Achieving good livestock productivity is the dream of every farmer. To achieve the productivity of fattening cows, the feed provided must meet the needs in quality and quantity. The feed must meet sufficient energy and protein requirements, resulting in a targeted daily body weight gain (PBBH).
In the fulfillment of feed, most farmers use local feed ingredients. The source of forage feed is still the mainstay of some farmers to meet the energy needs of livestock. However, the availability and quality of forage still needs to be a concern. Farmers can use forage to hay (dry forage), silage or other processing, so that it can be stored to maintain availability.
The use of concentrates for cattle feed is still dominated by local raw materials. Raw materials commonly used in cattle concentrates include onggok, rice bran, polard and corn as a source of energy. As well as palm cake, coconut cake and tofu pulp as a source of protein. The availability of concentrated raw materials and the unstable quality of raw materials sometimes become an obstacle for farmers.
Fattening of beef cattle is intended to produce weight gain in cattle going within 3-5 months. During this time, the cow is given a certain amount of feed with sufficient nutritional content. Factors that affect the weight gain of cows include the type of cow, sex, age, keeping quality during growth or calf, as well as the type and method of feeding. For the feed factor, broiler cows should also be given concentrates with special formulations for fattening in addition to forage feed. As a guide in the manufacture of beef cattle concentrate feed can be used SNI beef cattle concentrate (3148-2:2017).

Broiler Cattle Feed Ingredients
In general, feed ingredients are categorized into forage feed and concentrate feed. The feed concentrates can contain complementary feed (feed supplement) or feed remuneration (feed additive). Pakan hijauan ternak dapat terdiri dari rumput maupun leguminosa/kacang-kacangan. Meskipun ada juga yang memberikan sisa hasil panen seperti jerami. Namun untuk hijauan sisa hasil panen memiliki kandungan protein kasar yang rendah 3-4%. Sedangkan hijauan yang berkualitas mengandung protein kasar minimal 10% total bahan kering. Kualitas hijauan dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti varietas/ jenis hijauan, umur pemanenan, kualitas lahan, palatabilitas (daya kesukaan ternak) dan laksatif (pencahar) efek.
Konsentrat merupakan bahan pakan yang mengandung energi dan protein tinggi, serta kandungan serat yang rendah. Bahan konsentrat dapat berupa biji-bijian, umbi-umbian, maupun limbah pertanian. Kualitas bahan pakan konsentrat dipengaruhi proses pengolahan, komposisi nutrisi, palatabilitas, kontaminasi dan proses penyimpanan.
Proses pengolahan bahan pakan sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan pakan tersebut. Kandungan nutrisi yang digunakan dalam penentuan kualitas adalah nutrisi makro seperti karbohidrat/energi, protein, lemak serta kandungan mineral (makro maupun mikro), vitamin dan asam amino.
Untuk faktor palatabilitas (kesukaan ternak pada pakan) dipengaruhi oleh kandungan nutrisi, kandungan anti-nutrisi, rasa serta bentuk fisik. Bahan pakan yang berkualitas baik akan memberikan palatabilitas tinggi. Kandungan nutrisi tertentu juga dapat mempengaruhi palatabilitas. Pakan yang mengandung energi dan protein tinggi lebih disukai ternak. Faktor bentuk fisik bahan pakan seperti tekstur, warna, bau, juga mempengaruhi palatabilitas. Demikian juga dengan kandungan anti-nutrisi sangat mempengaruhi palatabilitas. Contohnya biji kedelai utuh yang mengandung tripsin inhibitor, memiliki palatabilitas yang rendah dibanding dengan bungkil kedelai. Pada level tertentu, antinutrisi juga akan mengganggu pencernaan dan kesehatan ternak. Kontaminasi benda asing juga dapat berpengaruh pada palatabilitas dan kualitas bahan pakan. Misalnya tempurung sawit pada bungkil sawit, kontaminasi pasir maupun yang lain.
Faktor penyimpanan bahan pakan sangat mempengaruhi kualitas konsentrat. Penyimpanan yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas bahan pakan. Bahan pakan akan rusak, berjamur, kandungan nutrisi berubah pada kondisi penyimpanan yang lembap, kotor dan sirkulasi udara buruk.
Mengetahui kandungan nutrisi dalam bahan pakan sangat penting untuk menentukan formulasi pakan yang akan dibuat. Hal ini juga membantu dalam menghitung kandungan nutrisi dalam pakan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ternak. Untuk mengetahui kandungan nutrisi dalam bahan pakan ternak dilakukan dengan analisis proksimat. Analisis proksimat menggolongkan komponen kimia dan fungsinya. Terdiri dari air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Untuk mengoptimalkan kandungan nutrisi dalam pakan, dapat ditambahkan feed supplement. Feed suplement merupakan bahan tambahan berupa zat-zat nutrisi yang berguna untuk melengkapi nutrisi pakan ternak, meningkatkan metabolisme dan pencernaan pakan, meningkatkan pertambahan bobot dan efisiensi pakan serta mencegah penyakit. Tambahkan Mix Plus Cattle Pro yang mengandung multivitamin, mineral dan asam amino yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan ternak.
Perlunya Formulasi Pakan
Agar produktivitas sapi pedaging optimal, pemberian bahan pakan harus disusun dalam formulasi ransum yang benar. Tujuannya adalah mencapai kandungan nutrisi sesuai kebutuhan ternak dengan harga ekonomis. Formulasi pakan yang baik harus memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi ternak. Tidak ada bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak. Sehingga perlu mengombinasikan berbagai bahan pakan agar mencukupi kebutuhan ternak.
Idealnya pakan yang baik memiliki kandungan nutrisi yang cukup, serta menggunakan bahan pakan yang seimbang dengan harga murah. Sehingga dalam pembuatan pakan menggunakan bahan yang tersedia, berkualitas dan harga terjangkau.
