Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam industri perunggasan termasuk pada usaha budidaya itik petelur. Mengapa pemberian pakan pada itik perlu dibahas? Hal ini karena pengeluaran biaya terbesar dari usaha pemeliharaan berasal dari biaya pembelian pakan, yaitu sekitar 70-85%. Jadi, jika jumlah pemberian, kualitas, serta teknik pemberian pakan tidak diperhatikan oleh peternak, maka target performa tidak akan tercapai hingga peternak bisa menderita kerugian ekonomi.

Pemberian pakan itik secara prinsip tidak boleh sembarangan. Sebagai contoh, jika kita ingin memberi pakan jagung, maka tidak boleh kita memberikan jagung yang sudah berjamur karena mengandung mikotoksin dan berbahaya bagi kesehatan itik. Nah, agar pemberian pakan itik petelur tepat dan efisien, sebaiknya pemberian pakan kita atur dan disesuaikan dengan kebutuhan itik di setiap fase-nya.

Kebutuhan Nutrisi Itik Petelur

Masa pemeliharaan itik periode starter merupakan masa paling menentukan karena keberhasilan fase tersebut akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan selanjutnya (fase produksi). Pemberian pakan pada fase starter untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu pertumbuhan dan perkembangan semua organ penting dalam tubuh itik. Selain itu juga untuk menjaga ketahanan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru atau kondisi iklim peternakan. Kandungan nutrisi pakan untuk itik petelur ini lebih fokus pada parameter protein kasar, serat kasar, kalsium, fosfor serta energi metabolisme yang disesuaikan tiap fasenya. Mengenai kebutuhan nutrisi dan jumlah konsumsi harian untuk itik petelur tercantum pada Tabel 1 dan 2.

Di lapangan saat ini formula pakan yang dipakai peternak sangat bervariasi, bergantung dari pengetahuan peternak tentang kebutuhan nutrisi itik dan tingkat ketersediaan bahan baku pakan di masing-masing daerah. Contoh bahan baku pakan sumber energi yang bisa diberikan pada itik antara lain jagung, dedak, bekatul, onggok, gaplek, nasi aking (nasi yang dikeringkan), dan menir. Sedangkan bahan pakan sumber protein contohnya bungkil kedelai, bungkil kelapa, limbah ikan, kerang, limbah kulit dan kepala udang, serta daging bekicot dan keong sawah. Bahan pakan sumber mineral bisa berupa grit batu kapur atau kulit kerang. Jika bahan baku untuk mencampur pakan sendiri cukup sulit diperoleh, maka dianjurkan untuk mempergunakan konsentrat itik yang dicampur bahan lain sebagai sumber energi dan tambahan protein hewani. Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi mikro lainnya, peternak juga perlu menambahkan premiks (Mix Plus, Top Mix, atau Mineral Feed Supplement-A) dan multivitamin (Egg Stimulant, Strong Egg atau Turbo). Selain itu, tambahkan Betterzym dalam campuran pakan konsentrat yang merupakan sediaan enzim fitase untuk membantu meningkatkan kualitas pakan yaitu dengan cara mengikat zat anti nutrisi yang ada dalam pakan sehingga kebutuhan nutrisi dapat tercapai.

Manajemen Pemberian Pakan Itik

Perlu diperhatikan bahwa ternak itik lokal mempunyai sifat mudah stres terhadap perubahan pakan yang mendadak. Oleh sebab itu, sebelum merencanakan pemeliharaan itik, peternak harus mempelajari dulu kondisi ketersediaan bahan pakan yang akan digunakan, apakah bisa terus menerus tersedia atau tidak. Bila tidak, untuk mengganti dengan formulasi pakan baru harus secara bertahap, yaitu:

  • Minggu pertama perbandingan pakan lama dan baru adalah 75% : 25%
  • Minggu ke-2 perbandingannya 50% : 50%
  • Minggu ke-3 perbandingannya 25% : 75%
  • Minggu ke-4 boleh diberi pakan baru 100%

Pakan kering biasanya diberikan dalam bentuk butiran, terutama untuk itik berumur > 1 minggu. Namun tidak sedikit itik yang kurang bisa beradaptasi dengan makanan kering, sehingga pakan basah menjadi pilihan yang sesuai dengan bentuk paruhnya. Paruh itik bentuknya pipih dan lebar memudahkan itik mengambil makanan di tempat basah. Sedangkan ayam lebih menyukai pakan berbentuk butiran karena kebiasannya mematuknya. Pada paruh itik juga terdapat lempeng saringan yang berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur. Sedangkan pakan pellet juga bisa diberikan pada itik berumur > 1 minggu. Salah satu keunggulan yaitu bisa meningkatkan efisiensi pakan karena kemungkinan sedikitnya pakan yang tercecer bila dibandingkan dengan pakan berbentuk butiran atau basah.

Pakan basah merupakan pakan kering yang ditambah air dengan perbandingan 1 : 2. Keadaan atau bentuk pakan setelah dicampur dengan air adalah pakan tersebut tidak sampai mengeluarkan air kalau kita peras (mamel=jawa). Ada sedikit catatan kalau kita menggunakan pakan basah yaitu frekuensi pemberian pakan haruslah ditingkatkan. Karena pakan bentuk basah gampang mengundang bibit penyakit terutama jamur. Selain itu, pakan basah juga mudah berbau tengik. Oleh karena itu, pemberiannya bisa sedikit demi sedikit namun langsung habis.

Contoh dari aplikasi pemberian pakan itik petelur di lapangan dilaporkan oleh Mahmudi (2001), dimana pada fase starter, itik umur 1-7 hari diberi full pakan jadi pabrikan. Kemudian itik umur 1-3 minggu diberi pakan dengan 75% campuran dedak halus, bekatul, menir, nasi aking dan ditambah 25% pakan konsentrat. Setelah itik masuk umur 4 minggu, rasio campuran dari bahan di atas bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan nutrisi itik.

Pengurangan pakan akan menimbulkan stres pada itik dan dapat berakibat turunnya nafsu makan dan kelemahan. Kekurangan nutrisi terutama vitamin dan mineral seperti vitamin A dan D karena kekurangan asupan pakan juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan daya tahan tubuh menurun. Berikut aturan lain mengenai manajemen pemberian pakan pada itik :

  • Bahan baku pakan yang digunakan tidak berjamur, tidak busuk/bau apek, dan palatable (disukai itik).
  • Sebaiknya pakan jangan kepanasan, sehingga dianjurkan pakan diberikan di dalam ruang istirahat.
  • Pemberian pakan bisa 2 kali (pukul 07.00 dan 16.00) atau 3 kali (pukul 07.00, 12.00 dan 16.00) dalam satu hari. Di antara jam pakan dua kali, biasanya diselingi dengan camilan protein hewani (tumbukan keong, kerang atau limbah udang).
  • Sediakan air minum untuk itik dalam jumlah yang tidak terbatas (adlibitum) karena apabila itik kekurangan minum, maka konsumsi pakan juga akan menurun dan akan terjadi gangguan metabolisme dalam tubuhnya.
  • Itik sangat sensitif terhadap keracunan aflatoksin yang dapat menurunkan pertumbuhan, produksi telur dan bahkan menyebabkan kematian. Berikan penambahan toxin binder (pengikat mikotoksin) seperti Freetox untuk mengikat mikotoksin dengan kuat saat di dalam saluran pencernaan, sehingga mikotoksin tidak aktif dan akhirnya keluar bersamaan dengan feses.

Demikian penjelasan singkat mengenai pakan untuk ternak itik petelur, semoga bermanfaat. Perlu diingat juga bahwa optimalnya manajemen dan program kesehatan juga merupakan beberapa faktor pendukung penting lain dalam keberhasilan usaha beternak itik. Salam.

Pakan Itik Petelur dan Manajemen Pemberiannya
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin