Menjaga Kesehatan Sapi Indukan

Menjaga Kesehatan Sapi Indukan
Daftar isi

Peningkatan jumlah ternak sapi potong menjadi salah satu fokus penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya permintaan daging sapi sehingga dibutuhkan bakalan berkualitas yang siap dibesarkan untuk diambil dagingnya. Namun kesadaran akan kebutuhan protein hewani ini tidak sejalan dengan keadaan ketersediaan produksi daging sapi lokal yang belum mencukupi kebutuhan nasional. Peran usaha pembibitan guna pengembangan ternak sapi potong lokal menjadi sangat penting sejalan dengan penerapan manajeman yang baik.

Prospek untuk pembibitan sapi saat ini cukup bagus. Hal ini terkait dengan pengadaan bakalan indukan harganya lebih murah dibandingkan sapi jantan sebagai penggemukan. Sedangkan untuk kebutuhan pakan indukan setiap harinya biayannya lebih murah, bahkan bisa lebih murah setengahnya dari biaya pakan untuk pejantan. Demikian juga hasil bibit anakan yang baru lahir dari indukan bila dipelihara selama enam bulan sejak bibit lahir yang hanya memerlukan sedikit biaya pakan.

Pembibitan yang dihasilkan peternakan lokal masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan permintaan yang ada karena mengingat proses pembibitan memerlukan waktu sekitar dua tahunan untuk menghasilkan bakalan sapi alias menjadi uang, berbeda dengan pengemukan yang hanya memerlukan waktu empat bulan. Maka dalam usaha pembibitan sapi potong ini, sapi perlu dibudidayakan dan dipelihara dengan optimal agar memperoleh hasil yang maksimal.

seekor induk sapi sedang menyusui anak sapi
Pentingnya menjaga kesehatan indukan untuk menghasilkan pedet bakalan yang sehat

Pentingnya Menjaga Kesehatan Sapi Indukan

Menurut Yulyanto et al. (2014), sapi betina yang baru akan melahirkan untuk pertama kalinya lebih besar menerima risiko kegagalan kelahiran dibandingkan dengan sapi yang sudah pernah melahirkan sebelumnya. Kelahiran pedet yang sehat tanpa kesulitan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pedet tersebut.

Rata-rata kegagalan kelahiran dan kematian pedet pasca lahir disebabkan karena abortus atau keguguran, abnormalitas kembar jantan dan betina, distokia (kesulitan dalam kelahiran) dan lahir kemudian mati (biasanya disebabkan terlambat mendapat kolostrum, pedet abses persendian, premature atau gangguan syaraf lain). Abortus atau keguguran merupakan gangguan reproduksi pada induk sehingga festus harus dikeluarkan sebelum akhir masa kebuntingan. Hal tersebut bisa disebabkan karena defisiensi nutrisi serta kekurangan konsumsi pakan.

Lain lagi dengan kelainan kelahiran/distokia yaitu gejala kesulitan melahirkan pada sapi betina. Biasanya terjadi pada sapi dara yang baru pertama kali melahirkan. Pada umumnya penyebab kejadian tersebut karena ukuran fetus yang yang besar, posisi fetus abnormal, kondisi uterus kelelahan sehingga tidak adanya kontraksi maupun saat adanya fetus kembar. Perlu adanya penanganan khusus saat terjadi kegagalan atau kelainan kejadian kelahiran tersebut.

Bagaimana Menjaga Ternak Sapi agar Tetap Sehat?

Penyakit merupakan hal yang sangat merugikan dalam usaha beternak. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan kesehatan sapi supaya tetap sehat dan produktif. Jika sapi terkena penyakit akan menyebabkan kerugian bagi peternak akibat penurunan bobot, kualitas dan penambahan biaya pengobatan dan perawatan. Usaha pencegahan dan pengendalian penyakit sangat diperlukan agar sapi yang dipelihara tetap sehat.

Agar sapi tetap sehat atau tidak mudah terserang penyakit dan kualitas reproduksinya optimal, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1.Memaksimalkan manajemen pakan

Pakan merupakan hal yang penting dalam beternak sapi. Pakan yang bernutrisi, segar dan bebas zat kimia berbahaya merupakan pakan yang baik untuk ternak sapi. Terutama yang bisa memenuhi kebutuhan pokok nutrisi seperti energi, protein dan serat kasar. Jika pakan yang diberikan tidak sesuai, maka akan terjadi kekurangan gizi bahkan sapi mudah terserang penyakit. Kualitas pakan, baik rumput maupun konsentrat, yang baik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ternak karena nutrisi yang diperlukan tercukupi. Jika perlu tambahkan Mineral Feed Suplement S untuk mencegah defisiensi mineral dan membuat produktivitas sapi lebih optimal. Saat menggembalakan sapi, hindari tempat-tempat penggembalaan yang becek dan sebaiknya tidak digembalakan terlalu pagi karena untuk menghindari kasus kembung dan pada saat itu juga larva cacing biasanya dominan berada di permukaan rumput yang masih basah.

HB2

2. Ciptakan kondisi kandang yang nyaman

Sapi perlu mendapatkan sirkulasi udara yang baik, ruang gerak yang cukup, minim faktor penyebab stres seperti ketika stres panas misalnya dengan pemberian peneduh pada area kandang, penyediaan air minum yang cukup dan penyemprotan air/ hujan buatan sehingga dapat mengurangi panasnya suhu kandang. Pada pemeliharaan ekstensif/umbaran mencegah stres panas dapat dilakukan dengan adanya tanaman pelindung sehingga dapat digunakan ternak sebagi tempat berteduh. Sirkulasi udara dan perubahan suhu lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Perubahan suhu yang ekstrem dapat mengakibatkan stres pada ternak.

3. Meminimalkan bibit penyakit di lingkungan

Kondisi lingkungan kandang yang kotor akan menjadi sarang bagi agen penyakit. Agen penyakit pun dapat menyebar di lingkungan melalui berbagai media perantara. Untuk itu kebersihan lingkungan harus selalu dijaga. Perhatikan sanitasi kandang dan kebersihan lingkungan dengan tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk dan membersihkan sisa pakan secara rutin, serta menghindari adanya genangan air pada tanah/lantai. Selain itu, tanaman dan rumput-rumput liar di sekitar kandang dibersihkan serta dilakukan desinfeksi kandang secara rutin menggunakan Medisep, Antisep, atau Neo Antisep.

4. Daya tahan tubuh ternak

Daya tahan tubuh ternak merupakan pertahanan tubuh ternak dalam melawan agen penyakit yang masuk kedalam tubuh. Ternak yang memiliki daya tahan tubuh rendah akan mudah terserang penyakit. Pemberian suplemen pada sapi bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan stamina dan daya tubuh sapi, serta menjaga produktivitas yang lebih baik. Berikan multivitamin untuk menjaga kondisi kesehatan sapi dan meningkatkan produktivitas, seperti ADE-plex Injeksi dan Vita B Plex Bolus dalam program pemeliharaan kesehatan secara rutin. Vitamin dapat diberikan minimal setiap 3-4 bulan sekali. ADE-plex Injeksi dan Vita B Plex Bolus dapat juga diberikan pada ternak yang sedang sakit untuk membantu kesembuhan dari penyakit. Berikan multivitamin seperti Bioselvita sebagai suplemen penambah energi yang diperlukan induk sapi setelah melahirkan.

5. Berikan suplemen untuk mengoptimalkan reproduksi

Selain energi dan protein, nutrisi lain yang juga berpengaruh adalah vitamin dan mineral. Contohnya yang telah lama dikenal sangat memengaruhi sistem reproduksi ternak ruminansia, ialah vitamin E dan selenium. Defisiensi vitamin E dan selenium di antaranya dapat menyebabkan tingginya kejadian retensi plasenta dan mastitis, lambatnya periode involusi uterus (kembalinya uterus ke keadaan sebelum bunting) dan estrus pertama post partus, serta rendahnya conception rate. Berdasarkan literatur, terdapat hubungan erat antara vitamin E dan selenium. Vitamin E berperan sebagai antioksidan seluler yang melindungi sel-sel dari radikal bebas. Sedangkan selenium berfungsi sebagai kofaktor enzim glutathione peroxidase (GSH-Px) yang bertanggung jawab dalam pengaturan ekstra dan intra seluler dari sel radikal bebas (Burk dan Hill, 1993). Keduanya bekerja sama dalam menangkal radikal bebeas yang akan merusak sel-sel berbagai jaringan dan organ, termasuk organ reproduksi. Seperti yang terkandung dalam vitamin yang bisa diberikan yaitu Vitesel Inj.

6. Terapkan program obat cacing rutin

Salah satu penyakit yang banyak menyerang ternak sapi adalah cacingan. Salah satu pengendalian dan penanganan kasus cacingan pada ternak adalah dengan program pemberian obat cacing secara teratur. Pemberian obat cacing merupakan langkah utama dalam upaya pengendalian dan penanganan cacingan baik pada pedet maupun sapi dewasa. Program pemberian anthelmintika/ obat cacing sebaiknya dilakukan sejak masih muda (umur 7 hari) dan diulang secara berkala setiap 3-4 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup parasit tersebut. Produk anthelmintika Medion yang dapat digunakan untuk memberantas cacing gilig, cacing daun dan cacing pita pada sapi yaitu Wormzol-B, Wormectin Plus dan Wormectin Liquid.

7. Pemeriksaan kesehatan harian

Pengamatan kesehatan sapi harus dilakukan setiap saat. Tujuannya agar terpantau jika ada gangguan kesehatan sapi terpantau dan mengetahui ada tidaknya abnormalitas pada ternak sehingga jika ditemukan ternak yang sakit atau mengalami kelainan dapat segera ditangani. Periksa rutin kondisi sistem reproduksi sapi dan atasi gangguannya. Lakukan juga kontrol BCS agar selalu ideal setiap fasenya.

8. Optimalkan masa kering kandang sebelum melahirkan

Kering kandang merupakan periode sapi indukan tidak lagi dilakukan pemerahan atau menyusui mulai dari 2 bulan sebelum kelahiran atau usia kebuntingan memasuki 7 bulan. Dimana ambing sapi diberi kesempatan untuk beristirahat sehingga stimulasi produksi susu periode berikutnya lebih maksimal. Jika kering kandang dilakukan dengan baik juga dapat memengaruhi kesehatan ambing.

9. Karantina sapi yang baru datang dan isolasi sapi sakit

Karantina bertujuan untuk memastikan sapi yang baru datang bebas dari penyakit dan menghindari penularan penyakit. Kandang karantina perlu terpisah dari kandang pemeliharaan sapi sehat. Jika sapi positif terinfeksi penyakit tertentu, segera obati dan lakukan isolasi atau pemisahan karena sapi sakit sebagai sumber penularan penyakit.

Bagikan Artikel:
Berlangganan sekarang

Update informasi terkini seputar peternakan dan hewan kesayangan.