Kandang merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan keberhasilan usaha peternakan. Adanya inovasi teknologi closed house dapat mendukung pencapaian keberhasilan usaha budi daya unggas. Kandang sistem closed house sudah banyak digunakan pada usaha ayam pedaging (broiler), bagaimana penerapannya di usaha pemeliharaan ayam petelur (layer)?

Tantangan Ayam Layer Modern

Ayam layer modern dihasilkan dari penelitian genetik yang baik sehingga dibentuk lebih produktif dan lebih efisien dalam memproduksi telur. Potensinya mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi, red) dan intensitas waktu yang lama (persistensi produksi telur baik, red), serta mendapatkan tingkat efisiensi ransum yang baik. Meskipun demikian, ayam layer modern ternyata memiliki beberapa sisi kekurangan.

Salah satunya yaitu ayam layer modern juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Ayam hasil pemuliabiakan ini juga membutuhkan lingkungan hidup yang ideal, terutama dipengaruhi suhu lingkungan dan kelembapan. Terutama pada fase produksi harus memiliki suhu 25-28°C dan kelembapan 60-70%. Karena sebagian wilayah Indonesia seringkali terjadi memiliki suhu yang lebih tinggi dari 25°C dan sering terjadi perubahan cuaca yang ekstrem maka kondisi lingkungan alami tidak selalu baik untuk produksi ayam layer.

Sistem Kandang Closed House

Kandang yang nyaman adalah salah satu kunci pendukung pertumbuhan dan produktivitas yang optimal. Di dalam kandang ini semua kebutuhan untuk tumbuh harus tersedia, di antaranya sistem ventilasi udara yang baik, suhu dan kelembapan udara yang optimal serta air minum dan ransum yang cukup dan berkualitas.

Sebagian besar panas di dalam kandang dihasilkan oleh ayam terutama saat fase produksi dan sisanya panas dari atap, dinding bangunan, serta lampu. Penggunaan kandang tertutup atau closed house menjadi sebuah solusi bagi peternak untuk memaksimalkan kemampuan produksi ayam. Closed house merupakan sistem kandang tertutup yang bisa membantu mengoptimalkan kondisi lingkungan yang meliputi ventilasi, suhu dan kelembapan. Pada kandang closed house terjadi pergerakan udara yang stabil dan tingkat kelembapan udara di dalam kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan ayam.

Suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam dinamakan suhu efektif. Suhu efektif ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ruangan (suhu yang terdeteksi di termometer), kelembapan dan kecepatan aliran udara dalam kandang (yang mengenai tubuh ayam). Kelembapan udara (relative humidity atau RH) adalah tingkat uap air yang terdapat dalam udara. Udara yang lembap (banyak mengandung uap air) akan menghambat laju penguapan dari tubuh ayam, sehingga suhu yang dirasakan ayam akan lebih tinggi dari suhu ruang (suhu termometer). Meskipun suhu termometer tinggi, namun jika terdapat aliran udara maka suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam akan lebih rendah. Hal inilah yang dinamakan dengan chilling effect.

Wind chill effect merupakan efek penurunan suhu yang dirasakan akibat adanya hembusan angin yang mengenai permukaan tubuh/kulit ayam. Closed house yang baik harus mampu menghasilkan kecepatan angin yang dibutuhkan untuk menghasilkan suhu yang sesuai bagi ayam. Sistem closed house akan memastikan pertukaran udara (air exchange) terjadi dalam durasi yang sesuai. Misalnya dalam waktu 1 menit, seluruh volume udara di dalam kandang sudah dikeluarkan dan diganti dengan udara baru dari luar.

Ada 2 bentuk sistem ventilasi pada kandang closed house yang biasa digunakan pada farm ayam layer, yaitu tunnel dan gabungan cross dan tunnel. Sistem ventilasi tunnel berarti udara mengalir dari bagian depan sampai bagian belakang kandang, layaknya sebuah terowongan. Sistem ini memberikan wind chill effect yang maksimal dan lazim digunakan untuk fase layer dimana ayam telah dewasa dan membutuhkan suhu yang lebih rendah.

Sedangkan sistem ventilasi gabungan cross dan tunnel menggabungkan sistem ventilasi tunnel dengan ventilasi cross. Pada sistem ventilasi cross udara mengalir dari sisi kandang yang satu menuju sisi yang lainnya. Dengan cara kerja ini, sistem cross bisa dengan cepat mengganti udara di dalam kandang, tanpa menimbulkan kecepatan angin yang tinggi. Saat suhu hangat dalam kandang perlu dijaga dan ayam belum membutuhkan pendinginan, udara akan masuk dari samping kandang dengan kecepatan yang rendah sehingga hanya memberikan pergantian udara segar namun tidak menghasilkan wind chill effect. Ketika ayam mulai membutuhkan pendinginan, udara akan masuk dari bagian depan kandang dan menghasilkan wind chill effect seperti ventilasi tunnel. Sistem ventilasi gabungan biasanya digunakan di masa pembesaran (fase pullet) dimana terjadi transisi dari kondisi ayam yang membutuhkan kehangatan menjadi kondisi dimana suhu lebih ideal (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin).

Selain menawarkan kelebihan dalam hal penyediaan udara, closed house juga dilengkapi dengan peralatan otomatis untuk menyediakan air minum dan pakan, mengumpulkan telur, dan mengeluarkan feses pada kandang baterai. Dengan demikian, dapat berpengaruh terhadap efisiensi tenaga kerja.

Manfaat Sistem Closed House untuk Ayam Layer

Sistem Closed House dan peralatan otomatis pada pemeliharaan ayam layer mampu membantu meningkatkan performa produksi dan kualitas telur. Selain terkait performa produksi, pemberian pakan secara otomatis jauh menghemat biaya pakan, karena asupan pakan diterima ayam dapat lebih seragam, tidak ada pakan yang terbuang pada saat pendistribusian pakan. Hal tersebut berefek pada terpenuhinya kebutuhan gizi ayam sehingga berat telur dan persentase produksi telur menjadi lebih maksimal. Dan juga pemberian minum yang tidak mudah tercecer.

Kandang closed house dinilai lebih ramah lingkungan terhadap permukiman atau lingkungan sekitar kandang. Infeksi dari luar otomatis dapat diminimalisir dan tentunya keberadaan lalat otomatis berkurang karena bau yang lebih terkontrol. Aplikasi biosekuriti menjadi lebih mudah dilaksanakan sehingga upaya menjaga kesehatan ayam menjadi jauh lebih baik.

Kandang closed house sangat mudah untuk diatur, dan mampu menekan biaya operasional karena ditujukan untuk investasi jangka panjang. Bukan didasari seberapa mahal harga kandang, tetapi juga harus mempertimbangkan kandang tersebut mampu memberikan efek lingkungan yang baik bagi ayam. Dibuktikan dengan pencapaian bobot badan seragam sesuai standar sehingga mempengaruhi produktivitas yang maksimal.

Komponen Closed House pada Pemeliharaan Ayam Layer

  • Sistem ventilasi

Sistem ventilasi memiliki 4 komponen yang utama, yaitu kipas, cooling pad (pada sistem tunnel) atau inlet (pada sistem cross) dan perangkat elektronik yang disebut controller.

  1. Kipas (fan)

Kipas pada closed house merupakan jenis kipas exhaust dan dipasang pada bagian belakang kandang (sistem tunnel) karena berfungsi menarik udara dari bagian depan kandang. Udara akan bergerak dari depan kandang dan keluar dari belakang kandang melalui kipas exhaust yang terpasang. Sedangkan pada sistem ventilasi cross pada farm layer akan menggunakan kipas/fan pada dua sisi yaitu kanan dan kiri kandang serta menggunakan wall inlet sebagai jalur masuknya udara.

Kipas yang dipasang dapat mengeluarkan udara panas di dalam kandang sehingga dapat menghasilkan tingkat kelembapan dan temperatur yang sesuai dengan yang dibutuhkan ayam. Tekanan udara (pressure static) pada kandang layer cages lebih tinggi dibandingkan kandang dengan model postal. Oleh sebab itu, perhitungan kapasitas udara kipas yang dipilih harus mampu bekerja pada pressure static tertentu. Hal ini agar perhitungan jumlah kipas yang digunakan tepat dan kebutuhan ventilasi terpenuhi dengan optimal.

Seiring waktu penggunaan, kapasitas kipas pasti akan menurun sehingga berpengaruh terhadap volume udara yang dihasilkan. Oleh karena itu, perawatan kipas penting untuk dilakukan dengan rutin.

2. Cooling Pad

Kipas berpasangan dengan cooling pad. Kipas merupakan tempat udara keluar dari kandang, sedangkan cooling pad merupakan tempat udara masuk ke dalam kandang. Cooling pad adalah susunan kertas bergelombang yang membentuk pola tertentu untuk mengarahkan aliran udara yang masuk ke dalam kandang. Cooling pad dirangkai bersama dengan sistem sirkulasi air yang berguna untuk membasahi cooling pad.

Luasan cooling pad dihitung berdasarkan jumlah fan yang terpasang agar udara yang masuk seimbang dengan udara yang dikeluarkan. Cooling pad dipasang di bagian depan dan samping kandang, sehingga berbentuk seperti huruf “U”. Cooling pad menggunakan prinsip evaporasi atau penguapan air untuk menurunkan suhu udara dari luar yang dimasukkan ke dalam kandang. Sebagian energi panas dari udara luar akan digunakan untuk menguapkan air yang ada pada cooling pad sehingga suhu udara akan turun.

Seiring waktu penggunaan, cooling pad bisa ditumbuhi lumut dan jamur, maupun terjadi penumpukan mineral seperti kalsium. Penumpukan mineral berkaitan erat dengan sumber air yang digunakan dan bisa dicegah dengan melakukan memberikan perlakuan khusus (treatment) pada air. Pembersihan jamur dan lumut dengan menggunakan zat kimia yang sesuai akan memperbaiki fungsi cooling pad. Cooling pad yang sudah rusak (biasanya sobek atau lapuk) perlu diganti.

3. Controller

Sistem pengaturan udara pada kandang closed house dapat dijalankan secara otomatis dengan controller. Controller akan mengatur kerja peralatan dengan membaca sensor dan mengikuti pengaturan yang diinput. Saat suhu meningkat, ayam membutuhkan pendinginan, controller akan memperbanyak kipas yang menyala atau meningkatkan putaran kipas atau mengalirkan air pada cooling pad sehingga suhu udara akan turun. Sebaliknya, saat suhu terlalu dingin, controller akan mengurangi jumlah kipas yang berputar atau putaran kipas dan mencegah air mengalir di cooling pad.

  • Sistem pemanas

Pada masa awal pemeliharaan atau masa starter, ayam membutuhkan suhu kandang pada kisaran 30-33°C. Kebutuhan ini bisa dicapai dengan menggunakan pemanas buatan.

Space heater (Pemanas Super Saver) akan bekerja untuk menghangatkan ayam dengan menyebarkan aliran panas mengarah ke seluruh kandang. Prinsip kerja space heater mirip dengan pengering rambut atau tangan. Space heater umumnya memiliki kapasitas sampai 10.000 ekor DOC sehingga menawarkan kepraktisan untuk kandang yang memiliki populasi banyak.

  • Sistem air minum

Pada pemeliharaan dengan sistem postal, semua jenis tempat minum bisa digunakan (tempat minum ayam manual atau nipple drinker). Sedangkan pemeliharaan sistem kandang baterai di closed house biasanya menggunakan nipple drinker seperti NpD-360 dengan kapasitas 2-4 ekor/NpD-360. Namun setidaknya tetap perlu disediakan beberapa buah di masa starter dan grower sebelum masuk kandang baterai dengan kapasitas 8-12 ekor/NpD-360 agar ayam terbiasa menggunakan nipple drinker sejak kecil. Tinggi jalur pipa air/nipple disesuaikan dengan jangkauan ayam (2 – 3 cm diatas kepala ayam).

Perawatan nipple drinker atau jenis tempat minum ayam lain dilakukan dengan cara dicuci untuk menjaga kebersihannya. Khusus untuk nipple drinker, flushing saluran pipa air perlu dilakukan minimal satu kali per minggu atau sebelum dan sesudah pemberian obat, vitamin, atau vaksin melalui air minum. Jalur air minum yang menggunakan nipple drinker biasanya dilengkapi dengan regulator air yang berfungsi mengatur tekanan air agar sesuai saat ayam minum dan tekanan air saat melakukan flushing.

  • Sistem pakan

Pada jenis kandang postal, ada tiga bentuk tempat ransum yang digunakan. Pertama, bentuk piring (nampan ransum DOC/NRDOC) digunakan untuk starter. Kedua, bentuk piring dan tabung berupa DOC Feeder/DF atau Multi Feeder/MF digunakan di starter atau tempat ransum ayam/TRA yang digunakan di grower dan layer. Ketiga, bentuk talang dengan berbagai ukuran yang bisa digunakan untuk starter, grower, atau layer.

Sedangkan pada jenis kandang baterai bentuk yang umum adalah talang pakan. Distribusi pakan dapat dilakukan secara otomatis. Sistem otomatis dilengkapi motor dan alat distribusi pakan, seperti feed hopper atau chain feeder. Pakan akan dituang ke satu atau beberapa wadah penampung (hopper) untuk didistribusikan ke setiap area di kandang postal maupun baterai.

Bagaimana Memilih Closed House untuk Ayam Layer?

Bangunan closed house ayam layer bisa menggunakan tembok di seluruh sisi bangunannya, namun bisa juga menggunakan terpal sebagai pengganti tembok. Sedangkan konstruksi baja semakin umum digunakan untuk kandang closed house karena menawarkan proses pengerjaan yang lebih cepat serta usia pemakaian yang lebih lama dibandingkan bahan tradisional seperti bambu, kayu atau beton. Kontruksi kandang yang baik bisa bertahan 10-20 tahun.

Ukuran kandang closed house disesuaikan dengan jumlah ayam yang dipelihara dan fase pemeliharaan yang dijalankan. Jika fase starter menggunakan sistem pemeliharaan postal, kebutuhan luas kandang dihitung dengan jumlah populasi dibagi 14 ekor/m², dimana 14 ekor/m² adalah kepadatan maksimum di akhir masa pemeliharaan. Sedangkan untuk kandang cages/baterai, luasan yang dibutuhkan adalah 200-361 m² selama masa rearing (ISA Brown Cages Product Guide, 2020).

Pada fase starter, ayam membutuhkan suhu yang lebih hangat, namun seiring bertambahnya usia dan bobot, ayam membutuhkan pendinginan untuk mengurangi panas yang dihasilkan tubuhnya. Untuk memenuhi kebutuhan ayam yang berbeda ini, closed house layer biasanya dibedakan untuk masa rearing/pullet (masa selama starter – grower) dan masa layer (masa selama growerlayer).

1. Fase starter

Kandang ayam layer fase starter biasanya menggunakan kandang postal, namun belakangan ini mulai populer kandang koloni atau yang biasa disebut baby chick atau baby box.

2. Fase grower – layer

Untuk fase layer biasanya menggunakan kandang baterai dengan berbagai variasi yakni tipe V, tipe W, dan tipe AA untuk kandang open house. Sedangkan untuk kandang closed house biasanya menggunakan kandang tipe A atau H.

Periode rearing bisa berlangsung sampai ayam berusia 12 – 14 minggu. Apabila rearing dilakukan dengan sistem pemeliharaan kandang baterai, maka periode layer wajib dilakukan juga dengan kandang baterai. Namun jika rearing dilakukan dengan sistem pemeliharaan postal, maka fase layer baiknya juga dengan sistem baterai.

Tinggi bangunan harus menyesuaikan dengan spesifikasi dan jumlah tingkat kandang baterai yang digunakan. Tinggi kandang baterai dengan 3-4 tingkat bisa mencapai hampir 2-3 meter. Selain tinggi, lebar kandang pun perlu disesuaikan. Satu baris (row) kandang baterai model H umumnya memiliki lebar di atas 1,5 meter. Sedangkan lebar bawah kandang baterai model A bisa mencapai 2 meter dan tingginya tergantung jumlah tingkatannya. Semakin banyak tingkatnya, maka kandang baterai akan semakin lebar.

Kandang baterai tipe H menggunakan sistem pembuangan feses dengan manure belt atau manure scraper. Dengan adanya belt, maka feses tidak akan jatuh ke kandang baterai yang berada di bawahnya karena ada belt yang menampung feses tersebut. Setiap hari atau per 2 hari, belt akan mengumpulkan feses ke bagian belakang kandang untuk selanjutnya dikeluarkan dari kandang. Dengan demikian amonia di dalam kandang akan lebih terkendali. Sedangkan model manure scraper akan membersihkan dan mengumpulkan feses dengan menyapu atau mendorong dengan alat pengeruk.

Sedangkan sistem pembuangan feses pada kandang baterai tipe A umumnya tidak menggunakan belt. Pada tipe A, feses jatuh dan terkumpul pada lubang yang dibuat di bawah kandang baterai.

Kandang baterai closed house memiliki sistem pengumpulan telur. Terdapat sistem penampung sementara sehingga meminimalisir jumlah telur yang rusak atau terinjak. Telur yang dihasilkan ayam di kandang closed house layer ini bisa dikumpulkan manual oleh pekerja kandang atau secara otomatis terkumpul ke satu area dengan menggunakan conveyor belt atau ban berjalan.

Maksimalkan dengan Nutrisi dan Program Kesehatan

  • Sebelum memulai masa brooding, tentunya perlu mempersiapkan kandang yang nyaman dan bersih sebelum pelaksanaan chick in. Pembersihan kandang harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari pencucian kandang, peralatan, pengeluaran litter dan feses, hingga pengapuran dan desinfeksi. Masa istirahat kandang tidak bisa dipersingkat dan harus diterapkan minimal 2 minggu setelah kandang bersih.
  • Agar nutrisi bisa dipenuhi, feed intake (konsumsi) harus masuk sesuai standar. Berikan ransum dengan kuantitas (jumlah) dan kualitas (kandungan nutrisi) sesuai umur ayam. Lakukan pergantian ransum secara bertahap dan berikan pula suplemen Egg Stimulant atau Top Mix untuk melengkapi kebutuhan vitamin dan kalsium yang dibutuhkan. Berikan ransum bentuk crumble atau pellet, karena ayam layer produksi lebih suka mengonsumsi ransum dengan ukuran partikel yang lebih besar dibanding bentuk mash/tepung.
  • Penurunan kualitas air harus ditangani dengan memberi beberapa perlakuan seperti penyaringan air sebelum disalurkan ke kandang (filtrasi) dan sanitasi dengan antiseptik/ desinfektan. Untuk menurunkan pH asam, peternak bisa mencampur Netrabil ke dalam air minum.
  • Atur pencahayaan kandang dengan tepat. Cahaya di masa produksi tidak hanya berfungsi merangsang pembentukan hormon FSH dan LH untuk membentuk kuning telur dan ovulasi (pelepasan kuning telur), namun cahaya juga berfungsi merangsang nafsu makan ayam.
  • Program vaksinasi seperti ND, AI, IB, EDS dan korisa sebaiknya sudah dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum awal produksi dan boleh divaksinasi kembali setelah melewati masa puncak produksi. Jika di awal masa bertelur ingin melakukan revaksinasi, sebaiknya uji titer antibodi terlebih dahulu agar penentuan waktu vaksinasi bisa lebih tepat dan vaksinasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati.
  • Berikan obat sesuai dengan serangan penyakit. Sedangkan vitamin harus diberikan secara rutin seperti memberikan Vita Stress dan Imustim, terutama untuk mengatasi stres serta meningkatkan kondisi tubuh. Berikan Asortin untuk menjaga pH saluran pencernaan dan membunuh bakteri patogen dalam saluran pencernaan. Serta Optigrin yang merupakan produk herbal campur pakan untuk membantu mengoptimalkan kesehatan saluran pencernaan.
  • Sanitasi dan desinfeksi

Kandang yang bersih akan meminimalkan tantangan bibit penyakit. Desinfeksi kandang dan lingkungan juga perlu dilakukan rutin minimal 1 minggu sekali untuk meminimalkan keberadaan bibit penyakit yang mengancam ayam.

  • Setelah pindah kandang, pantau kondisi ayam secara rutin, meliputi tingkat konsumsi ransum, suhu dan kelembapan kandang, pertambahan bobot badan per minggu hingga saat puncak produksi, serta pencapaian produksi telur.

Perkembangan penggunaan closed house, baik full closed house maupun semi closed house semakin hari semakin bertambah. Tujuannya adalah meningkatkan indeks performa ayam sehingga keuntungan peternak semakin besar. Terlebih lagi tantangan cuaca maupun perubahan genetik menuntut kita untuk selalu berinovasi agar performa dan keuntungan kita semakin meningkat. Semoga bermanfaat. Salam.

Mengenal Kandang Closed House untuk Layer Modern

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin