Bapak Pujiono

Klaten – Jawa Tengah

Saya beternak ayam petelur umur 5 minggu. Beberapa feses di kandang berwarna encer dan berwarna kemerahan. Aktivitas makan dan minum ayam masih baik. Apakah ayam saya terkena berak darah dan bagaimana mengobatinya?

Jawab :

Yth. Bapak Pujiono terima kasih atas pertanyaannya. Ayam yang menunjukkan gejala klinis feses encer dan berwarna kemerahan dapat mengarah ke beberapa penyakit seperti koksidiosis atau yang sering disebut berak darah, Necrotic Enteritis (NE) maupun cacingan. Untuk mengetahui arahan penyakit yang menyerang perlu digali informasi sebanyak mungkin seperti gejala lain yang muncul maupun dari perubahan pada organ saat dilakukan bedah bangkai. Untuk mempermudah arahan penyebab penyakit, berikut gambaran perubahan yang muncul dari penyakit tersebut.

  • Koksidiosis

Gejala yang teramati seperti feses bercampur darah, jengger pucat, bulu kusam. Jika dilakukan bedah bangkai usus ayam mengalami penebalan dinding dan terdapat bintik-bintik merah yang menandakan peradangan usus serta isi usus berwarna kemerahan. Terkadang dapat ditemukan pula usus buntu membesar berwarna merah tua dan jika dibuka isi usus nampak kental, berlendir dengan sedikit perdarahan, atau coklat kental bercampur darah.

  • Necrotic Enteritis (NE)

Gejala yang teramati diare berdarah, ayam lesu, mengantuk, pucat dan bulu kusam. Saat dilakukan bedah ayam, usus terlihat menggelembung berisi gas, dinding usus menjadi rapuh dan mukosa usus (permukaan dalam) tertutup oleh selaput tebal berwarna kuning atau hijau. Pada penyakit yang berlangsung lama mukosa usus terlihat kasar dan menebal seperti handuk.

  • Cacingan

Tidak semua kasus cacingan menunjukkan gejala klinis yang nyata. Hanya infeksi berat yang akan menunjukkan gejala. Gejala yang muncul seperti nafsu makan turun, pertumbuhan terhambat, bulu kasar, pucat, diare hingga berwarna kemerahan pada kasus yang berat. Saat dilakukan bedah ayam ditemukan cacing pada usus dan pada infeksi berat akan muncul bintik-bintik merah atau peradangan pada usus.

Penanganan yang bisa dilakukan ialah pengobatan yang tepat sasaran (sesuai penyebabnya). Oleh karena itu, perlu informasi sebanyak-banyaknya untuk arahan diagnosa kemudian lakukan penanganan sesuai penyebabnya.

  • Ayam yang terkena koksidiosis dapat dilakukan pengobatan dengan Antikoksi/ Coxy dengan aturan pakai 3 hari pengobatan, 2 hari tanpa pengobatan dan 3 hari pengobatan kembali. Pengobatan koksidiosis juga bisa dengan Therapy selama 5-7 hari atau Toltradex selama 2 hari. Dapat juga dengan produk herbal Fithera selama 7 hari berturut-turut. Pemberian multivitamin dapat diberikan terutama yang mengandung vitamin A dan K untuk mempercepat kesembuhan sel epitel usus yang rusak serta mengurangi perdarahan, misalnya Fortevit dan Vita Stress. Namun perlu diperhatikan untuk multivitamin yang mengandung vitamin B terutama B1, maka pemberian vitamin tersebut dilakukan setelah pengobatan selesai.
  • Pada penyakit NE tunggal pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti Amoxitin , Koleridin atau Therapy. Jika terjadi kasus komplikasi NE bersamaan dengan koksidiosis bisa diberikan Therapy. Berikan pula multivitamin terutama yang mengandung vitamin A dan K.
  • Pada penyakit cacingan pengobatan dilakukan dengan pemberian obat cacing seperti Levamid, Nemasol-K, Vermizyn atau Vermixon Sirop. Pemberian obat cacing perlu diulang 1-2 bulan kemudian.

Selain pengobatan, perlu dilakukan pula penerapan manajemen litter yang baik, membuang feses yang bercampur darah, mengatur kepadatan ayam, meminimalkan populasi lalat yang dapat berperan sebagai vektor cacingan, serta saat persiapan kandang terutama untuk kandang postal, lakukan pengapuran lantai untuk mengurangi jumlah ookista (stadium infektif penyebab koksidiosis).

Konsultasi Masalah Pencernaan Ayam
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin