Dalam perkembangan usaha peternakan ayam pedaging/broiler saat ini, penggunaan kandang tertutup (closed house) sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan cuaca yang ekstrem dan mampu mengeliminasi dampak buruk dari kondisi lingkungan di luar kandang. Disamping itu penggunaan kandang closed house dibutuhkan untuk memaksimalkan kapasitas produksi dan efisiensi kerja, juga ramah lingkungan.

Kandang closed house bisa memperbaiki sistem yang ada pada kandang terbuka (open house) terutama ketika kondisi cuaca yang tidak mendukung atau cuaca berubah drastis. Perubahan iklim (climate change) yang terjadi saat ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pengelolaan peternak ayam broiler khususnya pada kandang open house. Pada saat kondisi cuaca ekstrem, yaitu dari panas yang sangat terik kemudian tiba-tiba turun hujan atau sebaliknya, membuat suhu dan kelembapan kandang menjadi berubah drastis. Jika tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan penurunan produksi.

Dengan penerapan sistem kandang closed house maka manajemen pemeliharaan akan lebih tepat terutama terkait dengan kondisi lingkungan mikro di dalam kandang. Kondisi lingkungan mikro tersebut antara lain :

  • Kecepatan udara
  • Kelembapan kandang
  • Suhu dalam kandang

Kecepatan udara sangat berpengaruh terhadap performance ayam broiler karena dengan kecepatan udara akan segera membuang panas yang ada di dalam kandang. Berdasarkan Cobb Vantress 2021 bahwa sumber panas yang ada di dalam kandang sebagian besar bersumber dari tubuh ayam (80%), sedangkan sisanya berasal dari panas lampu, radiasi tirai kandang, atap atau plafon, dan dinding.

Kelebihan Kandang Closed House

Beberapa kelebihan dari kandang closed house adalah :

  • Meminimalisir dari pengaruh kondisi lingkungan luar kandang
  • Meningkatkan produktivitas dan performa ayam broiler
  • Mengendalikan suhu, kelembapan dan kecepatan udara
  • Meminimalkan dampak cemaran lingkungan (bau dan lalat)
  • Biosecurity lebih terjaga
  • Kesehatan lebih terjamin
  • Efisiensi lahan untuk kandang
  • Efisiensi tenaga kerja

Kondisi Lingkungan Mikro di dalam Kandang Closed House

Kondisi lingkungan mikro di dalam kandang closed house akan sangat menentukan performa dari ayam broiler. Performa ayam broiler antara lain ditentukan oleh genetik, nutrisi, dan lingkungan serta dengan penerapan manajemen yang tepat. Performa broiler akan lebih optimal dengan menerapkan kandang closed house karena beberapa parameter dari lingkungan mikro yang ada di dalam kandang bisa dikendalikan antara lain :

  • Kecepatan udara

Kecepatan udara di dalam kandang closed house bisa dikendalikan sesuai dengan target di setiap umur pemeliharaannya yaitu :

– Minggu 1 : 0,3-0,5 m/s

– Minggu 2 : 0,5-0,8 m/s

– Minggu 3 : 0,8-1,8 m/s

– Minggu 4 s/d panen : 1,8-3,2 m/s

Dengan pengaturan inlet dan outlet dalam sistem ventilasi closed house maka target kecepatan udara tersebut bisa diatur. Pengaturan kecepatan udara tersebut tentunya disesuaikan dengan dengan umur pemeliharaan ayam broiler karena disetiap umur pemeliharaan ayam broiler mempunyai batasan kecepatan udara. Jika kecepatan udara berlebih atau kurang maka akan sangat mengganggu pertumbuhan ayam broiler tersebut. Kecepatan udara yang ada di dalam kandang juga akan menentukan suhu efektif yang dirasakan oleh ayam. Kecepatan udara yang sesuai dengan target kebutuhan ayam broiler akan membantu membuat kondisi ayam nyaman dan itu terlihat dari konsumsi pakan dan konsumsi air yang sesuai dengan standar.

2. Suhu di dalam kandang closed house

Suhu yang terbaca pada termometer di kandang closed house sebenarnya berbeda dengan suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam. Suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam dinamakan suhu efektif. Suhu efektif ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ruangan (suhu yang terbaca), kelembapan udara dalam kandang, dan kecepatan aliran udara dalam kandang. Contoh tabel suhu efektif seperti pada Tabel 1.

Dalam pemeliharaan ayam broiler ternyata kebutuhan suhu tersebut berbeda di tiap umurnya. Target suhu kandang pada periode starter/brooding bisa dikendalikan dengan pengoperasian pemanas yaitu berupa pemanas ruangan (space heater) ataupun spot heater. Penggunaan pemanas ruangan (space heater) akan lebih efisien untuk kapasitas yang lebih besar karena yang dipanaskan adalah seluruh ruangan di dalam brooder. Selanjutnya untuk pengaturan suhu pada umur akhir pemeliharaan/finisher yang dibutuhkan ayam broiler adalah suhu yang lebih rendah/dingin, maka pengaturan suhu pada periode ini lebih banyak dikendalikan oleh jumlah kipas yang running atau on serta penggunaan cooling pad.

Pengaturan jumlah kipas yang on pada periode starter dan finisher tersebut berbeda karena pada periode starter lebih ditujukan untuk menyediakan kebutuhan oksigen untuk pertumbuhan anak ayam (DOC) dan mempertahankan suhu panas yang dihasilkan dari pemanas ruangan (space heater). Sedangkan pengaturan kipas pada periode finisher lebih ditujukan untuk mengejar target suhu yang dirasakan ayam (suhu efektif), sehingga kecepatan udara sangat dibutuhkan untuk membuat kondisi di dalam kandang menjadi lebih rendah suhunya.

3. Kelembapan udara

Kondisi kelembapan udara di daerah yang beriklim tropis adalah tingkat kelembapan yang cukup tinggi dan tingkat kelembapan tersebut harus mampu dikendalikan oleh sistem ventilasi closed house. Parameter kelembapan udara ini memang akan sedikit lebih sulit dikendalikan dengan sistem closed house dari pada kecepatan udara dan suhu di dalam kandang. Akan tetapi dengan pengaturan ventilasi yang tepat maka kondisi kelembapan udara dalam kandang bisa sedikit dikendalikan dan tidak semakin bertambah tinggi yang akan mengakibatkan lingkungan dalam kandang semakin panas dan suhu efektif yang dirasakan ayam akan lebih panas.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kelembapan adalah :

  • Pengaturan kecepatan udara
  • Penambahan pemanas ketika periode brooding
  • Pengaturan arah kecepatan udara yang masuk dari inlet
  • Pengaturan tirai dalam/tirai blocking periode brooding
  • Penambahan paranet/jaring di luar area inlet
  • Pengaturan cooling pad yang tepat dan tidak berlebih

Selain bisa mengendalikan lingkungan mikro di dalam kandang, closed house juga bisa memperbaiki kondisi yang mendukung terhadap peningkatan produktivitas broiler antara lain :

a. Feeder space dan water space

Karakteristik kandang closed house adalah penggunaan otomatisasi tempat makan (feeding system) dan tempat minum (watering system). Sistem otomatis tersebut diterapkan pada kandang closed house sehingga membuat kebutuhan sumber daya manusia menjadi lebih efisien. Dengan feeding system dan watering system yang otomatis maka akan lebih tepat dari segi ketersediaan dan distribusi dari pakan maupun air minum.

Feeder space dan water space harus diperhatikan karena akan menentukan jumlah feed intake dan water intake ayam broiler. Contoh penerapan feeder space untuk jenis tempat pakan automatic pan feeder adalah penentuan jumlah ayam sekitar 45-55 ekor per pan feeder, sedangkan water space untuk jenis tempat minum nipple drinker adalah 10-12 ekor per nipple.

b. Kadar amonia

Kandang closed house juga bisa mengendalikan kandungan amonia yang ada di dalam kandang. Gas amonia tersebut ternyata mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada mata dan pada saluran pernapasan ayam. Saat kita masuk ke dalam kandang dan bau amonia sudah tercium, berarti kadar amonia sudah di atas ambang batas (>5 ppm). Jika kandungan amonia ada di atas level tersebut maka gas amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa kerusakan membran mata dan pernapasan.

Kadar amonia di dalam kandang closed house tersebut bisa dikendalikan dengan cara sebagai berikut :

  • Pengaturan sirkulasi udara yang tepat
  • Pengaturan litter yang baik (lakukan pembalikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali)
  • Perhatikan kebocoran tempat minum
  • Perbaiki kualitas nutrisi ransum (agar feses tidak basah)

c. Keseragaman

Pemeliharaan ayam broiler di kandang closed house juga akan meningkatkan nilai keseragaman. Nilai keseragaman berat badan pada broiler dikatakan bagus jika nilainya >80%. Keseragaman tersebut bisa tercapai karena semakin seragamnya kondisi lingkungan mikro di dalam kandang sehingga ayam akan merasa nyaman di seluruh area dalam kandang.

Sebaran ayam di kandang closed house yang semakin menyebar rata maka akan berdampak terhadap kondisi pertumbuhan ayam broiler karena akses untuk mendapatkan pakan dan minum (feeder space dan water space) juga seragam.

Nilai keseragaman

80%

70%

60%

Keterangan

Bagus

Sedang

Buruk

d. Panen

Performa broiler pada kandang closed house akan optimal jika di akhir pemeliharaan yaitu pada saat panen dilakukan dengan tepat. Hal penting yang harus diperhatikan saat panen adalah :

  • Pilih waktu yang tepat dan tidak panas (malam hari)
  • Intensitas cahaya dikurangi (mengurangi tingkat stres)
  • Ventilasi tetap terjaga
  • Pakan dalam kondisi kosong
  • Pakan diambil 8-12 jam sebelumnya
  • Pengawasan panen yang ketat
  • Dilakukan oleh personil yang terampil
  • Line feeder dan line nipple digeser
  • Minimalkan aktivitas ayam saat panen
  • Sekat untuk kandang lebar/panjang
  • Biosecurity, mobil dan keranjang ayam (bersih dan disemprot desinfektan)

Dalam melakukan penangkapan ayam juga harus diperhatikan beberapa hal antara lain :

  • Hindari patah sayap dan kaki saat panen (faktor mekanis)
  • Tangkap dan pegang pada kedua kakinya
  • Pembatasan jumlah tangkapan (misal 3 ekor per tangan).

Untuk kandang yang lebar dan luas maka saat proses panen bisa dipasang sekat terlebih dahulu sebelum ditangkap.

e. Density

Keuntungan lain dari kandang closed house adalah lebih efisien karena, kepadatan kandang bisa mencapai ±28 kg per m², berbeda dengan kapasitas open house yang hanya 8-10 ekor per m². Dari tenaga kerja juga lebih efisien karena untuk 1 operator kandang closed house bisa menangani 10.000 ekor, sedangkan open house hanya mampu menangani 5.000-6.000 ekor.

Kepadatan ayam di kandang closed house lebih tepat dihitung berdasarkan jumlah bobot badan per meter persegi. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan dari sistem ventilasi untuk menyediakan udara segar untuk ayam dan kemampuan untuk menurunkan suhu kandang.

Performa Ayam Broiler Pada Kandang Closed House

Keberhasilan pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house bisa diperoleh dengan penerapan manajemen yang tepat. Tenaga kerja/operator kandang harus menguasai teknis produksi ayam broiler dan juga teknis pengoperasian alat.

Dengan penggunaan sistem kandang closed house, maka sumber daya manusia harus betul-betul diberi pelatihan secara berkelanjutan agar berkompeten. Jika tenaga kerja tidak kompeten dalam hal produksi dan teknis pengoperasian alat maka di saat menggunakan peralatan kandang closed house akan timbul banyak masalah di kandang.

Dengan menggunakan sistem kandang closed house maka kita bisa mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkan jumlah ayam dalam satu kandang (density). Ukuran kandang seluas 12 X 120 meter, dengan menggunakan sistem kandang closed house maka kita dapat memaksimalkan jumlah ternak ayam broiler hingga 20.000-22.000 ekor. Kemudian dalam satu tahun kita bisa melakukan panen sampai 7 kali dengan total bobot panen sekitar 42.000-46.000 kg/siklus panen.

Salah satu contoh pencapaian performa ayam broiler dengan sistem kandang closed house adalah seperti pada Tabel 2. Kandang yang digunakan pada data lapangan tersebut adalah kandang closed house dengan ukuran standar yaitu 120 x 12 x 2 meter dengan kapasitas 22.000 ekor. Ayam broiler di kandang tersebut dipelihara sampai umur panen 31 hari dengan bobot panen rata-rata 2,6 kg dan mendapatkan nilai IP 496.

Index performance (IP) adalah suatu formula yang umum digunakan untuk mengetahui performa ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh maka semakin baik prestasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan. Nilai IP menunjukkan suatu keberhasilan proses produksi ayam yang dipengaruhi oleh kematian, FCR, bobot badan, dan umur panen. Untuk menghitung nilai IP adalah sebagai berikut :

IP = (100 – %Deplesi) x Bobot panen (kg) x 100

FCR x Umur panen (hari)

IP = Indeks performance

FCR = Nilai feed conversion ratio

Kisaran

< 300

301-325

326-350

351-400

400-450

> 450

Nilai

Buruk

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

Istimewa

Untuk membuat produktivitas broiler tersebut menjadi optimal dan istimewa memang bisa dilakukan dengan pembuatan kandang closed house. Pembuatan kandang closed house sendiri memerlukan biaya yang banyak terutama pada saat awal pembangunannya, akan tetapi biaya produksi akan jauh lebih murah karena kandang closed house lebih awet dan tahan lama.

Dengan penerapan manajemen yang tepat dalam pemeliharaan ayam broiler pada kandang closed house maka akan didapatkan performa yang optimal. Performa tersebut diantaranya broiler akan tumbuh lebih cepat dan lebih efisien dalam mengkonversi pakan menjadi daging (FCR). Kandang closed house juga menjadi pilihan terbaik untuk meminimalisir tingkat stres pada ayam karena perubahan cuaca dan dapat menekan angka kematian, sehingga produktivitas ayam meningkat dan keuntungan yang didapatkan oleh peternak juga meningkat.

Demikian informasi tentang optimalisasi produksi dengan kandang broiler closed house. Semoga bermanfaat.

Optimalisasi Produksi Broiler dengan Closed House
Tagged on:         

Produk Unggulan

x
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin