Tahukah anda serangga kecil gelap yang umum ditemukan di peternakan ayam? Meskipun terlihat tidak berbahaya, kumbang ini sebenarnya merupakan vektor pembawa berbagai penyakit ayam.

Kumbang Franky sebagai Vektor Penyakit Ayam
Kumbang Franky (Alphitobius diaperinus) atau sering disebut juga “kutu franky” merupakan jenis kumbang berwarna hitam kecil yang sering menjadi hama di peternakan unggas. Tahapan siklus hidup kumbang Franky kisaran 40 hingga 100 hari tergantung faktor lingkungan mulai dari telur menjadi larva, pupa kemudian menjadi dewasa. Setelah 15 hari pertama setelah kawin, betina dapat bertelur 200 hingga 400 butir setiap 1-5 hari, kemudian telur menetas menjadi larva dalam waktu kurang dari 1 minggu. Oleh karena itu, populasi akan meningkat secara signifikan jika tidak dilakukan pengendalian yang efektif dan tepat untuk membasminya.

Kumbang ini umumnya aktif berkeliaran di malam hari dan bisa ditemukan di sela-sela litter/sekam, celah retakan lantai atau tiang kayu, atau di gudang pakan. Berikut kerugian yang dapat terjadi ketika ditemukan banyak populasi kumbang franky di kandang :
- Vektor mekanis
Kumbang Franky dapat membawa agen penyakit secara mekanis, artinya mikroorganisme patogen menempel pada tubuh atau tertelan oleh kumbang, lalu ditularkan saat bersentuhan dengan ayam atau pakan. Kumbang ini cenderung menyukai tempat yang lembap dan berkembang biak seperti pada litter kandang atau sisa pakan yang lembap dan basah. Hal tersebut beresiko kumbang franky berperan sebagai vektor mekanis atau vektor pembawa agen penyakit patogen tersebar ke ayam atau kandang lain. Tentunya sebaran kumbang Franky ini berpotensi bisa kontak langsung dengan litter dan feses ayam yang telah terkontaminasi virus dan bakteri penyebab penyakit seperti virus Gumboro, bakteri E. coli, atau Salmonella.
- Kerusakan struktur kandang
Kumbang Franky juga dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada kandang unggas. Larva dan kumbang dewasa dapat membuat terowongan di celah-celah sudut lantai atau kayu berlubang sehingga menyebabkan bangunan kandang semakin rapuh.
- Kumbang Franky juga sebagai pengurai limbah dengan memakan bahan organik seperti feses, sisa pakan, bangkai ayam atau selaput telur. Bahkan kumbang dapat mencemari pakan cadangan atau biji-bijian di gudang pakan.
- Keberadaan hama seperti ini menyebabkan stres pada ayam dan menurunkan efisiensi produksi (bertambahnya penyakit, efisiensi pakan buruk).

Bagaimana Cara Pencegahan dan Pembasmiannya?
Setelah mengetahui penjelasan singkat mengenai kumbang franky dan siklus hidupnya, maka ketika sudah menyebar banyak di kandang, kita perlu menentukan langkah pengendalian yang tepat. Untuk itu, beberapa hal yang dapat menekan/mengendalikan populasinya sebagai berikut :
- Sanitasi kandang dan lingkungan
Lakukan sanitasi (pembersihan), terutama pada litter, feses, kandang (dinding, lantai, langit-langit), sarang tempat mengeram, dan peralatan kandang. Lakukan pembersihan feses minimal satu kali dalam seminggu. Upayakan pembersihan feses lebih sering saat musim hujan agar tidak ada feses basah atau lembap menumpuk di litter kandang. Desinfeksi semprot dengan menggunakan Antisep atau Formades. Bersihkan tempat pakan, tempat minum dan peralatan lainnya (Medisep) yang dilanjutkan dengan penyemprotan desinfektan untuk mencegah berdatangan kumbang.
Ganti sekam/litter yang sudah terkontaminasi. Jika litter sudah sangat lembap, ketika hendak ditambah litter baru sebaiknya ditaburi kapur terlebih dahulu agar cepat kering, setelah itu baru ditumpuk dengan litter yang baru. Lakukan juga pengapuran di bawah kandang panggung dan seluruh bagian kandang untuk mengurangi kelembapan dan membunuh sisa mikroorganisme penyebab penyakit. Parit/selokan di area kandang dibersihkan agar aliran pembuangan air limbah lancar. Bersihkan sela-sela atau celah-celah kandang yang memungkinkan menjadi tempat persembunyian kumbang franky.
- Perbaiki manajemen kandang
Ciptakan suasana nyaman bagi ayam, jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup, sedapat mungkin diterapkan sistem pemeliharaan all in all out. Penggunaan kipas pada kandang ayam juga dapat membantu menekan populasi serangga. Lakukan pemotongan rumput dan semak-semak yang tumbuh di lingkungan kandang secara teratur. Lakukan perbaikan lantai kandang jika sudah retak/rusak, karena kondisi ini tempat nyaman kutu franky berkembang biak. Kayu-kayu yang sudah mulai keropos segera diganti, kayu yang berlubang atau bercelah bisa di tutup vurnish ataupun cat kayu, sehingga tidak menjadi tempat berkembangbiak kutu franky. Lakukan pemotongan rumput liar, penguburan barang-barang/kaleng-kaleng bekas dan pembersihan selokan.
- Penggunaan insektisida
Semprotkan insektisida (fogging) di areal sekitar kandang. Penggunaan insektisida sebaiknya dilakukan hanya saat istirahat kandang, karena jika dilakukan saat ada ayam dikhawatirkan dapat menyebabkan keracunan pada ayam. Ulangi penyemprotan atau pengobatan setiap 7–10 hari untuk memutus siklus hidup kutu.
Memilih insektisida yang tepat sesuai target serangga merupakan langkah aman dan efektif dalam membasmi serangga di peternakan. Contohnya Delatrin yang merupakan produk yang efektif untuk membasmi ektoparasit seperti franky, lalat, kutu dan yang lainnya, serta memiliki aktivitas residual yang sangat baik, spektrum kerja yang luas, serta aman bagi lingkungan. Delatrin dapat digunakan pada kandang yang masih terdapat ayam di dalamnya melalui cara disemprot dengan dosis 10-20 ml untuk 200 m². Delatrin bisa diaplikasikan secara spray dalam kandang kosong yang tertutup lalu didiamkan selama 3 jam. Perlu diperhatikan untuk metode spray, bila penyemprotan dilakukan asal-asalan, maka tidak semua kumbang atau kutu mati dan lama-kelamaan akan resisten terhadap insektisida tersebut. Karena itu, disarankan spray dilakukan waktu petang (menjelang Maghrib atau pukul 18.00 WIB) karena pada saat itu kumbang franky mulai muncul berdatangan dan terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu. Jangan melakukan penyemprotan di saat angin kencang karena banyak insektisida yang tidak mengenai sasaran. Juga jangan menyemprot dengan melawan arah angin, karena cairan semprot bisa mengenai orang yang menyemprot. Larvatox juga bisa diberikan untuk memperbaiki daya serap air di feses sehingga feses lebih kering dan tidak memicu kedatangan kumbang franky.

(kutu, tungau, caplak, lalat, dan kutu franky)
Selain itu, kita juga perlu melakukan pengendalian lainnya untuk meminimalisir timbulnya kejadian penyakit yang dibawa Kumbang Franky, antara lain dengan:
- Melakukan vaksinasi yang tepat terutama untuk kasus penyakit viral, baik program maupun pelaksanaan vaksinasinya
- Berikan multivitamin seperti Fortevit atau Vita Stress untuk menambah stamina dan meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap serangan penyakit
- Menerapkan biosecurity yang ketat dan manajemen pemeliharaan dengan baik
- Memperhatikan kondisi lingkungan kandang terutama jika lantai lembap, mengingat tempat tersebut paling disukai kumbang franky
- Mencegah hal – hal yang dapat mempercepat feses menjadi basah
Jadi, dengan melihat langkah-langkah pengendalian serangga di atas, cara pengendaliannya yang paling tepat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan agar tidak dapat digunakan sebagai tempat berkembang biak, tempat mencari makan atau tempat berlindung dan bersembunyi seranggan pembawa penyakit tersebut. Semoga bermanfaat.