampil). Nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menjadi pondasi dalam memiliki kehidupan yang sejahtera.

Waras, Wareg, Wastra, Wisma, Widya

3. Bakayuh Baimbai

Bakayuh Baimbai merupakan pandangan hidup masyarakat suku Banjar – Kalimantan Selatan, yang bermakna menanggung pekerjaan bersama-sama atau gotong royong.
4. Si Tou Timou Tumou Tou
 
Keinginan untuk terus menimba ilmu dan pengetahuan atau saling membuat diri menjadi pandai, dalam kepercayaan masyarakat Minahasa – Sulawesi Selatan, disebut sebagai Si Tou Timou Tumou Tou.
Si Tou Timou Tumou Tou
5. Tri Hita Karana
 

Masyarakat Bali percaya bahwa manusia perlu menjaga hubungan dengan sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan agar terciptanya kebahagiaan yang disebut dengan Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana
6. Satu Tungku Tiga Batu
 

Satu Tungku Tiga Batu, merupakan pandangan hidup masyarakat Papua yang melambangkan persaudaraan antar manusia, dan tidak dibeda-bedakan berdasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Satu Tungku Tiga Batu

      Itulah sebagian dari uniknya falsafah hidup yang diturunkan dan dipelihara oleh bangsa kita. Mari jadikan warisan budaya tersebut sebagai acuan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Karena sejatinya, setiap nilai yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa kita memiliki makna yang baik bagi generasi penerusnya.

 

      Medion sebagai perusahaan multinasional yang tangguh dan berkualitas, menciptakan nilai Medion Care yang terinspirasi dari warisan budaya Indonesia dengan harapan secara harmonis dapat menyediakan solusi yang inovatif dan menyeluruh untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan. Di tahun 2022, Medion melukiskan pesona budaya dan falsafah tersebut dalam sebuah karya yaitu “Kalender Medion tahun 2022” bertema kan Falsafah Suku Adat Nusantara.

[dflip id="52959"][/dflip]
Pesona Ragam Makna Falsafah Suku Adat Indonesia
Tagged on:     
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin