Bapak Meris

Riau

Pada waktu DOC datang, secara fisik terlihat aktif dan lincah. Namun setelah umur 15 hari ayam saya tidak tumbuh normal atau kerdil. Hal ini sudah terjadi dalam 2 kali periode pemeliharaan. Pada umur 27 hari dilakukan bedah bangkai, terlihat hati pucat, usus berisi cairan kuning encer dan gizzard terdapat ransum yang belum tercerna dan ada butiran hitam seperti batu. Penyakit apa yang menyerang? Bagaimana cara menanganinya?

Jawab:

Terima kasih Pak Meris, atas pertanyaannya. Terlebih dahulu kami akan membahas mengenai faktor penyebab kekerdilan pada ayam. Ayam bertubuh kerdil sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  1. Kualitas DOC

    Kualitas DOC dapat dipengaruhi dari faktor genetik induk, telur tetas berukuran kecil yang berasal dari induk umur muda (kurang dari 25 minggu), antibodi maternal terhadap Reovirus rendah, maupun induk dari DOC positif terinfeksi bakteri Salmonela enteridis.

  2. Faktor manajemen

    Masa brooding sangat berpengaruh pada pertumbuhan ayam karena terjadi perkembangan semua sel organ tubuh, seperti sistem kekebalan, pencernaan, pernapasan maupun termoregulasi. Contohnya ketersediaan ransum saat chick in dan tercapainya feed intake akan berpengaruh terhadap besar dan panjangnya usus.

  3. Faktor ransum

    Kualitas dan kuantitas ransum berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Kualitas ransum dapat berkurang salah satunya akibat adanya jamur dan mikotoksin yang dapat menurunkan kandungan nutrisi. Selain itu, adanya mikotoksin dapat mengiritasi saluran pencernaan sehingga proses penyerapan nutrisi dalam tubuh ayam tidak optimal.

    Selain dari segi kualitas ransum, kurangnya kuantitas/jumlah asupan ransum dan minum akan menyebabkan kompetisi antar ayam. Dampaknya jumlah ransum yang masuk ke tubuh ayam kurang sehingga pertumbuhan bobot badannya tidak seragam.

  4. Kondisi stres

    Saat ayam stres produksi hormon ACTH (adrenocorticotropic hormone) meningkat, sehingga proses metabolisme dan penyerapan nutrisi dari ransum menjadi tidak optimal. Kurangnya nafsu makan ayam akibat stres menyebabkan bobot badannya tidak tercapai atau tidak seragam.

  5. Serangan penyakit yang dapat menyebabkan kekerdilan

    Salah satu virus yang sering ditemukan menyebabkan kekerdilan adalah Reovirus dan penyakitnya disebut helicopter disease atau Runting and Stunting Syndrome (RSS). Reovirus akan menginfeksi vili-vili sel epitel usus halus yang menyebabkan gangguan fungsi usus seperti gangguan pencernaan dan penyerapan lemak, vitamin larut lemak dan karoten, sehingga target bobot badan tidak tercapai. Helicopter disease terutama ditemukan pada ayam broiler, namun dapat juga menyerang ayam layer dan breeder. Penyakit ini nampak dari gejala pertumbuhan yang tidak seragam, dengan masa inkubasi (proses virus masuk hingga muncul gejala klinis) selama 10-14 hari.

    Pada bedah bangkai, ditemukan perut nampak mengembang dan mengeras (kondisi ini jelas terlihat pada ayam umur 3-4 minggu). Hal ini disebabkan saluran pencernaan berisi ransum yang belum tercerna. Pembesaran proventrikulus yang disertai kematian jaringan dan perdarahan serta radang usus ringan. Pada sejumlah kasus, ayam yang terinfeksi Reovirus ini menunjukkan adanya perubahan yang jelas pada warna daging karkas yang nampak pucat.

Melihat gambaran kondisi ayam Bapak dikaitkan dengan faktor-faktor pemicu kekerdilan di atas, kejadian yang dialami ayam Bapak mengarah ke penyakit Runting and Stunting Syndrome. Hal ini diperkuat karena adanya kekerdilan mulai umur 15 hari (kemungkinan ayam terinfeksi saat DOC, mengingat masa inkubasi lamanya 10-14 hari) disertai pakan yang tidak tercerna di proventrikulus/gizzard. Adanya butiran hitam seperti batu di gizzard berasal dari wujud grit atau gumpalan darah yang sudah lama akibat perdarahan pada proventrikulus. Selain itu warna hati yang pucat bisa disebabkan karena kurangnya suplai karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin untuk proses metabolisme melalui aliran darah, akibat minimnya nutrisi makanan yang terserap di usus.

Tanda-tanda spesifik lainnya yang ditemui yakni pertumbuhan bulu yang tidak normal pada bulu sayap primer. Selain itu, pertumbuhan bulu juga tidak teratur sehingga menyebabkan bulu-bulu tampak berdiri seperti baling-baling dan menimbulkan kesan seolah-olah ayam tampak seperti helikopter.

Sindrom kekerdilan ini dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori runting (penularan ayam ke ayam) dengan kasus <5% dari populasi. Sedangkan kategori stunting angkanya bisa mencapai 50% (dalam kisaran 5-50%) dari populasi. Jika dalam kasus stunting ditemukan bobot badan ayam sangat jauh dari standar karena ayam kerdil sejak menetas, maka lebih baik lakukan panen dini seluruh ayam. Sedangkan, pada kasus runting syndrome secara umum dikaitkan dengan manajemen pemeliharaan. Pada peternakan dengan manajemen yang baik, biasanya persentase kasus runting relatif kecil.

Apabila kasus kekerdilan masih masuk dikategori runting, segera lakukan seleksi (culling) dan afkir ayam-ayam yang terlihat kerdil, terutama yang bobotnya berada 40% dibawah standar. Sedangkan ayam kerdil dengan bobot badan yang tidak terlalu jauh kurang dari standar, bisa dipisahkan kemudian diberi perlakuan khusus, diantaranya:

  • Pemberian premiks yang mengandung multivitamin, asam amino dan mineral (Mix Plus atau Top Mix) untuk memacu pertumbuhan yang optimal hingga bobot badan mencapai 1-1,2 kg dan ayam layak dipanen .

  • Pemberian antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder (Amoxitin, Neo Meditril atau Collimezyn).

  • Pemberian multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu pertumbuhan ayam (Neobro, Broiler Vita atau Fortevit).

  • Sanitasi dan desinfeksi kandang secara rutin (Antisep atau Formades saat kandang kosong).


Info Medion Edisi Agustus 2017

Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

Ayam Kerdil
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin