Pembentukan titer antibodi ayam bisa mencapai optimal jika vaksinasi dilakukan secara tepat. Salah satu faktor yang berperan penting dalam keberhasilan vaksinasi adalah kualitas vaksin. Tata cara penyimpanan dan penanganan (handling) vaksin yang tepat bisa memengaruhi kualitas vaksin. Bagaimana kiat tepat menjaga kualitas vaksin agar tetap baik?

Cold Chain System

Manajemen penyimpanan dan transportasi harus diperhatikan untuk menjaga kualitas (potensi, keamanan) vaksin dari produsen hingga ke tangan peternak. Cold chain system, sistem pengelolaan vaksin sesuai prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan. Proses pengelolaan diterapkan selama transportasi, penyimpanan dan penanganan vaksin dari produsen sampai ke pelanggan (peternak,red).

Oleh para produsen, vaksin yang telah lulus proses quality control (QC), disimpan dalam cool room khusus vaksin bersuhu2-8°C. Selain tersedia di pabrik, ruangan khusus ini juga tersedia di wilayah pemasaran/distributor vaksin. Vaksin yang disusun dalam cool room perlu disesuaikan kepadatan dan tumpukannya agar sirkulasi udara dingin tersebar secara merata. Setelah dari produsen, vaksin didistribusikan ke wilayah pemasaran/distributor menggunakan mobil khusus pengirim vaksin yang telah dilengkapi mesin pendingin agar suhunya tetap terjaga pada 2-8°C.

Menghadapi Cold Chain Break

Kualitas vaksin akan berpengaruh terhadap keberhasilan vaksinasi. Salah satu yang memengaruhi kualitas vaksin adalah tatacara penanganan (handling) vaksin. Semua jenis vaksin tidak stabil pada cuaca panas (not thermostable) dan akan rusak bila terpapar sinar matahari langsung selama jangka waktu tertentu. Misalnya untuk jenis vaksin inaktif, jika vaksin disimpan pada suhu ruang (30°C) lebih dari 24 jam, maka potensinya akan turun.

Namun meski vaksin pada umumnya tidak tahan terhadap panas, bukan berarti vaksin akan tetap bagus kondisinya jika disimpan pada suhu beku. Semua jenis vaksin inaktif, tidak boleh disimpan pada suhu <2°C (0°C [32°F] atau lebih dingin) apalagi sampai membeku. Jika membeku, bisa dipastikan potensi vaksin inaktif tersebut turun. Struktur kimia adjuvant (zat pembawa) virus vaksin akan rusak pada suhu beku. Itu artinya, virus vaksin di dalamnya juga tidak akan mampu bertahan lama jika adjuvant-nya rusak (WHO, 2006). Vaksin menjadi tidak dapat menginduksi respon imun tubuh ayam atau dengan kata lain perlindungan terhadap penyakit menjadi menurun. Tampilan vaksin belum tentu bisa menjadi indikator disimpan dalam kondisi sesuai atau tidak.Contohnya vaksin inaktif yang disimpan di suhu 0°C namun belum sampai menunjukkan perubahan menjadi beku.

Hal yang Diperhatikan dalam Penyimpanan Vaksin

Saat akan melakukan vaksinasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan peternak yaitu :

  • Ketika peternak telah membeli vaksin, simpan vaksin dalam showcase/lemari es yang diatur pada suhu 2-8°C. Direkomendasikan memilih showcase khusus seperti refrigerator khusus untuk industri farmasi dan laboratorium atau refrigerator domestic “frost free”.
  • Posisikan lemari es tidak menempel rapat pada dinding atau barang lain (seperti rak, lemari) agar sirkulasi udara di sekitarnya lancar.
  • Lemari es sebaiknya dikhususkan hanya untuk menyimpan vaksin. Jangan membuka tutup lemari es terlalu sering agar suhu di dalamnya tetap stabil.
  • Hindari menyimpan vaksin pada rak pintu kulkas karena suhu pada tempat tersebut tidak stabil seiring dengan dibuka dan ditutupnya kulkas.
  • Jaga suhu ruangan pada suhu ±25°C
  • Diupayakan listrik lemari es tidak dicabut. Bisa dengan memberi tanda “Jangan dicabut/dimatikan” di samping saklar/ stop kontak dan tombol power.
  • Lakukan monitoring suhu lemari es secara rutin agar kerusakan lemari es sejak awal terdeteksi. Catat seperti suhu maksimum dan minimum, pengaturan suhu, suhu ruangan dan waktu pembacaan minimal 3x sehari.

Di farm sering ditemukan kasus padam listrik yang berakibat matinya lemari es. Pada kondisi demikian, lama kelamaan suhu lemari es akan meningkat. Selama suhu lemari es masih dalam interval 2-8°C, hal ini tidak akan mempengaruhi kualitas vaksin. Oleh karena itu, saat listrik padam dan tidak memiliki generator listrik (genset), maka alternatifnya kita bisa menambahkan beberapa batu es sehingga suhu lemari es tetap optimal untuk menyimpan vaksin. Jika listrik kemungkinan menyala lebih cepat (< 4 jam), vaksin dapat disimpan di dalam dan tutup pintu lemari es. Namun jika listrik padam lebih lama/suhu di dalam berubah cepat, segera pindahkan vaksin ke cooler box (kantong es) atau pindahkan ke refrigerator yang berfungsi (generator cadangan). Jika listrik padam lebih dari 2 jam (vaksin aktif) dan 24 jam (vaksin inaktif) namun tidak segera dilakukan penanganan seperti di atas maka sebaiknya vaksin tidak digunakan lagi.

Penanganan (Handling) Vaksin oleh Peternak

Saat akan melakukan vaksinasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan peternak yaitu :

  • Pengeluaran vaksin dari ruang penyimpanan harus memperhatikan tanggal kedaluarsa (First Expired First Out, FEFO) dan urutan masuk vaksin (First In First Out, FIFO).
  • Cek kondisi vaksin saat akan digunakan.
  • Saat distribusi dan penyimpanan sementara, suhu vaksin selalu terkondisikan 2-8°C.
  • Letakkan vaksin di bagian tengah cooler box/termos es/filopur, baru kemudian beri es batu/ice pack/thermafreeze gel di sekeliling dan di atas vaksin. Perbandingan vaksin dan es batu sekitar 50% : 50%. Jangan membawa vaksin di dalam plastik karena dikhawatirkan suhu di dalamnya tidak mencapai 2-8°C.
  • Terkadang saat distribusi dan penyimpanan sementara, suhu vaksin tidak pada suhu 2-8°C yang menyebabkan vaksin rusak. Vaksin yang tidak dibawa menggunakan cooler box atau termos es melainkan dengan plastik atau wadah biasa tidak akan bisa mempertahankan suhu vaksin tetap dalam suhu 2-8°C.
  • Jangan gunakan vaksin jika botol retak atau segel rusak serta catat nomor batch vaksin dan perhatikan tanggal kedaluwarsanya.
  • Sebelum diberikan ke ayam, jangan lupakan proses thawing (meningkatkan suhu vaksin secara bertahap dari suhu 2-8°C menjadi mendekati suhu tubuh ayam/suhu ruang). Caranya genggam vaksin sampai tidak terasa dingin lagi. Apabila tidak dilakukan terutama untuk vaksin inaktif dengan tepat dan suhu vaksin masih dingin, akan ada perbedaan range suhu antara tubuh ayam dengan suhu vaksin yang cukup jauh. Hal tersebut dapat menyebabkan ayam stres akibat perubahan suhu yang mendadak dan vaksin tidak terserap sempurna di dalam tubuh ayam.
  • Satu hal yang juga perlu diingat selama proses vaksinasi berlangsung ialah vaksin tidak perlu diberikan es batu lagi. Vaksin tidak perlu dimasukkan lagi ke dalam cooler box yang suhunya 2-8°C karena bisa menurunkan potensi vaksin. Karena fluktuatif suhu bisa memengaruhi stabilitas virus/adjuvant vaksin. Vaksin inaktif harus segera diberikan setelah proses thawing dan hendaknya habis selama 24 jam.
  • Ayam yang akan divaksin harus dalam kondisi sehat. Apabila ayam sedang terinfeksi penyakit, misalnya serangan Coryza maka lakukan pengobatan terlebih dahulu.
  • Teknik vaksinasi yang dilakukan harus tepat. Jika menggunakan alat suntik, pastikan alat suntik yang digunakan steril. Gunakan alat suntik otomatis/Socorex yang dapat disterilisasi dan digunakan kembali. Pada aplikasi suntik, lokasi injeksi yang tepat menjadi titik kritis. Apabila aplikasi tetes, perhatikan ketepatan dosis yang diberikan yaitu satu dosis setiap ekor dan disesuaikan dengan jenis vaksin, misalnya vaksin aktif Gumboro dengan aplikasi tetes mulut.
  • Pada vaksinasi via air minum, pastikan air minum yang digunakan untuk melarutkan vaksin bebas kaporit, desinfektan, ataupun logam (besi, Ca, Mg, dll.) dan memiliki pH netral. Hal ini karena kualitas air minum yang tidak sesuai dapat mengganggu stabilitas dan kualitas vaksin dalam air minum. Tambahkan Medimilk 10g/5L atau Netrabil 5g/L air minum 30 menit sebelum vaksin dilarutkan guna memperbaiki mutu air, sehingga daya kerja vaksin tetap baik.
  • Pastikan setiap ekor mendapat dosis yang sama dan seragam. Hindari perlakuan kasar yang menyebabkan ayam stres atau tergesa-gesa agar tidak salah suntik. Pastikan tidak ada ayam terlewat tidak tervaksin serta perhatikan batas waktu vaksin setelah dilarutkan. Setelah selesai, pastikan ayam beraktivitas normal (kembali makan dan minum).

Menjaga kualitas vaksin bukan sebatas menyimpannya pada suhu dingin dan hanya dilakukan di produsen saja. Banyak titik kritis yang harus dikontrol secara kontinu mulai dari hulu ke hilir, artinya sejak vaksin selesai diproduksi hingga sampai di tangan konsumen.

Penyimpanan dan Handling Vaksin yang Tepat
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin