Suplementasi untuk Permasalahan Produksi Telur

Daftar isi

Kendala dalam pemeliharaan ayam petelur sering dihadapi oleh peternak yang menyebabkan produksi telur tidak optimal. Keberhasilan dalam pemeliharaan ayam petelur secara umum dipengaruhi 3 faktor antara lain kualitas bibit, kualitas dan kuantitas pakan, serta manajemen pemeliharaan. Apabila salah satu faktor tersebut terdapat kendala maka akan terjadi permasalahan produksi telur. Target performa ayam petelur yang utama yaitu produksi telur baik secara kuantitas yaitu egg mass, hen day, persistensi yang lama serta kualitas telur yaitu warna kerabang, tebal kerabang, kekuatan kerabang serta warna kuning telur, dll. Produksi telur yang optimal menjadi penentu besarnya keuntungan dalam pemeliharaan ayam petelur.

SUP 1 e1746149067435
Pemeliharaan Ayam Petelur Close House

Berbagai tantangan dalam keberhasilan pemeliharaan ayam petelur perlu diwaspadai oleh peternak. Salah satunya adanya variasi kualitas bahan pakan dan pakan, yang menyebabkan performa ayam tidak optimal. Tercapainya target performa berdasarkan management guide Hyline Brown Max menunjukkan adanya korelasi antara kebutuhan nutrien yang sesuai dengan tercapainya konsumsi pakan, berat badan, berat telur serta produksi telur. Sehingga, pakan yang berkualitas perlu didukung kualitas bahan baku yang baik dan susunan formulasi pakan yang tepat agar tercapai target performa yang diinginkan.

SUP2
Grafik pola konsumsi pakan, produksi telur, berat badan dan berat telur

Permasalahan Produksi Telur

Permasalahan produksi telur yang ditemui yaitu terjadi penurunan kuantitas dan kualitas telur, baik disebabkan oleh faktor infeksius (penyakit) dan non infeksius (pakan, kualitas pullet serta manajemen pemeliharaan). Pada artikel ini akan dibahas dari sisi faktor non infeksius terutama pakan. Pakan berperan penting dalam mengawal tercapainya target performa ayam petelur. Poin penting dalam pakan yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan nutrien pakan sesuai fase serta tercapainya target konsumsi pakan sesuai standar.

Tercukupinya kebutuhan nutrien pakan berkaitan erat dengan matriks nutrien yang terkandung dalam bahan baku pakan yang digunakan dalam susunan formulasi pakan. Adanya variasi kualitas bahan baku yang tidak stabil dapat mengubah matriks nutrien dalam formulasi, yang menyebabkan kebutuhan nutrien tidak terpenuhi. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya permasalahan produksi telur dari segi kuantitas antara lain rendahnya berat telur, persistensi puncak produksi pendek, hen day yang berfluktuasi, dll. Sedangkan dari segi kualitas telur dapat mengalami perubahahan kualitas kerabang seperti mudah retak, warna pucat, dll.

SUP3 e1746149580729
Berat telur rendah

Tidak tercapainya standar konsumsi pakan terutama menjelang bertelur (pre-layer) sering ditemui di lapangan. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya konsumsi pakan antara lain kualitas pakan buruk, manajemen pemberian pakan tidak tepat contohnya teknik pergantian pakan saat perubahan fase, kondisi lingkungan tidak nyaman terutama saat penyesuaian pindah kandang. Tidak tercapainya konsumsi pakan menyebabkan kuantitas dan kualitas nutrien pakan tidak sesuai maka pertumbuhan bobot badan tidak sesuai standar sehingga berpengaruh pada organ reproduksi yang tidak support untuk bertelur. Selain itu, bobot badan badan yang dibawah standar menyebabkan ukuran telur mengecil dan produksi telur turun. Di sisi lain, kelebihan konsumsi pakan juga menyebabkan permasalahan, seperti berat badan yang over dapat memicu perlemakan yang berlebih. Konsumsi pakan yang tidak tercapai dapat menimbulkan kasus defisiensi nutrisi yang menyebabkan perubahan kualitas kerabang antara lain warna kerabang pucat, kerabang retak, kerabang kasar, kerabang lunak, dll.

SUP4
Kerabang normal
SUP5
Kerabang pucat
SUP6
Kerabang retak
SUP7
Tanpa kerabang
SUP8
Kerabang Kasar

Selain pakan, faktor yang menyebabkan permasalahan produksi telur dari kualitas pullet yang buruk antara lain bobot badan kurang dari standar, keseragaman rendah, pertumbuhan kerangka tidak optimal. Hal ini dapat menyebabkan awal produksi mundur, umur produksi tidak seragam, ukuran telur tidak seragam dan produksi rendah. Sedangkan faktor manajemen pemeliharaan antara lain pencahayaan, kepadatan kandang, suhu, kelembapan yang menimbulkan ayam setress sehingga produksi telur terganggu.

Solusi dan Pencegahan

a. Pakan berkualitas

Pakan yang berkualitas adalah pakan yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam sehingga menghasilkan performa yang optimal. Pakan yang berkualitas berasal dari bahan baku yang berkualitas. Suplementasi premix berperan sebagai back up memenuhi kebutuhan nutrisi mikro terutama ketika mendapatkan bahan baku yang di bawah standar akibat variasi bahan baku. Komposisi premix terdiri dari feed supplement berupa berbagai mineral, vitamin dan asam amino. Selain itu, terdapat feed additive berupa alternatif penggganti Antibiotic Growth Promotor (AGP), enzim, toxin binder, dll. Penggunaan premix dapat disesuaikan berdasarkan jenis pakan yang digunakan sehingga komposisi dan dosis premix dapat sesuai kebutuhan. Contohnya untuk pakan jadi dan konsentrat dapat menggunakan Mix Plus LLK13A sedangkan untuk pakan selfmixing dapat menggunakan Mix Plus LLM3A, yang berfungsi untuk mengoptimalkan produksi telur, berat telur dan feed conversion ration (FCR). Selain itu, kombinasi dengan premix lainnya yang mengandung mineral mikro seperti Endomix dapat membantu mengoptimalkan kualitas kerabang telur terutama warna kerabang.

SUP9
Kombinasi Suplementasi Mix Plus LLM3A dan Endomix,
mengoptimalkan produksi telur dan kualitas kerabang telur
SUP10
Kerabang telur ayam umur 79 minggu
menggunakan Mix Plus LLM3A + Endomix

Pakan berkualitas senantiasa disertai dengan manajemen pemberian pakan yang baik. Manajemen pemberian pakan yang baik bertujuan agar target konsumsi pakan tercapai, sehingga kebutuhan nutrien tercukupi secara optimal. Suplementasi untuk mengoptimalkan produksi telur juga dapat dilakukan melalui air minum contohnya Eggstima yaitu herbal dengan beragam manfaat untuk membantu meningkatkan produksi telur, berat telur dan menebalkan kerabang telur.

b. Cek kondisi pullet

Kondisi pullet yang berkualitas mendukung tercapainya produksi telur yang optimal. Ciri pullet yang berkualitas antara lain keseragamannya lebih dari 85% yaitu berat badan, kerangka (frame size), dan dewasa kelamin (sexual maturity). Selain itu, perlu dilakukan monitoring menjaga kondisi ayam optimal sampai puncak produksi. Monitoring yang dilakukan antara lain konsumsi pakan sesuai standar, berat badan dan keseragaman terjaga.

c. Managemen pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan merupakan seni dalam pemeliharaan ayam petelur untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal. Ketika kondisi pakan sudah berkualitas dan kualitas ayam baik, namun tidak diimbangi manajemen pemberian pakan yang tepat, sehingga konsumsi pakan tidak tercapai secara optimal. Hal ini menjadi salah satu penyebab permasalahan produksi telur. Oleh karena itu, penting memperhatikan faktor manajemen pemeliharaan mulai dari manajemen pemberian pakan, kepadatan kandang, pencahayaan, dll.

Dari bahasan di atas bisa disimpulkan bahwa untuk mencegah dan mengatasi permasalahan produksi telur, salah satunya dapat dilakukan suplementasi melalui pakan berupa premix sebagai back up nutrien dan atau melalui air minum berupa suplemen herbal. Selain itu, perlu senantiasa diimbangi dengan kualitas ayam dan manajemen pemeliharan yang baik. Semoga bermanfaat.

Artikel Terpopuler

Bagikan Berita:
Berlangganan sekarang

Update informasi terkini seputar peternakan dan hewan kesayangan.

Artikel Terkait

Cari Informasi yang Anda Butuhkan