Laju pertumbuhan ayam sangat ditunjang oleh kecukupan nutrisi yang dikonsumsi. Kecukupan nutrisi ini sangat erat hubungannya dengan kandungan nutrisi pakan serta kemampuan ayam dalam menyerap nutrisi tersebut. Unggas termasuk ternak monogastrik dimana kemampuannya untuk mencerna serat kasar kurang baik dibandingkan dengan ternak ruminansia. Hal ini disebabkan unggas hanya memiliki sistem pencernaan tunggal sehingga tidak bisa menghasilkan enzim selulase yang berfungsi sebagai pencerna serat kasar.

Pakan dan Performa Ayam

Tingginya harga pakan mengakibatkan biaya produksi ternak semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan upaya agar penggunaan pakan lebih efektif dan efisien. Pakan yang berkualitas mengandung nutrisi yang lengkap. Hal ini menjadi salah satu faktor penentu optimalnya performa ternak, baik ayam layer dan broiler.

Kualitas pakan yang kurang baik akan menurunkan performa ayam. Penggunaan bekatul kasar sebagai pengganti bekatul halus akan menyebabkan kandungan protein pakan turun 2-3% dan kandungan serat kasar naik sekitar 3-4%. Penurunan kadar protein ini akan menyebabkan penurunan produksi telur yang bisa mencapai 15% (Wisuku, 2013).

85% Bahan Baku Pakan Berasal dari Nabati

Pakan ayam tersusun dari bahan baku yang berasal dari hewan (bahan baku hewani) dan tumbuhan (bahan baku nabati). Dan komponen terbesar, mencapai > 85% penyusun pakan ayam adalah bahan baku pakan nabati. Bahan baku pakan nabati ini terdiri dari jagung, dedak, bungkil biji kedelai dan lain-lain.

Bahan baku pakan tersebut berfungsi sebagai sumber nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan produktivitas unggas. Bahan baku nabati biasanya memiliki kandungan karbohidrat (energi) lebih tinggi dibandingkan bahan baku hewani dan ketersediaanya melimpah. Meskipun demikian, bahan baku nabati ini tidak memiliki kandungan asam amino yang lengkap. Jika hanya menggunakan bahan baku nabati saja, maka ayam akan rentan mengalami kekurangan sejumlah nutrisi esensial, seperti zat besi, vitamin B12 dan omega 3.

Serat Kasar Tinggi, Asam Fitat Meningkat

Tingkat serat kasar dalam ransum sangat berpengaruh terhadap performa ternak. Serat kasar dibutuhkan ternak untuk merangsang gerakan saluran pencernaan. Kebutuhan serat kasar pada beberapa jenis unggas berbeda-beda, misalnya puyuh maksimal 7%, itik maksimal 8% sedangkan ayam pedaging maksimal 6% (SNI, 2006). Kekurangan serat pada pakan unggas dapat menyebabkan gangguan pencernaan, tetapi jumlah serat kasar berlebihan juga dapat menurunkan kecernaan pakan.

Bahan baku nabati secara alami mengandung asam fitat. Hal ini karena asam fitat terdapat dalam kulit ari biji-bijan seperti padi, jagung, gandum, dll. Tabel 1. menunjukkan dedak dengan kadar serat kasar 10,2% memiliki kandungan asam fitat paling tinggi.

Ditambah lagi saat ini banyak terjadi pemalsuan bekatul dengan penambahan sekam. Hal ini akan menyebabkan kandungan serat kasar pada dedak meningkat, dimana ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kandungan asam fitat.

Uji flouroglucinol bisa menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi kontaminasi sekam dalam bekatul. Saat diteteskan pada bekatul, dalam waktu 5-10 menit akan terlihat perubahan warna. Semakin banyak kontaminasi sekam, maka warnanya semakin merah.

Mengenal Asam Fitat

Asam fitat adalah senyawa sekunder yang merupakan simpanan utama fosfor dalam biji-bijian tanaman. Kandungannya dalam biji-bijian berkisar 60-80% dari total fosfor (Wu et al., 2009).

Kandungan asam fitat dalam bahan baku nabati bervariasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis atau tipe, varietas dan umur panen. Fitat terdapat dalam biji-bijian dari tanaman serealia dan bijian yang mengandung minyak. Fitat dalam biji-bijian tersebut berperan secara fisiologis untuk menyimpan nutrien, terutama fosfor yang akan dilepaskan dengan bantuan fitase endogenous saat perkecambahan terjadi.

Asam fitat mampu membentuk kompleks dengan zat gizi, seperti protein dan mineral. Hal ini dikarenakan kuatnya muatan negatif dari asam fitat sehingga dapat dengan mudah mengikat komponen bermuatan positif, seperti protein dan mineral. Keberadaan asam fitat mengakibatkan kecernaan fosfor menjadi rendah yaitu sekitar 10%, terlebih lagi dalam tubuh unggas tidak memiliki enzim fitase.

Asam fitat dalam saluran pencernaan mempunyai efek negatif yang mempengaruhi penyerapan nutrisi. Asam fitat ini dalam suasana asam (pH <4) akan mengikat asam amino seperti arginin, lisin, dan histidin. Sedangkan di suasana netral, asam fitat akan mengikat mineral. Nutrien yang terikat oleh asam fitat ini tidak dapat diserap oleh usus. Keberadaan asam fitat mengakibatkan kecernaan fosfor menjadi rendah yaitu sekitar 10%, sisanya diekskresikan melalui feses. Adanya asam fitat dalam ransum ayam pedaging juga mengakibatkan terjadinya penurunan metabolisme energi karena secara tidak langsung asam fitat meningkatkan sekresi natrium (Na) yang menghambat proses penyerapan glukosa pada saluran pencernaan.

Tabel 2. menunjukkan bahwa 60-80% fosfor dalam bahan pakan nabati akan terikat oleh asam fitat. Fosfor yang tidak tercerna akan keluar bersama feses dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Padahal fosfor merupakan nutrisi yang sangat penting. Fosfor memiliki fungsi metabolik dalam pembentukan tulang dan kerabang telur, berperan dalam proses pembentukan energi dan mengatur keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

Menurut Woyengo dan Nyachoti (2013), mekanisme asam fitat yang terkandung dalam ransum dapat menurunkan kecernaan zat gizi pada ternak monogastrik, yaitu:

  1. Membentuk ikatan dengan zat gizi dan enzim pencernaan dalam usus halus, selanjutnya menurunkan aktivitas enzim pencernaan dalam usus halus

  2. Membentuk ikatan dengan protein dan enzim pencernaan dalam lambung sehingga menurunkan aktivitas pepsin dalam lambung

  3. Membentuk ikatan dengan zat gizi dalam tubuh, yang menyebabkan penurunan tingkat penyerapan zat gizi tersebut dalam usus halus.

Efek negatif yang bisa langsung terlihat saat kadar asam fitat tinggi antara lain kerabang telur pucat, kerabang telur tipis, mudah retak dan pecah, kelumpuhan dan penurunan produksi telur.

Penambahan Enzim Fitase sebagai Solusi

Semua ternak menggunakan enzim untuk mencerna pakan. Enzim diproduksi oleh ternak itu sendiri atau oleh mikroba alami yang ada di usus. Namun, proses pencernaan ternak tidak 100% efisien. Babi dan unggas tidak bisa mencerna 15-25% pakan, karena pakan mengandung zat anti nutrisi yang tidak dapat dicerna dan tidak memiliki enzim spesifik.

Bahan baku pakan seperti jagung, dedak (bekatul), gandum, barley, bungkil kedelai dan lainnya, mengikat unsur fosfor dalam bentuk asam fitat. Padahal fosfor merupakan unsur esensial karena diperlukan untuk proses perkembangan tulang, membantu produksi telur, menjaga kekebalan dan membantu proses pertumbuhan.

Ternak unggas sendiri hanya mampu mencerna fosfor dalam bahan baku nabati sekitar 30-40 % karena unggas tidak memiliki enzim fitase di dalam tubuhnya. Alhasil, fosfor yang tidak tercerna akan keluar bersama kotoran dan menimbulkan encemaran lingkungan.

Fitase merupakan enzim yang ditambahkan pada pakan untuk membebaskan lebih banyak fosfor yang terikat dalam asam fitat. Keadaan ini memberikan dampak positif yaitu kecernaan meningkat dan pemanfaatan fosfor lebih optimal.

Selain berperan besar dalam proses penyerapan fosfor, enzim fitase juga dapat menghilangkan pengaruh negatif dari asam fitat. Penambahan enzim ini juga dapat mengurangi penambahan sumber-sumber fosfor anorganik seperti di calcium phosphate (DCP) maupun mono calcium phosphate (MCP) sehingga peternak dapat mengefisiensikan biaya pakan.

Mekanisme Kerja Enzim Fitase

Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel, karena enzim dapat membantu mempercepat reaksi tanpa ikut serta dalam reaksi itu sendiri, baik sebagai substrat ataupun produk. Ketika enzim bereaksi dengan zat (substrat), enzim secara kimia memodifikasi substrat melalui aksi enzim tersebut. Salah satu enzim yang penting dalam formulasi ransum ternak unggas adalah fitase.

Enzim fitase bekerja berdasarkan metode enzim pada umumnya yaitu sistem kunci dan gembok (Lock and Key). Enzim fitase digambarkan sebagai gembok yang memiliki sisi aktif yang mampu mengikat substrat (asam fitat) sebagai kunci. Ketika keduanya cocok akan terbentuk ikatan kompleks (enzim-substrat) yang kemudian setelah bereaksi, ikatan kompleks lepas dan membebaskan produk serta membebaskan enzim untuk bekerja kembali.

Sumber Enzim Fitase

Pada tahun 1962 dilakukan upaya pertama kali pengembangan fitase sebagai enzim untuk bahan pakan ternak dan pada tahun 1991 fitase pertama kali tersedia secara komersial. Fitase yang bersumber dari mikroba paling banyak digunakan untuk tujuan komersial (Khalid et al., 2013). Jenis mikroba yang banyak digunakan diantaranya Escherichia coli dan Aspergillus sp.

Keuntungan Penggunaan Enzim Fitase

Penggunaan fitase sebagai imbuhan pakan harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

  1. Memiliki aktivitas enzim yang baik

  2. Stabil di pH saluran pencernaan

  3. Efektif dalam melepaskan fosfat terikat fitat dalam saluran pencernaan

  4. Stabil dalam menahan inaktivasi akibat panas dari proses pengolahan pakan dan proses penyimpanan

  5. Murah ketika diproduksi (Greiner & Farouk 2007).

Suplementasi fitase pada ransum dengan kandungan fosfor rendah menghasilkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ayam pedaging, yaitu meningkatkan konsumsi dan efisiensi ransum. Keuntungan lainnya dari sumplementasi fitase yaitu memiliki implikasi bagi kesehatan ternak, serta memiliki pengaruh positif pada kualitas daging dan telur (Cowieson et al., 2011). Hal ini disebabkan :

  1. Pelepasan mineral dari kompleks fitat-mineral;

  2. Pemanfaatan inositol oleh anak ayam;

  3. Peningkatan daya cerna pati; dan

  4. Peningkatan daya cerna protein.

Fitase juga meningkatkan kecernaan pati dalam semua segmen usus halus. Peningkatan kecernaan pati ini disebabkan oleh peningkatan penyerapan glukosa yang dihasilkan oleh fitase. Penggunaan fitase dalam ransum ayam pedaging juga mampu meningkatkan pemanfaatan energi ransum.

Betterzym, Enzim Fitase Terbaik

Betterzym adalah sediaan serbuk campur pakan yang mengandung enzim fitase generasi terbaru (6-phytate) yang efektif meningkatkan kecernaan nutrisi, terutama fosfor (P). Betterzym akan memecah ikatan asam fitat sehingga meningkatkan ketersediaan dan kecernaan seperti asam amino, karbohidrat maupun mineral terutama fosfor.

  • Betterzym memiliki aktivitas enzim yang baik

    Pengujian aktivitas enzim menjadi salah satu parameter penentu kualitas enzim. Hasil uji aktivitas Betterzym dibandingkan produk enzim sejenis ditunjukkan pada Grafik 1. Pengujian ini dilakukan secara in vitro pada tingkat pH 5 dengan suhu 37°C. Dari data ini terbukti Betterzym dengan kandungan enzim fitase generasi terbaru memiliki aktivitas enzim yang terbaik dibandingkan enzim sejenis.

  • Betterzym mampu meningkatkan henday

    Betterzym mampu bekerja efektif memperbaiki henday, feed conversion ratio (FCR) dan telur retak. Trial dilakukan di sebuah farm di daerah Solo, pada ayam petelur umur 60-67 minggu. Grafik 2. menunjukkan Betterzym mampu mengoptimalkan produksi telur (henday). Penurunan produksi telur setelah puncak produksi pada ayam yang diberikan Betterzym masih lebih lambat dibandingkan kelompok pesaing sejenis.

  • Betterzym bisa memperbaiki Feed Conversion Ratio (FCR)

    Grafik 3. menunjukkan data Betterzym mampu memperbaiki tingkat efisiensi ransum. Betterzym mampu menahan (memperbaiki) laju kenaikan FCR dari awal sampai akhir pemberian yakni dari 2,06 menjadi 2,05. Kebalikannya pada kelompok produk sejenis pergerakan FCR lebih tinggi dari 2,24 menjadi 2,43.

  • Betterzym mampu menurunkan persentase telur pecah

    Grafik 4. menunjukan Betterzym mampu menurunkan persentase telur pecah secara signifikan menjadi 1,40%. Hal ini berbanding terbalik dengan produk sejenis yang hanya mampu menurunkan persentase telur pecah dikisaran 2,00%.

  • Betterzym stabil di saluran pencernaan

    Aktivitas Betterzym lebih stabil di saluran pencernaan dengan kisaran pH 4 hingga 7 seperti pada Grafik 5.

Panduan Pencampuran Betterzym

  1. Campur Menggunakan Mixer

    Terdapat 2 tipe mixer, yaitu mixer vertikal dan mixer horizontal

    a. Mixer vertikal

b. Mixer horizontal

  1. Campur Manual

    Misal :

    – Kebutuhan pakan dalam satu hari adalah 4 karung (1 karung @ 50 kg)

    – Dosis Betterzym 600 g per ton pakan (untuk layer) atau 0,06%

a. Siapkan 4 karung pakan dan Betterzym sebanyak yang dibutuhkan

b. Campurkan 120 g Betterzym ke dalam 1 karung pakan

c. Karung 1a dicampurkan merata dengan 3 karung pakan lainnya

d. Pakan yang telah dicampur dengan Betterzym disebar merata ke tempat pakan

Dari seluruh penjelasan di atas dapat kita disimpulkan bahwa Betterzym mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kualitas pakan yaitu dengan cara mengikat zat anti nutrisi yang ada dalam pakan sehingga kebutuhan nutrisi dapat tercapai yang akhirnya performa ayam menjadi lebih baik. Salam.

Peran Enzim Fitase dalam Pakan Unggas

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin