Satu hal yang patut diperhatikan oleh peternak ialah manajemen brooding karena berpengaruh besar terhadap performa ayam di periode pemeliharaan berikutnya. Terlebih lagi dalam beberapa tahun terakhir dimana cuaca tidak menentu di Indonesia, pemeliharaan ayam pada musim kemarau maupun musim penghujan cukup menguras energi bagi peternak. Untuk mengatasi hal tersebut maka timbul gagasan untuk membuat sistem kandang ayam tertutup yang biasa dikenal dengan istilah Closed House. Artikel ini akan memaparkan bahasan mengenai menerapkan sistem kandang closed house dalam menjamin keberhasilan masa brooding, terutama pada ayam pedaging (broiler).

Pentingnya Masa Brooding

Masa brooding merupakan bagian dari fase starter, permulaan bagi pertumbuhan dan perkembangan ayam. Pada masa ini ayam akan mengalami pertumbuhan sangat pesat dan mencakup semua organ yang berperan bagi kehidupan dan produktivitas ayam. Baik tidaknya performa ayam di masa selanjutnya seringkali ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding.

Periodenya dimulai sejak DOC tiba di kandang, sampai anak ayam mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi. Standar lama pemeliharaan pada masa brooding berada di kisaran 10-14 hari. Agar lebih mudah dalam memahami pentingnya masa brooding maka perlu diketahui perubahan fisiologis yang dialami anak ayam selama 2 minggu tersebut. Beberapa hal yang mengalami perkembangan pesat pada umur ini yaitu :

  • Kekebalan tubuh ayam

    Kekebalan pasif (kekebalan yang diturunkan dari induk/antibodi maternal) berasal dari penyerapan kantung kuning telur selama periode pengeraman dan beberapa hari setelah menetas. Kekebalan pasif ini cukup efektif untuk mencegah infeksi pada anak ayam, namun kekebalan pasif ini memiliki jangka waktu yang pendek dan tingkat protektivitasnya akan terus menurun.

    Kemudian terjadilah peralihan ke kekebalan aktif. Kekebalan aktif yang berkembang dalam tubuh anak ayam berkaitan dengan perkembangan optimal dari organ limfoid/organ kekebalan tubuh ayam seperti limpa, thymus, bursa Fabricius, peyer’s patches dan sebagainya.

  • Sistem pencernaan

    Organ pencernaan juga berkembang pesat pada masa ini misalnya lambung, tembolok, usus, hati, pankreas, dan sebagainya. Perkembangan sistem pencernaan yang baik ditunjukkan dari ukuran vili yang panjang, besar, jumlah banyak dan seragam, ukuran vili ini akan berkaitan dengan efisiensi ransum pada masa brooding maupun fase pemeliharaan selanjutnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Saluran pencernaan yang berkembang paling baik pada ayam yang langsung diberikan ransum saat chick in (atas). Yang tengah ialah yang diberikan 8 jam setelah chick in sedangkan yang paling bawah ialah yang belum diberikan ransum sama sekali (Unandar, 2009).

 

  • Kerangka tubuh

    Pada masa brooding ini, terjadi pertambahan massa, tebal, panjang pada tulang. Pembentukan kerangka tubuh yang optimal akan mampu menopang perkembangan organ lain. Selain itu juga meminimalisir terjadinya afkir ayam karena patah tulang dan kelumpuhan.

  • Thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh)

    Ayam bersifat homeotermik atau suhu tubuh ayam relatif stabil pada kisaran tertentu yaitu 40-41°C. Namun saat berumur 0-5 hari, ayam masih belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal pada umur 2 minggu.

Pada minggu pertama brooding, bobot ayam seharusnya sudah 4,5-5 kali lipat dari bobot saat DOC. Misalkan bobot DOC awal 40 g, maka bobot di minggu pertama harusnya sudah 180 g. Selain pencapaian bobot badan, parameter Feed Conversion Ratio (FCR), konsumsi ransum, dan mortalitas juga perlu untuk diperhatikan.

Sistem Closed House untuk Optimalkan Masa Brooding

Iklim tropis seperti di Indonesia yang temperaturnya fluktuatif ditambah dengan kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan stres pada DOC dan menghambat laju pertumbuhan. Batas pola waktu musim penghujan dan musim kemarau sebagaimana selama ini dipahami tidak lagi berlaku. Bisa saja musim penghujan kali ini lebih pendek akibat adanya perputaran arah angin, sehingga bisa dipastikan musim kemarau lebih panjang.

Sistem kandang tertutup atau kandang closed house mampu mengendalikan temperatur dan kelembapan untuk mencapai kondisi nyaman bagi ayam dengan sistem ventilasi minimum dan tirai yang tertutup. Sistem kandang tertutup ini dikontrol secara otomatis oleh sistem elektronik, yang mengatur mulai dari pemberian ransum ayam, pengaturan udara, pengaturan suhu kandang, hingga pengaturan tingkat relatif kelembapan pada kandang. Sistem closed house menyediakan kondisi yang nyaman bagi ternaknya dengan cara mengeluarkan panas dari kandang yang dihasilkan dari tubuh ayam, menurunkan suhu udara yang masuk (jika diperlukan), mengatur kelembapan yang sesuai, dan mengeluarkan gas yang berdampak buruk seperti karbon dioksida (CO2) dan amonia (NH3). Kandang closed house yang dirancang dengan mekanisme sistem otomatis dan terintegrasi dalam control panel akan bermanfaat dalam meringankan beban dan meningkatkan produktivitas operator kandang.

Persiapan Chick In

Sebelum memulai masa brooding, tentunya perlu mempersiapkan kandang yang nyaman dan bersih sebelum pelaksanaan chick in. Pembersihan kandang harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari pengeluaran litter dan feses, pencucian kandang dan peralatan hingga pengapuran serta desinfeksi. Masa istirahat kandang tidak bisa dipersingkat minimal 2 minggu setelah kandang bersih.

 

Setelah pembersihan dan istirahat kandang dilakukan, tahapan selanjutnya yaitu pembuatan area brooder yang diawali dengan penyebaran litter atau sekam sesuai kebutuhan. Dianjurkan ketebalan litter awal sekitar 7,5 – 10 cm (Cobb Brooding Guide, 2016) dan tersebar secara merata di area chick guard. Pada 1 minggu pertama pemeliharaan di masa brooding, tidak ada salahnya menggunakan kertas koran baru/chick paper di atas litter. Pemasangan brooder ini dapat dimodifikasi sehingga membentuk brooder memanjang kiri dan kanan, bagian tengah untuk jalan operasional dan posisi brooder harus tepat dipasang searah yaitu mengarah ke exhaust fan belakang. Kemudian pembuatan sekat (chick guard) lengkap dengan pemasangan pemanas seperti Indukan Gas Medion (IGM), dan lampu harus dilakukan dengan tepat dari segi bahan, bentuk serta jumlah yang disesuaikan dengan kapasitas dan kepadatan anak ayam.

Manajemen Ransum dan Air Minum

Pada dasarnya penggunaan tempat ransum di kandang closed house yaitu secara otomatis. Peralatan ransum dan air minum otomatis dapat menghemat tempat sehingga meningkatkan kepadatan (mampu mencapai 30 kg/m2), sehingga jumlah panen ayam per tahun dapat meningkat. Di awal masa brooding, tempat ransum otomatis ini harus diletakkan di lantai dan dikombinasikan dengan tempat ransum manual untuk memudahkan akses bagi anak ayam. Ransum juga dapat disebarkan merata sekitar 50-65 g pada 50% area brooder yang dialasi kertas koran/chick paper agar DOC lebih cepat mengenali ransumnya.

 

Ransum dan air minum harus diberikan segera setelah DOC datang karena bermanfaat dalam mempercepat penyerapan sisa kuning telur yang merupakan sumber nutrisi sementara dan sumber kekebalan (antibodi maternal) anak ayam. Selain itu, pemberian ransum pada masa ini akan mampu merangsang perkembangan organ pencernaan melalui peningkatan kapasitas pencernaan dan penyerapan usus.

Untuk mengganti energi yang hilang saat perjalanan, berikan air gula 2-5 % dan multivitamin (Vita Chick). Siapkan sebelum anak ayam ditebar dalam chick guard. Seperti halnya ransum, air minum juga penting diperhatikan dalam masa brooding. Ketersediaan air minum selama masa brooding hingga selanjutnya harus tercukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Manajemen Pencahayaan

Pencahayaan yang optimal akan mendorong anak ayam untuk selalu mengonsumsi ransum dan air minum, serta membantu dalam sekresi hormon tiroksin untuk mempercepat metabolisme tubuh anak ayam. Kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding pada kandang closed house adalah secara terus-menerus selama 48-72 jam pertama untuk membantu anak ayam menemukan ransum dan air minum, lalu dikurangi bertahap sebanyak 2 jam setiap minggu sejalan dengan bertambahnya umur anak ayam. Gunakan lampu dengan intensitas 20-60 lux (Cobb Management Guide, 2016).

Pengaturan Suhu dan Kelembapan

Seperti kita ketahui, di bawah umur 14 hari sistem pengaturan suhu tubuh (termoregulator) anak ayam belum berkembang optimal. Oleh karena itu, agar anak ayam dapat tumbuh dengan baik di masa kritis sangat bergantung pada penyediaan suhu yang nyaman dari pemanas buatan. Kontrol suhu brooding sebaiknya dilakukan secara periodik dan sesering mungkin. Kenyamanan anak ayam juga dapat digambarkan dengan aktivitas dan penyebaran di kandang. Suhu yang ideal akan membuat anak ayam menyebar merata dan beraktivitas secara normal. Oleh karena itu, peran brooder sangat berpengaruh dalam mengendalikan suhu dan kelembapan kandang agar tetap dalam zona nyaman ayam (Tabel 1).

Guna mengukur fluaktuasi suhu di dalam kandang dapat melihat control panel pada sistem kandang closed house. Pengaturan suhu dapat diubah sesuai kebutuhan. Alat sensor temperatur dan kelembapan diletakkan di dalam dan di luar kandang. Dari posisi itu akan didapatkan angka suhu dan kelembapan yang tertera pada layar control panel.

Ventilasi Minimum dan Kualitas Udara

Ketersediaan udara bersih sangat penting karena salah satu komponen udara adalah gas oksigen, yang berperan besar dalam proses metabolisme anak ayam. Jika oksigen di dalam kandang kurang, maka kesehatan anak ayam akan terganggu. Apalagi jika di dalam kandang banyak gas-gas berbahaya seperti amonia dan CO2. Contohnya saja amonia, konsentrasi amonia yang berlebih di dalam kandang dapat menyebabkan rusaknya silia (bulu getar) pada hidung ayam.

Dalam pengaturan ventilasi dan sirkulasi udara pada kandang closed house, penggunaan kipas pada masa brooding tidak terlalu sering atau bisa disebut penggunaan ventilasi minimum. Ventilasi minimum adalah udara minimal yang diperlukan untuk mengganti udara dalam kandang sehingga tetap optimal bagi anak ayam. Ventilasi minimum dicapai dengan mengatur jumlah kipas yang menyala dan durasinya. Misalnya kandang closed house memiliki populasi broiler 10.000 ekor berumur 1 minggu dengan kipas berkapasitas 2.000 m3/jam, perhitungannya sebagai berikut:

Maka manajemen kipas yang diatur adalah pada 7 hari pertama kipas yang menyala hanya 1. Mulai hari ke 7-14 kipas no. 2 dan 3 diaktifkan. Umur > 14 hari, secara bertahap semua kipas dinyalakan hingga menyala semua. Selain pengaturan kipas, kecukupan udara bersih dapat diciptakan dengan mengatur kepadatan kandang. Kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan suhu di dalam chick guard lebih panas, konsumsi air minum meningkat dan feses menjadi basah sehingga gas amonia meningkat.

 

Kecepatan aliran udara juga dipengaruhi oleh tirai kandang. Tirai kandang pada kandang closed house menutup seluruh sisi kandang agar ayam terlindungi serta untuk mempertahankan suhu udara dalam kandang yang tentu saja sangat diperlukan saat masa brooding. Tirai ini akan mencegah terpaan angin langsung mengenai tubuh anak ayam.

Di luar dari komponen manajemen tersebut, ada beberapa hal yang patut diperhatikan juga yaitu:

1. Manajemen kesehatan terjaga

Untuk menjaga agar anak ayam dalam kondisi sehat, lakukan:

  • Program vaksinasi sesuai kondisi daerah

    Tujuan vaksinasi adalah menggertak pembentukan kekebalan/antibodi dari dalam tubuh untuk mencegah adanya infeksi penyakit. Vaksin yang biasa diberikan untuk ayam pedaging yaitu vaksin ND, IB, Gumboro, dan AI.

  • Program pemberian obat

    Selain vaksinasi, peternak juga bisa melakukan cleaning program (pencegahan), yaitu memberikan antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi penyakit sebelum bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam. Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum, colibacillosis, dan CRD. Neo Meditril dapat diberikan pada umur 1-3 hari yang berfungsi untuk mencegah infeksi penyakit sebelum masuk ke dalam tubuh ayam.

  • Menjaga daya tahan tubuh ayam

    Pemberian vitamin terutama yang mengandung vitamin C dan E akan membantu peningkatan daya tahan tubuh anak ayam. Berikan terapi supportif seperti Vita Stress dan Imustim untuk mengurangi stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama sebelum dan sesudah vaksinasi untuk menekan reaksi post vaksinasi atau setelah pengobatan untuk mempercepat pemulihan. Bisa juga diberikan Neobro atau Strong N Fit untuk membantu mempercepat pertumbuhan ayam.

2. Biosekuriti secara ketat

Kegiatan biosekuriti bukan hanya penyemprotan desinfektan saja, namun meliputi pengendalian orang atau hewan liar masuk ke lingkungan kandang. Perlu diperhatikan bahwa dalam mencegah penyebaran bibit penyakit pada sistem kandang closed house adalah pembatasan orang dan kendaraan yang masuk ke area kandang. Orang yang akan masuk ke area kandang, sebelumnya tidak boleh kontak dengan unggas lain yang status higienitasnya lebih rendah, minimum dua hari sebelum kunjungan. Upayakan pengaturan lalu lintas orang, peralatan, barang atau kendaraan tamu agar tidak menyebarkan bibit penyakit masuk ke dalam peternakan. Pengaturan lalu lintas ini berarti kita harus bisa mengatur kapan DOC, ransum, sapronak (obat, vaksin, peralatan peternakan), dan litter/sekam masuk ke dalam farm. Terapkan sistem “3 zona” di wilayah kandang yaitu zona kotor, zona transisi, dan zona bersih khususnya pada orang-orang atau peralatan maupun kendaraan yang keluar masuk lingkungan peternakan.

 

Kegiatan biosekuriti yang terakhir adalah sanitasi dan desinfeksi. Lakukan desinfeksi mobil tamu (Sporades) dan kandang isi (Medisep atau Neo Antisep) terutama saat terjadi wabah penyakit. Sebelum pegawai/tamu masuk ke dalam kandang mencuci tangan menggunakan sabun, mandi, menggunakan baju khusus untuk bekerja, menggunakan alas kaki (sandal/sepatu boots) khusus untuk masuk ke dalam kandang, celup alas kaki (dipping) dalam desinfektan dengan menggunakan Antisep atau Medisep. Desinfeksi ini akan meminimalkan jumlah bibit penyakit di lingkungan kandang.

3. Cek ulang kondisi ternak

Amati penyebaran dan tingkah laku DOC dalam chick guard. Setelah DOC dipastikan dalam kondisi nyaman atau pada 2-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan tembolok (crop fill). Konsumsi ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC temboloknya teraba kenyal dan lunak yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengonsumsi cukup ransum dan juga air minum. Jika perlu, peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24 jam setelah pemberian ransum dengan indikator 95-100% tembolok ayam harus teraba kenyal dan lunak.

Lakukan juga pemeriksaan suhu litter dengan melihat kondisi kaki DOC. Jika litter terlalu panas, kaki DOC akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak kaki. DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh dari brooder. Sebaliknya jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita). Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan meringkuk. Pastikan bahwa anak ayam terlihat lincah dan aktif, kaki anak ayam basah serta tubuhnya terasa hangat.

Selain dengan mengecek anak ayam secara langsung, peternak juga bisa melihat data recording (catatan produksi). Dengan melihat recording, peternak bisa mengetahui hasil kerja dan membantu analisa jika terjadi masalah.

Investasi penggunaan closed house dalam bisnis ayam pedaging tampaknya mahal pada awal pembangunan kandang dan pembelian peralatan, tetapi bila telah beroperasi dengan kapasitas populasi yang berpuluh ribu atau bahkan berjuta ekor ayam, maka jatuhnya biaya produksi menjadi lebih murah dan kualitas ayam lebih unggul. Selamat mencoba kandang closed house. Salam.


Info Medion Edisi Mei 2017

Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

Masa Brooding di Kandang Closed House

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin