Beberapa peternak mengeluhkan ternaknya terserang gangguan pencernaan atau indigesti. Penyakit ini masih sering ditemukan karena penerapan manajemen pakan yang kurang konsisten. Salah satunya adalah kandungan nutrisi yang masih kurang diperhatikan. Hal ini terlihat dari pemberian pakan dengan serat kasar yang tinggi tanpa tersedia air minum maupun tingginya karbohidrat dalam pakan. Sehingga meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan.

Salah satu gangguan pencernaan yang sering dijumpai pada sapi adalah gangguan lambung. Gangguan pencernaan atau indigesti ini biasanya diikuti dengan kembung dan gangguan syaraf pada alat gerak kaki. Gejala indigesti pada ternak secara umum:

  • Lesu dan malas bergerak
  • Nafsu makan menurun atau hilang
  • Produksi susu menurun pada sapi laktasi
  • Penurunan frekuensi gerak rumen dan tonus rumen
  • Kotoran hewan sedikit, berlendir, lunak, berwarna gelap

Jenis Indigesti dan Gejala Klinisnya

Indigesti merupakan gangguan pencernaan pada lambung yang ditandai dengan turunnya gerak rumen dan disertai konstipasi. Indigesti dapat terjadi secara tiba-tiba dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Dari bentuknya dibedakan menjadi indigesti akut dan indigesti vagus.

1. Indigesti akut

Merupakan kondisi yang kompleks dengan berbagai gejala klinis tanpa disertai perubahan anatomi pada rumen. Indigesti akut dibedakan menjadi indigesti sederhana/simpleks, indigesti asam (asidosis rumen), kembung rumen dan indigesti dengan toksemia. Bentuk indigesti tersebut tidak selalu dapat dibedakan secara jelas dari gejala klinisnya. Dari pendekatan gejala yang muncul, kasus yang paling sering terjadi adalah indigesti sederhana. Namun jika tidak segera ditangani akan melanjut ke gangguan pencernaan lain.

  • Indigesti sederhana

Gangguan pencernaan pada lambung yang ditandai penurunan gerak dan tonus rumen, kotoran hewan tertimbun di rumen, disertai konstipasi. Kebanyakan kejadian indigesti timbul karena mengonsumsi pakan yang banyak mengandung serat kasar, mengonsumsi bahan pakan yang banyak mengandung protein dan perubahan pakan mendadak utamanya pada sapi lepas sapih.

  • Asidosis rumen

Ditandai dengan akumulasi asam dalam darah dan jaringan tubuh. Rumen menggembung ke dalam atau luar perut dan terdapat timbunan ingesta yang padat dalam rumen. Sapi selalu mengalami dehidrasi yang ditandai dengan cermin hidung yang kering, mata cekung dan turgor kulit lama kembali ke posisi semula. Asidosis disebabkan sapi mengonsumsi pakan yang banyak mengandung karbohidrat seperti gandum atau jagung yang mudah difermentasi.

  • Kembung

Indigesti akut yang disertai penimbunan gas di dalam rumen. Gejala kembung dapat terlihat dari menggembungnya daerah perut kiri. Sapi bernapas dangkal atau dengan mulut dan terkadang mengulurkan leher ke depan. Pada umumnya faktor pakan menjadi penyebabnya. Misalnya tanaman leguminosa, tanaman muda hingga konsentrat yang berlebihan.

  • Indigesti toksemia

Gejala yang teramati antara lain kelesuan, hilang nafsu makan, kelemahan umum serta diawali dengan indigesti sederhana. Feses berbentuk seperti pasta dan berbau busuk dan disertai anuria (tidak buang air kecil). Pada keadaan lanjut pernapasan melambat. Untuk mengenal gangguan ini sebetulnya perlu pemeriksaan terhadap toksin namun karena toksin yang terbentuk segera dimetabolisme hal tersebut sulit dilakukan.

2. Indigesti vagus

Indigesti yang berhubungan dengan gangguan fungsional lambung depan atau omasum dan menyebabkan peradangan saraf vagus. Disebabkan adanya benda asing, peradangan bernanah di hati, peradangan retikulum, impaksi abomasum dan omasum (pembesaran karena penumpukan bahan padat) maupun perikarditis. Ditandai hilangnya motilitas rumen, penurunan frekuensi atau proses mengunyah serta distensi rumen. Indigesti ini bersifat kronis.

Penanganan dan Pencegahan Indigesti

Penanganan awal yang dilakukan jika terjadi indigesti akut, antara lain:

  • Memberikan pakan berkualitas dengan palatabilitas tinggi dan menghentikan pemberian pakan silase atau tinggi serat atau tinggi karbohidrat.
  • Pemberian suplemen Digesfit untuk meningkatkan dan mengatasi gangguan pencernaan.
  • Jika ternak menunjukkan gejala kembung, perlu segera dilakukan penanganan dengan hati-hati. Berikan obat kembung Bloatex untuk mengeluarkan gas yang berlebihan. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas perlu dilakukan dengan cara menusuk perut sebelah kiri dengan trokar. Namun tentu saja hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan hewan terlatih.
  • Pada gangguan pencernaan lebih lanjut, segera hubungi petugas kesehatan hewan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Perlu adanya upaya untuk menjaga sistem pencernaan sapi agar terhindar dari gangguan atau penyakit, seperti:

  • Pemberian pakan berkualitas sesuai kebutuhan ternak dengan formulasi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan hijauan sebagai sumber serat. Tambahkan premix Mix Plus Cattle Pro yang mengandung multivitamin, mineral dan asam amino.
  • Saat ada perubahan pakan, lakukan secara bertahap. Hindari pemberian pakan tinggi karbohidrat yang mudah tercerna dalam jumlah banyak dan waktu singkat. Serta hindari pemberian hijauan yang masih segar atau basah.
  • Penyediaan air minum yang bersih dan ad libitum
  • Penerapan program kesehatan seperti pemberian obat cacing Wormzol B atau Wormzol Suspensi setiap 3-4 bulan dan vitamin Vita B Plex Bolus Extra Flavor. Serta program vaksinasi sesuai anjuran dinas peternakan setempat.

Indigesti dapat terjadi pada semua umur ternak. Upaya pencegahan perlu diperhatikan terutama faktor manajemen pakan. Penanganan indigetsi perlu segera dilakukan agar dapat teratasi dan tidak melanjut pada gangguan pencernaan yang lain.

Indigesti, Penyakit Non Infeksius yang Sering Terjadi pada Ternak
Tagged on:     
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin