Ransum merupakan komponen utama dalam pemeliharaan ayam petelur. Biaya ransum merupakan yang terbesar dari komponen biaya untuk menghasilkan sebutir telur. Ransum dengan kualitas yang baik, yaitu sesuai dengan kebutuhan ayam, akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian performa yang optimal.

Jenis ransum yang digunakan oleh peternak ayam petelur antara lain adalah ransum jadi, ransum konsentrat dan ransum self mixing (membuat ransum sendiri). Ransum self mixing sudah banyak digunakan oleh peternak, terlebih lagi peternak yang fokus pada produktivitas dan daya saing. Ransum self mixing biasanya memiliki harga yang paling murah dibandingkan ransum konsentrat maupun ransum jadi, meskipun sesekali waktu harganya bisa lebih mahal dikarenakan harga bahan baku yang meningkat. Namun, dari segi kualitas ransum biasanya akan lebih tinggi spesifikasi kandungan nutrisinya. Hal ini dilakukan sebagai back up atau safety margin atas bahan baku ransum yang digunakan oleh peternak. Selain itu, ransum self mixing lebih fleksibel atau lebih mudah disesuaikan dengan kondisi ayam. Terutama dari tingkat feed intake (konsumsi ransum), variasi bahan baku ransum dan tingkat produksi ayam.

Saat ayam petelur memasuki masa awal produksi, biasanya tingkat konsumsi ransum sulit mencapai standar (di bawah standar, red). Salah satu solusi agar asupan nutrisi ransum bisa memenuhi kebutuhan ayam untuk memproduksi telur adalah dengan melakukan perubahan formulasi ransum, yaitu meningkatkan kepadatan nutrisi. Jika dengan target feed intake 110 g/ekor/hari ayam membutuhkan ransum dengan kadar protein asar 17,7% (ISA Brown fase produksi, 2021), namun ketika konsumsi ransum hanya tercapai 105 g/ekor/hari maka kita bisa merubah kadar protein kasar menjadi 18,54%. Dengan meningkatkan kadar protein kasar menjadi 18,54% maka ayam petelur ini akan mendapatkan asupan nutrisi yang sama dengan yang mengonsumsi ransum sebanyak 110 g/ekor/hari. Dan hal ini menjadi lebih mudah dilakukan dan diterapkan jika menggunakan ransum self mixing. Perhitungan di atas jika dibuat rumusan tercantum di bawah ini :

Formulasi Ransum Self Mixing

Bahan baku ransum yang digunakan untuk self mixing antara lain jagung, bekatul, bungkil kacang kedelai (soybean meal, red), tepung daging dan tulang (meat bone meal, red), tepung batu, grit batu, monocalcium phosphate (MCP)/dicalcium phosphate (DCP), garam, sodium bicarbonate dan premix.

  • Formulasi Ayam Petelur Starter

Formulasi ransum self mixing untuk ayam petelur fase starter masih belum begitu banyak yang mengaplikasikan. Meskipun sudah mulai beberapa peternak yang sudah self mixing mulai dari umur 1 atau 10 hari. Saat kita melakukan formulasi ransum ayam petelur fase starter perlu memperhatikan tingkat kecernaan nutrisi. Hal ini dikarenakan metabolisme tubuh ayam petelur fase starter belum sempurna. Penggunaan enzim harus diperkuat sehingga ayam mampu mencerna bahan baku secara optimal.

Rata-rata peternak masih menggunakan ransum jadi dari pabrikan, dalam bentuk crumble atau fine crumble. Ransum dari pabrikan ini bisa dikatakan ransum yang sudah diproses atau dimasak (dipanaskan saat tahapan conditioning). Proses ini bisa meningkatkan homogenitas ransum, tekstur ransum yang seragam dan meningkatkan kecernaan ransum.

Saat menggunakan ransum jadi dari pabrikan, perlu kita pantau stabilitas kualitas fisiknya, mulai dari tekstur, warna, bau dan jika diperlukan bisa dilakukan pengujian kimia, melalui MediLab. Saat performa pencapaian berat badan ayam petelur fase starter ini tidak tercapai, maka segera evaluasi pencapaian feed intake hariannya. Cek juga status kesehatan, terutama penyakit yang mengganggu saluran pencernaan, seperti koksidiosis, necrotic enteritis, colibacillosis, dll. Perlu sekiranya ditambahkan premix, seperti Mix Plus LGM13A atau Mix Plus LGM123A dengan dosis 1-5 kg/ton.

  • Formulasi Ayam Petelur Grower

Ayam petelur umur 5 minggu sudah bisa diberikan ransum self mixing. Ransum ayam petelur fase grower dibagi menjadi 2, yaitu ransum grower 1 yang diberikan mulai umur 5-10 minggu dan ransum grower 2 yang diberikan pada 11-16 minggu.

  • Formulasi Ayam Petelur Pre-Layer Tabel 3. Contoh Formulasi Ransum Pre-Layer

Ransum ayam petelur pre-layer ini bisa diformulasikan secara khusus, atau menggunakan pencampuran antara ransum grower 2 dengan ransum ayam petelur produksi. Ransum pre-layer ini berfungsi untuk mentransisikan ransum grower ke layer. Dimana kadar kalsium ransum pre-layer ini berkisar 2%. Pemberian ransum pre-layer ini adalah 16-18 minggu.

  • Formulasi Ayam Petelur Layer

Contoh formulasi ransum ayam petelur layer (masa produksi), feed intake 115 g/ekor/hari dengan premix Mix Plus LLM3A/Mix Plus LLM3B dengan bahan baku yang lengkap. Formulasi ransum ayam petelur fase layer disesuaikan dengan target feed intake-nya. Selain itu, formulasi ransum untuk ayam petelur muda dan tua (>50 minggu) sebaiknya dibedakan.

Formulasi ransum ayam petelur self mixing di atas adalah contoh formulasi yang sudah diaplikasikan oleh peternak. Formulasi ini bisa diubah sesuai dengan kondisi masing-masing peternak. Formulasi ini diolah menggunakan “Brill Formulation Software” yang menerapkan least cost formulation (formulasi dengan biaya termurah). Seluruh data nutrisi bahan baku dalam sajian tabel berdasarkan berbagai sumber. Mari kita optimalkan kualitas ransum sehingga mampu menghasilkan performa ayam petelur yang baik dengan biaya yang efisien. Harapannya peternak mampu meningkatkan daya saing dan semakin keuntungan sehingga bisa berkembang dan bertumbuh bersama Medion. Sukses selalu.

Formulasi Ransum Ayam Petelur
Tagged on:         

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin