Merancang Alas Kandang yang Nyaman

Alas kandang merupakan bagian dari kandang atau lapisan kandang yang berfungsi untuk menutup lantai kandang sehingga alas kandang bisa digunakan untuk aktivitas ayam seperti berjalan, istirahat, makan dan minum. Alas kandang mempunyai beberapa fungsi utama yaitu menyerap kotoran, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan kenyamanan ayam. Ada beberapa macam bahan yang bisa digunakan sebagai alas kandang misalnya sekam padi, jerami, serutan kayu, serbuk gergaji, pasir, serta alas kandang alternatif misalnya slat plastik. Pemilihan alas kandang yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan ayam. Berbagai bahan yang bisa digunakan sebagai alas kandang mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan serta dampaknya terhadap produktivitas ayam.

A. Alas Kandang Bahan Litter

Litter berfungsi untuk membatasi kontak langsung kaki ayam dengan lantai kandang, menjaga suhu brooder tetap hangat serta membantu penyerapan air dari feses maupun tumpahan air minum sehingga lantai kandang tidak lembap. Kontrol dan manajemen yang optimal akan membantu menjaga litter dalam kondisi baik. Pemilihan bahan yang akan digunakan sebagai litter harus tepat, karena disaat litter tidak berfungsi optimal nantinya akan berpengaruh terhadap performa ayam. Bahan litter yang sering digunakan adalah sekam, karena sekam mudah didapatkan dan harganya relatif lebih murah. Kelebihan dari bahan litter yang berupa sekam adalah tidak menimbulkan bau, ukuran partikelnya relatif sedang dan lebih berat, harganya paling murah, mudah didapatkan, serta limbah sekam yang telah digunakan sebagai alas kandang dapat dijual kembali untuk pupuk kompos. Sedangkan kelemahan dari bahan litter dari sekam adalah daya serap air yang rendah atau kurang baik, jika sekam dalam kondisi basah dapat menimbulkan penyakit pernapasan pada ayam, serta dibutuhkan lebih banyak jumlahnya. Bahan litter juga bisa berasal dari serbuk kayu atau serbuk gergaji yang memiliki kelebihan daya serap air yang tinggi atau baik, struktur lebih halus dan padat akan tetapi juga memiliki kekurangan yaitu ketersediaan bahan yang terkadang jarang ditemukan, mudah menimbulkan debu, serta mudah berjamur. Masing-masing bahan litter memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Dalam menentukan pemilihan alas kandang yang akan digunakan dapat mempertimbangkan dari daya serap air, ketersediaan bahan, nilai ekonomis, maupun dampak lain dari alas kandang terhadap ayam. Penggunaan bahan sekam masih direkomendasikan dalam pemeliharaan ayam di kandang tipe postal. Jika terdapat keterbatasan sekam, maka bisa menggunakan bahan-bahan lain di daerah sekitar kandang misalnya serbuk gergaji, jerami, kulit kacang, dan lain-lain. Harga dari bahan litter serta biaya transportasi menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan litter. Selain harga, ketersediaan bahan litter juga menjadi bahan pertimbangan. Banyak bahan litter yang digunakan di dalam kandang tetapi juga dibutuhkan oleh industri lain seperti manufaktur, bahan bakar, bahan baku pupuk, dan industri lainnya.

1. Kondisi Litter Ideal

Litter pada pemeliharaan ayam berfungsi untuk menjaga lingkungan di dalam kandang tetap nyaman, seperti menyerap kadar air dari feses, menjaga suhu, kelembapan dan kadar gas amonia. Bahan litter yang baik adalah mampu menyerap sisa-sisa feses dan air minum. Berdasarkan fungsi penyerapan tersebut maka kondisi litter yang kering harus kita persiapkan untuk pemeliharaan ayam. Litter ideal yang digunakan untuk pemeliharaan ayam mempunyai beberapa karakteristik diantaranya adalah :

• Kadar air yang rendah
• Berat partikel yang ringan
• Ukuran partikel sedang
• Mampu menyerap air
• Cepat kering
• Lembut dan dapat dipadatkan
• Konduktivitas suhu rendah
• Bahan yang murah
• Ketersediaan melimpah
• Bisa dijadikan sebagai pupuk
• Penyerapan kelembapan dari udara sangat kecil

2. Bahan Litter

Berikut ini adalah berbagai macam bahan litter yang bisa digunakan dalam pemeliharaan ayam :

• Serutan kayu yang dikeringkan atau dari industri pengolahan kayu adalah bahan litter yang terbaik dan dianggap sebagai standar bahan litter yang bagus dalam pemeliharaan ayam tetapi harga dan ketersediaan bahan seringkali menjadi tantangan. Serutan dari kayu pinus adalah yang paling bagus. Serutan dari jenis kayu yang keras pada umumnya kurang bagus karena ada potensi serpihan yang keras dan adanya pertumbuhan jamur serta kandungan tanin yang tinggi.

• Serbuk gergaji dari industri kayu merupakan alternatif yang bahan yang lainnya jika kadar airnya tidak berlebihan. Serbuk gergaji dengan kadar air yang tinggi akan rentan menggumpal dan tumbuh jamur. Serbuk gergaji yang terlalu halus ukuran partikelnya tidak direkomendasikan karena tingginya debu dan kemungkinan ayam akan mengonsumsinya.

• Bahan litter dari sekam padi meskipun memiliki daya serap yang rendah, akan tetapi bisa digunakan sebagai bahan litter karena ketersediaan bahan yang melimpah dan murah.

• Bahan litter berupa pasir juga bisa digunakan sebagai pengganti serutan kayu, dan baik untuk menjaga kualitas alas kaki, dan jumlah bakteri yang lebih rendah (Biligil, et al., 1999), tetapi dapat meningkatkan tingkat debu dan amonia (Miles et al., 2011). Bahan litter pasir memerlukan suhu brooding yang sedikit lebih tinggi daripada bahan litter dari serutan kayu karena suhu permukaan litter pada pasir lebih rendah, terutama pada cuaca dingin (Bowers et al., 2003).

3. Tips Menjaga Kelembapan Litter

Cara praktis untuk menjaga kondisi litter tetap kering dan kadar amonia yang rendah adalah dengan pencegahan. Faktanya adalah bahwa litter sudah mulai menggumpal kemudian baru mulai meningkatkan pengaturan kipas. Hal tersebut dapat dikatakan tindakan yang terlambat. Dibutuhkan berhari-hari atau berminggu-minggu untuk kekurangan ventilasi agar kelembapan terbentuk sampai ke titik di mana litter mulai menggumpal. Setelah litter menjadi lembap, biasanya dibutuhkan peningkatan pengaturan kipas untuk memiliki efek yang signifikan pada kelembapan litter.
Langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kelembapan litter yang berlebihan :

1. Buang litter yang menggumpal
2. jaga suhu kandang
3. Buat kipas tetap beroperasi
4. Hindari kebocoran kandang
5. Lakukan pre-heating
6. Pastikan pengaturan sistem air minum tepat
7. Gunakan kipas sirkulasi untuk memindahkan panas dan kelembapan
8. Cek ventilasi minimum
9. Manfaatkan perbedaan siang/malam dengan mengeluarkan kelembapan pada siang hari
10. Berani dengan pengaturan timer, lakukan perubahan setidaknya selama 30 detik.

Strategi untuk menjaga kondisi litter tetap ideal adalah pastikan ketersediaan bahan baku yang selalu tersedia dan juga kualitas litter yang bagus, serta manajemen litter untuk menjaga kadar amonia pada level yang aman. Kadar amonia yang berbahaya pada level >5 ppm dapat menurunkan performa ayam. Kegagalan pada manajemen litter akan menimbulkan biaya yang besar untuk memperbaikinya.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk membantu menjaga dan meningkatkan kualitas litter antara lain :

1. Lakukan pembalikan litter, penambahan litter, ataupun penggantian litter untuk mengurangi kelembapan litter sebelumnya. Pembalikan atau penambahan dilakukan jika kondisi litter lapisan bawah masih rendah tingkat kelembapannya. Jika kondisi litter sudah sangat lembap maka harus dilakukan penggantian dengan litter yang baru.
2. Pengaturan peralatan air minum untuk menghindari kebocoran. Pastikan nipple, cup nipple, regulator, dan pipa nipple dalam kondisi baik sebelum chick in.
3. Pastikan bentuk nipple dan cup nipple sesuai dengan kebutuhan ayam. Model nipple 360 derajat adalah model yang terbaik, kemudian water space yang tepat adalah 10-12 ekor ayam per nipple. Jika tempat minum model bell drinker maka kebutuhannya adalah 10 bell drinker/1.000 ekor ayam untuk bell drinker diameter 40 cm.
4. Periksa kondisi dan tekanan air di nipple setiap hari untuk memastikan penggunaannya tepat sesuai dengan umur ayam. Tekanan air di nipple harus disesuaikan dengan konsumsi air minum di setiap umur pemeliharaan.

5. Tempat pakan dan air minum, pemanas, dan lampu harus tersebar merata di dalam kandang. Jarak antar jalur yang terlalu pendek dapat mengakibatkan ayam tidak mau beristirahat, dan area dengan intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan migrasi ayam.
6. Rasio antara air minum dan pakan. Rasio air yang meningkat dapat memengaruhi kondisi litter.
7. Bahan litter yang direkomendasikan adalah dari bahan serutan kayu karena bahan tersebut yang paling efektif untuk penyerapan kelembapan.
8. Lakukan pengeringan lantai kandang terlebih dahulu sebelum penebaran litter untuk mencegah pembentukan kondensasi setelah litter ditebar.
9. Ketebalan litter adalah 5-8 cm dan harus merata di seluruh area kandang saat chick in dengan suhu di permukaan litter yang ideal adalah >30°C.
10. Periksa ketinggian line nipple. Tinggi line nipple yang ideal adalah posisi kepala ayam sewaktu minum membentuk sudut 45°. Sudut yang terlalu rendah akan membuat banyak air yang terbuang sehingga litter cepat basah dan lembap.
11. Periksa cup nipple setiap hari. Jika terlihat air di dalam cup nipple, berarti tekanannya terlalu tinggi (nipple mungkin bocor). Jika terlihat beberapa tetes air, maka tinggi dan tekanan air di nipple cukup. Jika cup nipple kering, berarti line nipple terlalu tinggi atau tekanannya terlalu rendah.
12. Kontrol lingkungan kandang untuk mengoptimalkan kenyamanan dan sebaran ayam. Kenyamanan ayam yang optimal di iklim panas dapat dihasilkan dengan menggunakan kipas ventilasi untuk menimbulkan efek angin dingin (wind chill effect). Lakukan pengamatan untuk mengetahui kenyamanan ayam yaitu dengan melihat tingkat panting dan sebaran ayam. Kenyamanan ayam akan memengaruhi penggunaan air di dalam kandang.
13. Penggunaan cooling pad atau pendingin evaporatif seharusnya tidak dioperasikan pada malam hari karena ketika kelembapan relatif udara yang masuk adalah 100%, maka akan menyebabkan litter basah di area depan (sekitar inlet).
14. Gunakan Ammotrol sebagai pengontrol kadar amonia.

4. Dampak Litter yang Lembap

Litter yang lembap atau basah akan mengakibatkan beberapa hal yang sangat mengganggu terhadap performa ayam. Dampak dari kondisi litter yang lembap tersebut diantaranya :

1. Litter menggumpal
   Kelembapan tinggi menyebabkan litter menggumpal dan di lapisan bawah tertutup oleh lapisan yang menggumpal sehingga menciptakan lapisan yang terus menerus lembap, lengket dan licin. Hal tersebut sering terlihat di area sekitar nipple, di dinding samping dan pojok. Kelembapan tinggi dapat menyebabkan lantai kandang menjadi licin. Untuk mencegah litter yang menggumpal maka kelembapan harus diturunkan melalui sirkulasi ventilasi yang bagus, jika mulai lembap bisa dilakukan pembalikan atau penambahan litter baru sampai penggantian litter.
   
2. Suhu yang dingin
   Litter yang basah tidak dapat menahan panas dengan baik, sehingga dapat menurunkan suhu tubuh ayam yang dapat mengganggu terhadap pertambahan berat badan, konversi pakan, kondisi kaki dan fungsi kekebalan tubuh. Suhu litter lebih penting bagi kesehatan ayam dari pada suhu udara.
   
3. Sumber penyakit
   Litter yang basah juga memicu peningkatan agen patogen yang bisa menyebabkan adanya infeksi penyakit, serta kejadian lecet dada dan dermatitis footpad. Jika litter yang menggumpal tidak segera dihilangkan/dikeluarkan dan kelembapan tidak dijaga, maka akan berdampak terbentuknya lesi pada kaki pada minggu pertama karena adanya amonia cair di permukaan litter yang akan mengikis kaki.
   
4. Terbentuknya emisi amonia
   Litter yang basah maka akan menyebabkan masalah pada kesehatan ayam dan penurunan performa ayam. Litter yang basah juga akan mengalami kesulitan dalam proses pengeluaran atau pembuangan di akhir pemeliharaan sehingga persiapan kandang tidak optimal. Kadar air litter yang ideal adalah sekitar 20 – 35%. Dengan kadar air yang rendah tersebut maka kadar amonia yang dihasilkan juga rendah yaitu <5 ppm. Amonia (NH₃) merupakan bentuk gas yang dihasilkan dari proses perombakan sisa-sisa nitrogen yang berasal dari feses ayam. Protein yang berasal dari pakan akan dicerna dan dimetabolisme hingga menghasilkan zat sisa berupa urea dan asam urat yang dibuang bersama dengan feses. Urea dan asam urat mengandung unsur nitrogen (N) yang akan diubah menjadi amonia (NH₃ berbentuk gas) atau amonium (NH₄₊ yang terlarut dalam feses) oleh bakteri pengurai (bakteri ureolitik) di lingkungan. Kelembapan litter berperan dalam pertumbuhan bakteri pengurai yang secara tidak langsung akan memengaruhi kadar amonia (David et al., 2015). Amonia terbentuk ketika asam urat bereaksi dengan kelembapan litter menghasilkan gas karbondioksida dan amonia. Naseem dan King (2018) secara sistematis menjelaskan proses kimia pembentukan amonia yaitu C₅H₄N₄O₃ + 3[O]+ 4H₂O → 5CO₂ + 4NH₃.

5. Pengaruh Amonia Terhadap Performa Ayam

Dampak negatif dari amonia terhadap performa ayam adalah penurunan berat badan. Pada kadar amonia 25, 50 dan 75 ppm maka penurunan berat badannya adalah sebesar 2%, 17% dan 21%. Menurut Wang et al. (2011), ayam pedaging umur tiga minggu yang dipelihara dengan kadar amonia 0 ppm dibandingkan dengan 52 ppm menunjukkan adanya peningkatan berat badan 5,3% dan mortalitas lebih rendah 2%. Paparan konsentrasi amonia yang tinggi berdampak negatif terhadap perkembangan sistem kekebalan ayam. Kemampuan ayam untuk menanggapi tantangan penyakit pernapasan berhubungan langsung dengan kualitas udara. Amonia dapat menembus pertahanan pernapasan dan memungkinkan virus dan bakteri patogen masuk ke sistem pernapasan.

Miles et al., 2011 menyimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi jumlah amonia yang dihasilkan dari kotoran ayam adalah :

• Kelembapan litter yang tinggi akan meningkatkan emisi amonia
• Suhu yang tinggi menyebabkan peningkatan emisi amonia yang lebih besar
• Kadar air 46% akan terbentuk amonia yang maksimal

Suhu yang tinggi akan meningkatkan juga jumlah amonia yang dihasilkan. Pada suhu 35°C dan kadar air 20%, peningkatan amonia sekitar 2 kali lebih banyak dari pada suhu 23,9°C. Setiap penambahan kadar air 5% akan menghasilkan 3-4 kali lebih besar kadar amonianya dalam kondisi kadar air litter 25-30%. Pada suhu 35°C dengan kadar air 46% maka akan membuat pembentukan kadar amonia yang paling tinggi. Setelah permukaan litter menggumpal atau berlapis, maka akan menciptakan penghalang fisik yang mencegah pelepasan amonia.

B. Alas Kandang Bentuk Slat

Alas kandang alternatif dapat berbentuk slat yang berbahan kayu, bambu, ataupun plastik. Bahan alas berbentuk slat ini digunakan sebagai alas atau lantai kandang ayam. Fungsi dari alas kandang ini sangat penting dalam menghasilkan performance ayam yang optimal. Alas kandang atau slat mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :

• Menjaga kebersihan dan keamanan kandang
• Memberikan lingkungan yang bersih, kering, dan nyaman bagi ayam
• Memudahkan pembersihan kotoran/feses

1. Slat Bambu/Kayu

Slat bambu/kayu adalah material alas kandang unggas yang terbuat dari bambu atau kayu yang sudah dihaluskan dan dirancang untuk menahan atau menopang seluruh populasi ayam yang ada di dalam kandang. Dengan alas kandang berbentuk slat ini maka ayam akan lebih bersih dan lebih nyaman karena ayam akan terpisah dengan kotorannya sehingga lebih bersih dan bisa menurunkan dampak negatif dari amonia. Jenis bambu atau kayu yang digunakan harus dipilih dengan kualitas yang bagus sehingga awet dan tahan lama, karena selama pemeliharaan ayam slat ini akan terkena tetesan air, feses, dan sisa pakan. Pemilihan jenis bambu atau kayu juga harus mempertimbangkan kemudahan dalam membersihkannya. Kebersihan dari slat ini juga harus tetap dijaga sehingga akan membuat ayam tetap nyaman dan tidak terganggu kesehatannya. Setiap periode pemeliharaan harus selalu dilakukan pengecekan kondisi slat bambu/kayu sehingga jika ada kerusakan atau bagian yang perlu diperbaiki dapat segera diperbaiki sebelum periode pemeliharan ayam dimulai. Instalasi slat bambu/kayu juga harus diperhatikan jarak lubang di tiap-tiap slat. Slat dengan lubang yang terlalu lebar akan membuat ayam cedera mekanis dan dapat menurunkan produktivitas ayam.

2. Slat Plastik

Ketersediaan litter yang semakin terbatas dan mahal akan menjadi permasalahan di kandang dari segi ketersediaan bahannya. Selain itu bahan slat dari bambu/kayu yang mudah rusak dan relatif lebih sulit dalam pembersihannya maka harus ada bahan alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti alas litter dan juga pengganti dari slat bambu/kayu. Slat plastik merupakan salah satu alas kandang yang bisa digunakan sebagai pengganti alas litter. Sistem ventilasi kandang yang bagus dapat mengendalikan tingkat kelembapan di bawah slat. Jika kelembapan tinggi di area bawah slat maka akan menimbulkan permasalahan tingginya amonia dan munculnya lalat di bawah slat. Lubang slat harus tepat agar kotoran dapat jatuh ke bawah slat dan lubang slat juga tidak membuat cedera kaki dan tungkai pada ayam. Slat plastik bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menjaga performance ayam dan animal welfare.

Slat Plastik Medion adalah material alas kandang yang terbuat dari plastik berkualitas tinggi dan dirancang khusus untuk digunakan dalam peternakan unggas. Slat plastik ini terbuat dari bahan PP Copolymer. Dengan ukuran standar 100 cm x 50 cm dan tinggi total 20 cm, slat ini memiliki lubang-lubang kecil berukuran 1,5 cm x 1,7 cm.