Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit

Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit
Daftar isi

Keberadaan populasi lalat yang banyak masih menjadi salah satu masalah yang dikeluhkan peternak hingga saat ini. Populasi meningkat saat musim hujan tiba dan didukung dengan kelembaban kandang yang tinggi. Pada fase larva, lalat memang memberikan manfaat untuk menguraikan feses. Akan tetapi lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Selain masalah kebersihan, lalat juga menjadi ancaman bahaya sumber penyebaran penyakit di peternakan ayam.

Lalat sering ditemukan disekitar pakan, litter, area feses atau kolong kandang, selokan air, bangkai ayam dan bahkan di gudang telur. Lalat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan kemampuan menghisap darah. Lalat yang dapat menghisap darah diantarannya Simulium sp., Culicuides sp., dan Culex sp. Sedangkan spesies lalat yang tidak menghisap darah seperti Musca domestica, Fannia canicularis, Chrysomya megacephala dan Sarcophaga sp (Disease of Poultry, 13th Edition). Kedua kelompok ini menjadi vektor dari organisme patogen penyebab penyakit dengan mekanisme yang berbeda.

ilustrasi adanya lalat di pakan ayam
Lalat di pakan

Lalat sebagai Vektor Penyakit

Pada kelompok lalat yang menghisap darah, lalat membawa dan menyebarkan patogen penyakit baik virus, bakteri dan protoza darah dari darah ayam sakit (host terinfeksi) kemudian menyebarkan ke ayam sehat. Seperti pada Simulium sp. yang menjadi vektor biologis dari protozoa darah Leucocytozoon sp. penyebab Malaria Like pada ayam. Fase infektif Leucocytozoon sp adalah sporozoit dan gametosit. Sporozoit dan gametosit ini berkembang di dalam tubuh vektor (Simulium sp.) sehingga fase seksual (gametogenesis) dan multiplikasi aseksual (sporogony) berlangsung di tubuh vektor. Pada tubuh ayam hanya terjadi fase multiplikasi aseksual yakni fase schizogony yang kemudian berkembang menjadi skizon. Skizon berkembang menjadi gametosit intraseluler dalam sel darah dan infektif bagi lalat Simulium sp. (Valkiunas dan Iezhova, 2023).

siklus hidup leucocytozoon
Siklus hidup Leucocytozoon

Pada kelompok lalat yang tidak menghisap darah, ancaman vektor penyakit juga masih ditemukan. Selain mampu membawa dan menyebarkan patogen berupa virus, bakteri dan parasit, lalat yang tidak menghisap darah ini juga dilaporkan dapat menjadi agen penyebar antimicrobial resistant (AMR) di peternakan (Shahanaz et al., 2025). Musca domestica sebagai spesies paling sering ditemukan di peternakan ayam ini dilaporkan menjadi vektor dari penyakit Avian Influenza di Indonesia (Wuryastuti dan Warsito, 2013). Selain itu yang tidak kalah penting, Musca domestica ini juga menjadi vektor mekanis dari cacing pita (Raillietina tetragona dan Raillietina cesticillus) dan cacing gilig (Ascaridia galli) pada ayam.

Siklus Hidup Lalat

Lalat melewati empat fase berbeda dalam siklus hidupnya, yakni telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Umur lalat dari telur hingga dewasa berkisar 4-7 minggu. Akan tetapi, apabila dalam kondisi dingin mampu bertahan hingga 3 bulan. Pada suhu Telur lalat akan menetas pada suhu 25-35C dalam kurun waktu 8-16 jam. Seekor lalat betina dewasa mampu menghasilkan telur sebanyak 700 butir selama hidupnya. Tak heran populasi lalat di peternakan berkembang pesat.

Siklus hidup lalat
Siklus hidup lalat

Pengendalian Lalat

Pengendalian lalat memerlukan langkah yang komprehensif melalui perbaikan manajemen pemeliharaan hingga penggunaan insektisida.

a. Perbaikan manajemen pemeliharaan

Dalam rangka pengendalian lalat, perbaikan manajemen pemeliharaan perlu dilakukan. Manajemen pemeliharaan tersebut meliputi rutin membersihkan feses minimal satu minggu sekali, menjaga kondisi litter tetap kering, memastikan sirkulasi udara berjalan lancar agar feses cepat kering, serta hindari ada genangan air di peternakan dengan memperbaiki saluran air. Selain itu menjaga sanitasi kandang juga perlu dilakukan untuk mengendalikan lalat dengan segera membuang bangkai ayam yang mati, membuang telur yang pecah, dan membersihkan kandang serta peralatannya dengan desinfektan.

b. Kontrol mekanik

Penggunaan perangkap lalat relatif banyak digunakan di peternakan. Perangkap lalat yang sering digunakan adalah perangkap lalat elektrik yang bekerja dengan cara menarik perhatian lalat menggunakan cahaya UV, lalat terperangkap dan selanjutnya lalat mati karena sengatan listrik saat menyentuh permukaan bertegangan. Perangkap lalat elektrik biasanya diletakkan di tengah kandang.

c. Kontrol biologi

Pengendalian lalat dengan cara ini relatif jarang digunakan. Konsep pengendalian dengan cara ini adalah menggunakan hewan sebagai predator dari lalat sehingga keseimbangan ekosistem di kandang terjaga. Hewan yang dapat berperan sebagai predator lalat diantaranya lebah, tungau (Macrochelis muscadomesticae), dan kumbang (Carnicops pumilio).

d. Kontrol kimia

Kontrol kimia pada pengendalian lalat adalah dengan menggunakan obat pembasmi lalat atau insektisida. Penggunaan insektisida disesuaikan dengan siklus hidupnya. Secara umum insektisida pembasmi lalat dikelompokkan untuk larva dan untuk fase lalat dewasa. Untuk fase dewasa, insektisida bekerja dengan cara mempengaruhi sistem syaraf, produksi energi dan keseimbangan air di lalat dewasa tersebut. Sedangkan untuk fase larva, terdapat istiah insect growt regulators (IGR). IGR merupakan insektisida yang bekerja pada fase sebelum dewasa dengan cara mempengaruhi produksi kutikula dan sistem endokrin dari larva lalat. Salah satu zat aktif yang bekerja pada fase larva adalah Diflubenzurol.

cara kerja insektisida
Cara Kerja Insektisida

Larvastop merupakan insektisida dengan zat aktif Diflubenzurol yang bekerja dengan cara menghambat sistem kitin yang diperlukan untuk pembentukan kutikula sehingga larva lalat gagal molting dan mati. Larvastop dapat diberikan dengan cara dicampur pakan dengan dosis 100g/ton pakan atau dapat diberikan dengan cara disemprot dengan dosis 96g/L air untuk perukaan seluas 10m2. Larvastop ini aman digunakan dan tidak berpengaruh negatif terhadap performa ayam. Namun yang perlu diingat pemberian insektisida tidak dapat dijadikan sebagai metode utama dalam pengendalian lalat tanpa dibarengi dengan perbaikan manajemen pemeliharaan.

sup4
Larvastop, efektif membunuh larva lalat
Bagikan Artikel:
Berlangganan sekarang

Update informasi terkini seputar peternakan dan hewan kesayangan.