Mata Merah pada Ternak? Kenali Pink Eye dan Cara Penanganannya

Table of Contents

Pink eye adalah penyakit pada mata yang umum menyerang ternak ruminansia, seperti sapi, kambing, dan domba. Meskipun sering dianggap penyakit “ringan”, pink eye dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar pada peternakan karena menurunnya produksi, penurunan berat badan, biaya perawatan, dan risiko penularan yang tinggi. Gejala mata merah ini adalah masalah umum yang terjadi sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau hingga awal musim hujan, pada ternak betina dan fase prasapih. Penyakit ini terutama ditandai oleh peradangan pada konjungtiva (selaput mata) dan kornea, yang menyebabkan mata menjadi merah, berair, nyeri, dan dapat berujung pada kebutaan apabila tidak ditangani. Memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahannya menjadi langkah penting bagi peternak untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar.

1.2 e1765355028184
Pink eye menyebabkan kebutaan pada ternak kambing

Penyebab dan Penularan Pink Eye

Pink eye atau sering disebut radang mata, katarak atau penyakit bular mata merupakan penyakit pada mata yang disebabkan oleh bakteri dan sering menyerang kambing maupun domba. Pink eye pada ruminansia sering disebabkan oleh kombinasi bakteri, agen iritan, dan faktor lingkungan. Penyakit ini disebabkan oleh agen utama Moraxella bovis serta penyertanya Moraxella bovoculi, Mycoplasma bovoculi, Chlamydia spp., dan virus seperti IBR (Infectious Bovine Rhinotracheitis) pada sapi. Sedangkan pada domba dan kambing agen penyebabnya Rickettsia conjungtivae, Mycoplasma conjungtivae, maupun Brahnanella catarali.

Penyakit ini ditularkan secara horisontal dari ternak sakit ke ternak sehat baik melalui kontak langsung melalui sekresi mata maupun secara tidak langsung melalui debu, vektor lalat maupun peralatan yang tercemar bakteri. Faktor-faktor ini tidak menyebabkan langsung, tetapi memperparah risiko terjadinya infeksi seperti :

1. Debu, angin kencang, dan rumput tinggi yang melukai mata

Debu yang beterbangan dapat menempel pada kornea dan konjungtiva, memicu gesekan berulang yang menimbulkan peradangan ringan hingga luka kecil pada jaringan mata. Kondisi ini semakin diperburuk oleh angin kencang yang membawa debu halus sekaligus mengeringkan permukaan mata, sehingga lapisan air mata yang berfungsi melindungi kornea mata menjadi tidak stabil.

2. Serangan lalat Musca autumnalis

Serangan lalat terutama Musca autumnalis merupakan salah satu faktor paling signifikan dalam penyebaran pink eye. Lalat jenis ini memiliki kebiasaan menghisap sekresi mata, hidung, dan mulut ternak, sehingga menjadi media untuk membawa dan memindahkan bakteri patogen dari satu individu ternak ke ternak lain. Ketika lalat hinggap di sekitar mata, ia dapat menyebabkan iritasi yang memicu ternak menggosok-gosokkan wajahnya, memperburuk kerusakan pada permukaan kornea dan membuka jalan bagi infeksi. Populasi lalat biasanya meningkat pada musim panas dan lingkungan lembap, yang secara tidak langsung meningkatkan risiko wabah pink eye di peternakan.

3. Paparan sinar ultraviolet (terutama musim kemarau)

Sinar UV yang kuat dapat merusak lapisan epitel kornea, yaitu pelindung utama mata dari mikroorganisme. Ketika lapisan ini mengalami iritasi atau kerusakan mikro, kemampuan mata untuk mempertahankan diri terhadap bakteri maupun virus menurun secara signifikan. Selain itu, kondisi kemarau sering disertai debu dan tingkat kelembapan rendah, yang semakin memperparah kekeringan pada permukaan mata dan membuatnya lebih sensitif terhadap cahaya.

4. Kondisi kandang yang kotor dan lembap

Lingkungan yang dipenuhi kotoran, genangan air, serta ventilasi buruk menciptakan tempat ideal bagi bakteri, virus, dan populasi lalat untuk berkembang biak. Kelembapan tinggi menyebabkan iritasi mata mudah terjadi karena debu dan kotoran menempel pada permukaan kornea dengan lebih mudah. Ternak yang tinggal dalam kondisi kandang tidak bersih juga mengalami stres lingkungan, yang pada akhirnya menurunkan sistem kekebalan tubuh dan membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

5. Kepadatan kandang tinggi dalam satu area memperbesar risiko penularan

Ketika terlalu banyak ternak ditempatkan dalam ruang yang sempit, kontak antarindividu menjadi lebih intens dan sering terjadi, sehingga peluang perpindahan bakteri atau virus melalui percikan cairan mata, hidung, maupun sentuhan fisik meningkat drastis. Situasi ini juga memperburuk kualitas udara di dalam kandang.

Gejala Pink Eye

Pink eye menyerang semua umur ternak dengan tingkat kematian kurang dari 5% namun tingkat kesakitan cukup tinggi hingga 70-80%. Ternak yang sakit akan nampak gejala mata merah dan meradang, sensitif terhadap cahaya (menghindari cahaya), keluar air mata berlebihan, kornea mata keruh, pembuluh darah tepi kornea mata membesar, infeksi dapat terjadi pada satu mata atau dua mata. Gejala pink eye pada sapi, domba, dan kambing umumnya muncul secara bertahap, dimulai dari tanda-tanda ringan hingga kerusakan mata yang lebih serius jika tidak segera ditangani. Pada tahap awal, ternak biasanya menunjukkan mata berair berlebihan (lakrimasi), sering mengedip, atau menggosok-gosokkan wajahnya pada benda di sekitar karena merasa tidak nyaman. Seiring perkembangan penyakit, mata tampak kemerahan, bengkak, dan sensitif terhadap cahaya, membuat ternak cenderung menghindari sinar matahari. Cairan mata yang awalnya bening dapat berubah menjadi keruh atau bernanah akibat infeksi bakteri. Pada kasus yang lebih parah, kornea dapat mengalami kekeruhan (keratitis) bahkan ulserasi, yang berpotensi menyebabkan penurunan penglihatan sementara hingga permanen. Perubahan perilaku seperti penurunan nafsu makan, penurunan bobot badan, dan tampak lesu juga sering menyertai kondisi ini akibat rasa sakit yang dialami ternak. Gejala-gejala tersebut perlu dikenali sejak dini agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.

Upaya Penanganan Pink Eye

Penanganan jika ternak terlanjur sakit dengan memisahkan ternak sakit dari ternak sehat, pengobatan dengan antibiotik yang efektif, berikut penjelasannya:

Manajemen lingkungan yang baik

Kandang yang baik tentu dalam kondisi yang bersih, memiliki sinar matahari yang cukup, teduh, aman dan kuat. Pastikan sirkulasi udara dalam kandang baik dan tidak banyak debu. Sesuaikan kepadatan kandang untuk menjamin semua ternak mendapat kesempatan yang sama untuk mendapat ransum, air minum, ruang gerak dan oksigen sehingga pertumbuhan dan produktivitas seragam. Lantai kandang harus cepat kering dan mudah dibersihkan. Slat Plastik Medion bisa digunakan sebagai alas pada kandang panggung pada ternak domba/kambing. Terapkan rutin pembersihan area kandang secara rutin, desinfeksi kandang menggunakan desinfektan seperti Medisep atau Zaldes minimal seminggu sekali, membersihkan tempat pakan dengan mengambil sisa pakan dan membersihkan kotoran yang ada di tempat pakan. Kotoran yang berada dibawah kandang panggung perlu juga untuk rutin dibersihkan minimal sekali dalam seminggu. Pengendalian vektor seperti lalat juga sangat penting, mengingat lalat sering menjadi penyebab iritasi mata sekaligus pembawa patogen. Jika terdapat lalat dewasa yang sudah banyak berkeliaran di kandang, peternak bisa membasminya dengan insektisida seperti Flytox dan Delatrin.

Pemberian nutrisi seimbang dan lengkap

Pakan yang berkualitas tentu harus mengandung kebutuhan zat nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral kompleks. Serta diberikan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan ternak. Sebaiknya rumput dilayukan dan dicacah terlebih dulu sebelum diberikan pada ternak. Berikan suplemen pakan seperti, seperti vitamin, mineral, asam amino yang terkandung dalam Mix Plus Cattle Pro dan Mineral Feed Supplement S untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan ternak ruminansia. Pemenuhan pakan dengan kandungan vitamin A, E, serta mineral seperti zinc (Zn) dan selenium (Se) berperan besar dalam memperkuat jaringan mata dan meningkatkan ketahanan tubuh ternak terhadap infeksi. Sediakan air bersih dan segar dalam jumlah yang cukup setiap saat (selalu tersedia).

Isolasi dan karantina

Pemisahan ternak yang sakit agar tidak menjadi sumber penularan dan dapat segera dilakukan penanganan. Hindarkan ternak dari sinar matahari langsung.

Kontrol kesehatan dan pengobatan

lakukan kontrol kesehatan harian dapat dilakukan minimal 2x sehari. Pemberian suplemen multivitamin bermanfaat untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin, meningkatkan nafsu makan, dan meningkatkan produktivitas. Pemberian vitamin rutin dilakukan 2-3 bulan sekali, tetapi juga dapat diberikan ketika ternak sakit atau terlihat lemas. Misalnya dengan pemberian vitamin Vita B-Plex Bolus Extra Flavor, Injekvit B Plex atau ADE-Plex Inj. Lakukan pengobatan dengan antibiotik yang efektif untul bakteri gram negatif, seperti Medoxy-LA atau Neo Meditril-I. Infeksi, peradangan, dan kemerahan pada mata juga bisa diobati dengan obat tetes mata steril yaitu M-Drops. Sediaan antibiotik dalam M-Drops dapat membantu melawan infeksi pada mata dengan cara menghambat sintesis protein pada bakteri target sehingga menyebabkan kematian pada bakteri target. M-Drops juga bekerja sebagai antiinflamasi dengan cara berikatan dengan reseptor glukokortikoid sehingga menghambat sinyal pro-inflamasi, dan meningkatkan sinyal antiinflamasi. Pemberian M-Drops efektif dalam mengobati infeksi dan iritasi mata pada ternak.

Strategi Pencegahan Pink Eye

pengendalian penyakit dapat dilakukan secara efektif dengan penerapan biosekuriti, pelaksanaan program kesehatan vaksinasi maupuan pemberian suplemen serta penerapan praktik pemeliharaan yang baik. Tindakan pencegahan penyakit dengan biosekuriti perlu kesadaran dan kerja sama semua pihak, baik pemilik, pekerja, pengunjung, pembeli, penyedia/pemasok pakan, tenaga medis serta dukungan pemerintah. Hal yang dapat dikendalikan oleh peternak yakni penerapan biosekuriti di area kandang. Penerapan biosekuriti dengan 3 zona (zona kotor, zona transisi dan zona bersih). Serta menjaga kebersihan lingkungan kandang dan peralatan dengan tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk. Lakukan desinfeksi kandang secara rutin menggunakan Medisep, Antisep atau Neo Antisep. Kendalikan vektor dengan menghilangkan habitat dan eliminasi serangga dengan Delatrin. Pengendalian serangga (lalat dan nyamuk) harus dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dan menjaga kebersihan kandang. Pencegahan pink eye pada ternak dapat dilakukan secara efektif melalui penerapan rotasi penggembalaan yang terencana. Sistem rotasi ini membantu memindahkan ternak dari satu padang rumput ke padang lain sebelum area tersebut menjadi terlalu padat, kotor, atau penuh tanaman yang dapat mengiritasi mata, seperti rumput tinggi dan tajam. Lakukan pemangkasan rumput di sekitar area penggembalaan dan jalur lalu lintas ternak, sehingga mengurangi kontak dengan tanaman yang dapat melukai kornea mata. Sediakan tempat untuk bernaung/kandang yang teduh sehingga dapat mencegah sinar matahari langsung kontak dengan ternak. Ventilasi kandang pun perlu mencukupi supaya sirkulasi udara berjalan dengan baik. Terapkan program kesehatan yang baik mulai dari pemberian vitamin (Vita B Plex Bolus Extra Flavor/ADE Plex Inj) dan obat cacing (Wormzol-B/Wormzol Suspensi) secara rutin 2-3 bulan sekali. Hal ini diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh ternak tetap baik terhadap serangan agen penyakit.

Manajemen kandang yang tepat, kebersihan kandang yang terjaga, serta pemberian nutrisi dan vitamin yang lengkap dapat meminimalkan dampak dari kasus Pink Eye yang sering terjadi di peternakan. Serta deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan mata permanen. Selamat bermanfaat.

Share Article:
Subscribe Now

Latest updates on livestock and pet care.