Masalah populasi lalat di area peternakan masih sering dikeluhkan para peternak. Terlebih saat musim penghujan akhir-akhir ini. Curah hujan yang tinggi, kelembapan kandang meningkat serta kondisi pakan yang berceceran akan meningkatkan populasi lalat di peternakan. Bahkan dapat meningkat hingga 50%.

Jenis lalat yang sering kita jumpai di peternakan antara lain lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Lucilia sp.), lalat sampah (Ophyra aenescens), lalat pejuang (soldier flies) dan lalat hitam (Simulium sp.). Lalat tersebut sering ditemukan di sekitar tempat pakan, litter, area sekitar feses, kolong kandang, selokan air, maupun bangkai ayam. Banyaknya populasi lalat tersebut tentu akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan kandang dan masyarakat sekitar.

Dampak Lalat terhadap Peternakan

  1. Sebagai vektor penyakit

    Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit seperti virus, bakteri, protozoa dan telur cacing. Vektor adalah organisme hidup yang berperan sebagai pembawa dan penyebar bibit penyakit dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu ternak ke ternak lain. Lalat dapat berperan sebagai vektor mekanis maupun vektor biologis. Sebagai vektor mekanis, lalat hanya membawa bibit penyakit tersebut dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan sebagai vektor biologis, bibit penyakit masuk ke tubuh lalat ketika lalat mengigit atau hinggap di ayam. Bibit penyakit kemudian berkembang di tubuh lalat dan menularkan ke ayam lain.                              

    Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit AI, ND, Gumboro, histomoniasis, leucocytozoonosis dan necrotic enteritis (NE). Larva dan lalat dewasa juga menjadi inang perantara bagi infeksi cacing pita (Raillietina tetragona dan R. cesticillus) pada ayam. Larva dan lalat dewasa sering kali termakan oleh ayam sehingga ayam dapat terserang cacing pita tersebut. Selain itu, lalat juga berperan sebagai vektor mekanik bagi cacing gilik (Ascaridia galli) maupun bakteri. Terlebih lagi kita tahu dan tak jarang menemukan lalat sedang hinggap di ransum ayam. Tak heran jika kasus penyakit ayam rata-rata meningkat 10% dibandingkan musim kemarau, salah satunya karena peran lingkungan yang lembap sehingga bibit penyakit meningkat dan peran lalat sebagai vektor penyakit.

  2. Pemicu stres pada ayam

    Adanya lalat di kandang secara tidak langsung akan mengganggu aktivitas ayam sehingga ayam mudah stres. Hal ini akan berakibat pada turunnya nafsu makan & asupan nutrisi berkurang. Sehingga pakan banyak tersisa dan FCR (Feed Convertion Ratio) meningkat. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada pertambahan bobot badan harian ayam terhambat.                                                                                                

  3. Mengganggu pekerja dan masyarakat sekitar kandang

    Lalat yang mewabah dapat mengganggu aktifitas dan kenyamanan warga. Penyebaran bibit dari berbagai penyakit itu hampir sama yaitu dibawa oleh lalat yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan, terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat lalu hinggap pada makanan manusia.

        

Pengendalian Lalat

Sebelum mengendalikan lalat, perlu memahami siklus hidup lalat terlebih dahulu untuk mempermudah kita dalam mengendalikannya. Dalam waktu 3-4 hari seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir sehingga populasi larva dan lalat dewasa akan cepat menjadi banyak atau sangat tinggi yang dapat mengancam peternakan.

Pengendalian lalat membutuhkan langkah pengendalian lalat yang dilakukan secara menyeluruh melalui perbaikan manajemen pemeliharaan serta penggunaan larvasida dan insektisida.

  • Kontrol manajemen

    Kontrol manajemen sangat penting untuk mengendalikan lalat, seperti membersihkan feses di peternakan minimal satu minggu sekali, menjaga kondisi alas kandang/sekam tetap kering, berhati-hati saat penggantian atau pengisian tempat minum, jangan sampai air minum tumpah, perbaiki atap yang bocor, memastikan sirkulasi udara (ventilasi) berjalan lancar agar feses cepat kering dan saluran pembuangan air berfungsi baik, jangan biarkan air menggenang.

Menjaga sanitasi kandang juga merupakan upaya untuk mengendalikan populasi lalat. Misalnya segera membersihkan ransum yang tumpah terlebih jika kondisinya basah, segera membuang telur yang oecah atau bangkai ayam yang mati dan membersihkan kandang dan peralatannya secara rutin kemudian semprot dengan desinfektan misalnya Zaldes.

  • Kontrol mekanik

    Teknik pengendalian lalat ini relatif banyak diaplikasikan dan disebut sebagai perangkap lalat. Perangkap tersebut bekerja secara elektrikal (aliran arus listrik) dan dilengkapi dengan bahan yang dapat menarik perhatian lalat untuk mendekat. Perangkap lalat seringkali diletakkan di tengah kandang.

  • Kontrol biologi

    Memang teknik ini relatif jarang diaplikasikan peternak. Namun, teknik ini terbukti cukup ampuh dalam mengendalikan populasi lalat. Selain itu, penggunaan teknik ini akan menjaga keseimbangan ekosistem kandang. Parasit lalat biasanya membunuh lalat pada saat fase larva dan pupa. Spalangia nigroaenea merupakan sejenis tawon (lebah penyengat) yang menjadi parasit bagi pupa lalat. Selain tawon, tungau (Macrochelis muscaedomesticae dan Fuscuropoda vegetans) dan kumbang (Carnicops pumilio, Gnathoncus nanus) juga merupakan “lawan” lalat.

  • Kontrol kimia

    Dilakukan dengan memberikan obat pembasmi lalat. Pemberian obat lalat bukan merupakan inti dari teknik pengendalian lalat, melainkan menjadi penyempurna dari pengendalian manajemen. Oleh karenanya, kita tidak bisa menggantungkan pembasmian lalat hanya dari pemberian obat lalat saja namun teknik pemberian obat lalat juga harus dilakukan dengan tepat.

    Pembasmian lalat atau penggunaan produk pembasmi lalat dapat diberikan berdasarkan siklus hidup lalat. Obat lalat yang bekerja membunuh fase larva dan fase dewasa.

    Pengendalian lalat penting untuk dilakukan meskipun lalat bukan penyebab penyakit, namun lalat dalam jumlah berlebihan akan menjadi penyabar penyakit. Selain itu akan memicu maslah antara peternak ayam dengan lingkungan sekitar. Peternakan ayam dituding sebagai biang munculnya banyak lalat. Lalat dewasa yang berterbangan di dalam kandang lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan telur, larva dan pupa yang sesungguhnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, pengendalian lalat sejak dini, yaitu saat stadium larva menjadi sebuah langkah yang bagus dalam membasmi keberadaan lalat.

Kiat Mengendalikan Lalat di Peternakan
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin