Ternak ruminansia memiliki peranan yang penting dalam penyediaan susu dan daging sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Peningkatan produktivitas terus dilakukan untuk mencukupi permintaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kualitas pakan. Secara umum kondisi pakan terutama hijauan di Indonesia belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan ternak, sehingga perlu ditambahkan bahan pakan lainnya antara lain konsentrat, suplemen dan aditif.

Sumber Bahan Pakan Ruminansia

1. Hijauan

Hijauan merupakan bahan pakan utama ternak ruminansia yang mengandung serat kasar lebih dari 18%. Hijauan yang berkualitas mengandung protein kasar dan total digestible nutrient (TDN) yang tinggi. Jenis-jenis hijauan yang digunakan dalam menyusun ransum ruminansia antara lain :

a. Rumput-rumputan

Rumput merupakan pakan utama ternak ruminansia yang tinggi kandungan energi dan serat kasar. Beberapa jenis rumput yang dapat diberikan untuk ternak ruminansia antara lain rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (Pennisetum purpuphoides), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput bede atau signal (Brachiaria decumbens), rumput benggala (Panicum maximum), rumput odot atau gajah mini (Pennisetum purpureum cv. mott), rumput lapang atau alam (Native grass).

b. Leguminosa

Leguminosa merupakan hijauan yang memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan dengan rumput, sehingga leguminosa berpotensi untuk dijadikan sumber protein yang tinggi untuk pakan ternak ruminansia.

Beberapa jenis leguminosa yang dapat diberikan untuk ternak ruminansia antara lain lamtoro (Leucaena leucocephala L), Indigofera zollingeriana, gamal (Gliricidia sepium), kaliandra (Calliandra calothyrsus), turi (Sesbania grandiflora) dan lainnya.

c. Hasil samping limbah pertanian

Limbah pertanian adalah hasil samping tanaman pertanian yang tersisa setelah panen atau setelah diambil hasil utamanya. Limbah pertanian pada umumnya memiliki kualitas yang rendah sehingga penambahan konsentrat dalam pakan merupakan salah satu cara untuk menanggulanginya.

Selain itu, bisa dilakukan pengolahan pakan seperti fermentasi, amoniasi dan lain sebagainya. Beberapa limbah pertanian yang diberikan untuk ternak ruminansia antara lain jerami padi, daun singkong, daun ubi jalar, kulit kopi, kulit kakao, dan lainnya.

2. Konsentrat

Konsentrat merupakan pakan tambahan yang memiliki kandungan protein atau energi tinggi serta kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu konsentrat sumber protein dan konsentrat sumber energi.

Konsentrat sumber protein yaitu konsentrat yang kandungan proteinnya lebih dari 20%, sedangkan konsentrat sumber energi yaitu konsentrat yang kandungan TDN lebih dari 68%. Penambahan konsentrat pada pakan penting untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dari hijauan. Konsentrat terutama dibutuhkan dalam kondisi fisiologis tertentu antara lain untuk penggemukan, bunting, laktasi, dll.

a. Konsentrat sumber protein

Ternak ruminansia dalam memenuhi kebutuhan protein atau asam amino, diperlukan bahan pakan sumber protein dalam penyusunan formulasi pakan. Beberapa bahan pakan yang diberikan sebagai konsentrat sumber protein diantaranya ampas tahu, bungkil kedelai, bungkil inti sawit, bungkil kelapa, tepung ikan, dll.

b. Konsentrat sumber energi

Pemenuhan energi untuk ternak ruminansia tidak hanya berasal dari hijauan saja. Hal ini berkaitan adanya fluktuasi kualitas dan kuantitas hijauan, sehingga diperlukan penambahan bahan pakan sumber energi dalam penyusunan pakan. Bahan pakan yang ditambahkan sebagai konsentrat sumber energi diantaranya dedak padi, onggok, pollard, jagung, gaplek, singkong, CPO (Crude Palm Oil), dan molases.

3. Suplemen

Suplemen merupakan sumber mikro nutrien (mineral, vitamin, dan asam amino). Suplemen diberikan dalam jumlah yang sedikit, untuk melengkapi kebutuhan nutrisi mikro ternak. Suplemen biasanya diberikan dalam bentuk premix. Contoh suplemen yang dapat diberikan ternak ruminansia yaitu Mineral Feed Suplement S yang lengkap mengandung mineral makro dan mikro untuk ternak ruminansia.

4. Aditif

Aditif merupakan tambahan pakan bukan nutrisi, namun bisa meningkatkan kualitas pakan secara tidak langsung, yang diberikan dalam jumlah sedikit untuk tujuan tertentu. Pemberian aditif pada ternak ruminansia bertujuan untuk meningkatkan kecernaan pakan, produktivitas dan kesehatan ternak. Aditif yang biasa diberikan untuk ternak ruminansia diantaranya enzim, probiotik, prebiotik, sinbiotik dan herbal.

Tatalaksana Pemberian Pakan Ruminansia

Ternak ruminansia secara fisiologis membutuhkan pakan sumber serat yang tinggi seperti hijauan. Hal ini berhubungan dengan keistimewaan ternak ruminansia yang memiliki sistem pencernaan empat lambung (rumen, retikulum, omasum dan abomasum), serta aktivitas mikroba dalam mencerna pakan. Pemberian pakan yang berkualitas mampu menjaga perkembangan dan keseimbangan mikroba dalam pencernaan. Selain itu, sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Imbangan hijauan dan konsentrat

Pemberian imbangan hijauan dan konsentrat berdasarkan tujuan pemeliharaan, yaitu untuk digemukkan (potong) atau penghasil susu (perah). Contoh pada sapi penggemukan pemberian hijauan lebih sedikit (30-40%) dibandingkan konsentrat (60-80%). Konsentrat yang tinggi bertujuan untuk menghasilkan average daily gain (ADG) yang tinggi juga. Selain itu, penambahan premix seperti Mix Plus Cattle Pro dalam komponen konsentrat menjadi strategi penting dalam mencapai ADG yang lebih optimal.

Sedangkan pada sapi perah pemberian hijauan lebih banyak (50-60%) dibandingkan konsentrat (50-40%). Hijauan yang tinggi diperlukan untuk menghasilkan produksi dan kualitas susu yang optimal. Imbangan tersebut disesuaikan juga berdasarkan kualitas bahan pakan dan target produksi.

2. Frekuensi pemberian pakan

Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan sesuai manajemen yang diterapkan mulai dari 2-6 kali perhari. Frekuensi pemberian pakan dapat berbeda-beda tergantung penyediaan pakan, seperti hijauan konsentrat secara terpisah atau dalam bentuk total mixed ration (TMR). Tabel 1. contoh frekuensi dan waktu pemberian pakan pada sapi potong penggemukan.

3. Jumlah pemberian pakan

Pada umumnya jumlah pemberian pakan ruminansia berdasarkan % bahan kering (BK) bobot badannya. Pada umumnya bisa mencapai 2-3% BK bobot badannya. Misal diketahui sapi penggemukan dengan bobot 350 kg, kebutuhan bahan keringnya 3% bobot badan, sehingga perhitungan kebutuhan pakan adalah (3 ÷ 100) x 350 = 10,5 kg BK.

Proporsi konsentrat : hijauan dalam ransum (70 : 30). Sehingga 10,5 kg x 30% = 3,15 kg, Kandungan BK rumput gajah 22,2%. Sedangkan jumlah pemberiannya harus dikonversi dahulu (% bahan kering menjadi as fed). Jadi perhitungan untuk pemberiannya (100 ÷ 22,2) x 3,15 = 14 kg rumput segar. Jadi kebutuhan pemberian rumput perhari per ekornya sebanyak 14 kg.

Selain itu, perhatikan juga cara pemberian pakan mulai dari hijauan sebaiknya sudah di-chopper (3-5 cm), hijauan dilayukan, pemberian konsentrat jangan sekaligus banyak karena bisa menyebabkan terjadinya asidosis, serta sediakan air minum secara ad libitum.

Nutrisi yang lengkap (hijauan, konsentrat, suplemen dan aditif), seimbang dan mendukung aktivitas mikroba dalam rumen serta diiringi tatalaksana pemberian pakan yang baik, sebagai kunci dalam mengoptimalkan produktivitas ternak. Semoga bermanfaat.

Pakan Ruminansia dalam Mengoptimalkan Produktivitas dan Keseimbangan Pencernaan
Tagged on:     

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin