Bapak Muhammad Wahid

Email: wakedn87@gmail.com

 

Saya memiliki peternakan puyuh. Pada minggu-minggu awal produksi, pernah ditemukan puyuh yang mati akibat kanibalisme, bagaimana solusi untuk mencegah hal tersebut? Terlebih lagi saya sudah melakukan pengurangan intensitas cahaya, penambahan jumlah pakan, dan penyesuaian kepadatan kandang. Adakah produk Medion yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut?

 

 

Jawab:

Yth. Bapak Wahid, terima kasih untuk pertanyaannya. Kanibalisme merupakan sifat mematuk sesama unggas yang dipelihara dalam satu koloni. Tingkat kematian akibat kanibalisme lebih banyak terjadi saat puyuh mulai bertelur (umur 6 minggu). Puyuh biasanya sering mematuk puyuh lain atau bahkan telurnya sendiri.

Secara umum kanibalisme disebabkan dua hal yaitu pengaruh dari sifat puyuh sendiri (genotip) dan pengaruh dari lingkungan (pakan, suhu, rangsangan puyuh lain). Sifat kanibal yang sudah ada pada puyuh akan timbul apabila faktor lingkungan mendukungnya, contohnya dengan ukuran paruh anak puyuh yang relatif kecil maka ransum yang paling cocok diberikan ialah ransum jenis mash (tepung), namun jika diberi jenis bentuk butiran atau crumble akan menyebabkan puyuh mengalami stres dan memicu timbulnya kanibalisme.

Puyuh kanibal juga dapat terangsang oleh warna merah darah. Apabila melihat puyuh lain yang terluka maka akan memicu untuk mematuk luka tersebut hingga parah. Defisiensi nutrisi seperti Ca dan vitamin D yang berperan penting dalam pembentukan kerabang telur bisa menyebabkan kerabang yang dihasilkan tipis dan lembek sehingga mudah retak serta akhirnya merangsang puyuh untuk mematuki telurnya.

Dari segi manajemen seperti kepadatan dan suhu tinggi, jumlah pakan dan air minum yang kurang, serta waktu pemberian pakan yang terlambat juga akan memicu kanibalisme pada puyuh. Jadi sebaiknya mengeliminir faktor-faktor tersebut seperti mengatur kepadatan kandang, memberikan ransum dan air minum sesuai kebutuhan nutrisi serta menyesuaikan kenyamanan puyuh terhadap lingkungan. Dalam upaya pengurangan intensitas cahaya yang mengenai mata puyuh juga dapat dibantu dengan pemasangan paranet di bagian arah datangnya cahaya.

Karena Bapak telah melakukannya dan masih dirasa kurang, dapat juga dilakukan program potong paruh pada awal pemeliharaan sebagai pilihan terakhir mengingat tindakan ini belum lazim dilakukan di kalangan peternak puyuh. Pemotongan ini dapat dilakukan pada puyuh umur 21-24 hari atau masa grower dengan pertimbangan mudah dipegang, sudah mengenal ransum dan air minum cukup lama. Pemotongan paruh kurang lebih 10% pada paruh bawah dan 8% pada paruh atas. Dengan teknik dan penanganan yang tepat, akan didapatkan paruh yang tumpul dan tidak tumbuh kembali.

Sebelum melakukan potong paruh, pastikan puyuh dalam kondisi sehat. Untuk mengurangi stres akibat potong paruh, sebaiknya anak puyuh diberi vitamin melalui air minum. Pemberian vitamin dilakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu sehari sebelum pemotongan, hari saat pemotongan, dan sehari setelah pemotongan. Selanjutnya harus dilakukan pengecekan terhadap kondisi anak puyuh setelah pemotongan paruh.

Kualitas maupun kuantitas ransum harus diberikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi tiap fase pemeliharaan puyuh. Anak puyuh umur 1-10 hari sebaiknya diberikan dalam bentuk mash agar mudah dimakan. Setelah berumur lebih dari sepuluh hari, anak puyuh dapat diberi pakan berbentuk butiran halus. Selain ransum, yang tak kalah penting diperhatikan yaitu air minum harus diberikan sesuai kebutuhan. Jaga kualitas air dan lakukan desinfeksi air minum secara rutin menggunakan Desinsep.

Apabila ditemukan puyuh yang masih hidup dan terluka akibat dipatuk dapat diobati dengan menggunakan CIL atau Anti Pick atau Neo Antisep yang dioleskan pada luka tersebut. Berikan Puyuh Vitanak untuk mengatasi stres dan membantu pertumbuhan anak puyuh. Selain itu, saat puyuh telah memasuki masa produksi dapat diberikan Puyuh Medi Egg atau Egg Stimulant.

Namun yang perlu diingat, pemberian multivitamin pada puyuh sebaiknya sesuai dengan kebutuhan. Pemberian vitamin yang berlebihan akan menyebabkan tingkat keagresifan puyuh meningkat sehingga dapat memicu timbulnya sifat kanibal.

 


Info Medion Edisi Juni 2017

Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

 

 

 

 

Kanibalisme pada Puyuh
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin