Bapak Pandu

Banjarmasin

 

Apakah diperbolehkan jika saya menyuntikkan vaksin emulsi bersamaan dengan antibiotik dengan cara dicampur atau dioplos?

 

Jawab:

Yth. Bapak Pandu di Banjarmasin, terima kasih atas pertanyaan yang telah dikirimkan kepada tim Info Medion. Pencampuran/ pengoplosan vaksin dengan antibiotika tidak dianjurkan karena akan mengubah pH, stabilitas, dan viskositas larutan sehingga akan menurunkan potensi vaksin. Hal ini telah dibuktikan dari hasil uji yang dilakukan tim Research and Development (R&D) Medion.

 

Berdasarkan hasil uji, vaksin killed yang dicampur dengan antibiotik mengalami perubahan pH sesaat setelah di campur dan 1 jam post pencampuran. Standar pH yang optimum untuk vaksin masuk ke dalam tubuh ayam adalah 6,8 – 7,2 sedangkan setelah dilakukan pencampuran, pH larutan tersebut mengalami perubahan menjadi 4,85 sesaat setelah di campur dan kemudian mencapai 5,58 pada 1 jam setelah pencampuran. pH yang tidak sesuai dapat mempengaruhi penyerapan serta kinerja dari vaksin.

 

Pemberian vaksin yang dicampur dengan antibiotik juga dapat menyebabkan penurunan protektivitas pada ayam. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji tantang yang dilakukan pada 3 minggu setelah vaksinasi pada ayam pedaging. Dari hasil uji menunjukkan bahwa ayam pedaging kelompok vaksin yang dicampur antibiotik mempunyai protektivitas 20%. Hal ini membuktikan bahwa pencampuran tersebut menurunkan potensi vaksin. Dari hasil trial juga menunjukkan jika mencampur antibiotik dengan vaksin dapat menurunkan efektifitas antibiotik, dari bakterisidal menjadi bakteriostatik.

 

Sebetulnya perlu kita telusur tujuan pemberian antibiotik saat vaksinasi. Apakah karena kondisi ayam sedang sakit sehingga perlu dilakukan pengobatan atau untuk mengantisipasi reaksi post vaksinasi yang yang dikhawatirkan akan terjadi.

 

Jika pemberian antibiotik karena kondisi ayam sedang sakit sehingga perlu dilakukan pengobatan, hal ini perlu ditinjau ulang. Sebetulnya salah satu syarat vaksinasi yang penting kita perhatikan adalah ayam dalam kondisi sehat. Tujuannya agar tubuh ayam, dalam hal ini organ limfoid, mampu merespon keberadaan vaksin melalui pembentukan titer antibodi yang protektif. Saat vaksin diberikan pada ayam yang sakit atau sedang terjadi outbreak bisa jadi akan memperparah kondisi ayam dan tentu saja titer antibodi yang terbentuk tidak protektif. Jika diperlukan antibiotik untuk pengobatan, dapat diberikan 3-4 hari sebelum vaksinasi terutama jika muncul gejala serangan pernapasan atau infeksi bakterial lainnya. Harapannya dengan pemberian antibiotik ini konsentrasi bibit penyakit dalam tubuh ayam menurun sehingga vaksin mampu menstimulasi pembentukan titer antibodi secara optimal.

 

Jika pemberian antibiotik bertujuan untuk mengurangi reaksi post vaksinasi, hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan karena vaksin yang digunakan adalah vaksin killed yang tidak terjadi reaksi post vaksinasi. Reaksi post vaksinasi secara wajar muncul sebagai gambaran bahwa tubuh ayam sedang merespon vaksin dengan membentuk antibodi. Namun reaksi post vaksinasi ini biasanya muncul pada vaksin aktif. Saat vaksin aktif berada dalam tubuh, virus vaksin akan bermultiplikasi (memperbanyak diri) terlebih dahulu sebelum menuju ke organ limfoid. Nah, pada saat proses multiplikasi inilah biasanya akan muncul reaksi post vaksinasi.

 

 

Pencampuran Vaksin dengan Antibiotik
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin